Rabu, 25 Mei 2016

Kisah Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad saw

Kisah Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad saw
Syofyan Hadi

Kisah Isra’ dan Mi’raj adalah salah satu peristiwa sejarah yang sangat penting dan agung dalam perjalanan risalah nabi Muhamamad saw. Sebuah perjalanan sangat jauh yang sangat sulit untuk digambarkandan niscaya lemah kemampuan akal untuk menjelaskannya, namun ia benar-benar peristiwa yang nyata dan dialami Rasulullah saw. Oleh karena itulah, Allah swt ketika memulai pembicaraan tentang perjalanan Isra’ dan mi’rajnya nabi Muhammad saw tersebut memulainya dengan ungkapan ta’ajjub (kekaguman) yaitu subhanallah (سبحان الله) “Maha Suci Allah”, karena memang ia adalah peristiwa yang ajaib dan luar biasa dan sangat sulit diterima jika hanya diukur dengan ukuran akal dan logika, seperti dalam surat al-Isra’  [17]: 1
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ ءَايَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Artinya: “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidilharam ke Al Masjidilaksa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

Isra’ dan Mi’raj sendiri terdiri dari dua kata; pertama, Isra’ yang secara harfiyah berarti perjalanan di malam hari. Dan kedua, mi’raj yang berarti anak tanga yang dipakai untuk naik. Maka mi’raj berarti perjalanan nabi Muhammad saw naik menghadap Tuhan hingga samapai batas terjauh yang bisa dicapai makhluk yaitu Sidrataul Muntaha. Sepanjang perjalanan banyak hal yang disaksikan nabi Muhammad saw sebagai bukti keagungan Allah swt dan kasih sayang-Nya kepada hambanya yang muhsin.
Memang tujuan utama dari peristiwa Isra’ dan Mi’rajnya nabi Muhammad saw adalah untuk menjemput perintah shalat lima waktu seperti yang sekarang kita kenal dan kerjakan.akan tetapi, masih ada beberapa tujuan lainnya, yaitu agar nabi Muhammad saw melihat sebagain tanda-tanda kebesaran Allah swt di alam raya ini seperti dalam ungkapan linurayahu min ayatina (لنريه من آياتهنا). Dengan perjalanan itu juga Allah swt ingin menghibur kekasihnya nabi Muhammad saw yang memang ketika itu sedang berduka karena baru saja ditinggal dua sosok yang paling dicintainya yaitu Khadijah isteri tercinta dan Abu Thalib paman yang selalu melindungi dan membela beliau sejak usia 8 tahun.  
Perjalanan isra’ dan mi’raj sendiri menurut satu riwayat terjadi pada malam 27 Rajab tahun kesepuluh kerasulan beliau. Tahun itu dalam sejarah Islam dikenal sebagai tahun duka cita (‘am al-huzni) bagi Nabi saw, karena kesedihan beliau atas wafatnya dua orang yang beliau kasihi Khadijah dan Abu Thalib sebagaimana telah disebutkan. Setelah kematian Abu Thalib nabi sering dikawal oleh paman beliau Hamzah dan Ja’far karena semakin meningkatnya perlakuan buruk yang diterima nabi saw dari kaum kafir Quraisy. Begitu juga sejak ditinggal isterinya Khadijah nabi Muhammad saw seringkali tidur di masjid al-Haram. Oleh karena itulah, perjalanan isra’ dan mi’raj ini dimulai dari masjid al-Haram. Hal itu juga memberikan pelajaran kepada kita, bahwa ketika seseorang sedang ditimpa kesulitan dan kesedihan hendakanya dia semakin mendekat ke rumah Allah karena di situlah ada ketenangan dan keamanan.
Diriwayatkan, bahwa pada malam terjadinya peristiwa isr’a dan mi’raj tersebut nabi SAW sedang tidur di masjid al-Haram diapit kedua pamannya Hamzah dan Ja’far. Malaikat Jibril dan makail datang dan mengangkat nabi kemudian beliu dibaringkan di dekat zam-zam. Malaikat Jibril kemudian membelah dada nabi Muhammad saw dan mengeluarkan hatinya. Malaikat Jibril kemudian meminta tiga bejana air zam-zam kepada Makail untuk membersihakn hati nabi Saw. Semua kotoran yang ada di hati nabi dari penyakit rohani dibuang termasuk kantong hitam (‘alaqat al-sauda’) yang merupakan rumah syaithan yang ada di hati setiap manusia juga diangkat dari hati beliau. Wajar kemudian, jika syaithan tidak kuasa menggoda dan menghadapi beliau.
Menurut sebuah riwayat disebutkan bahwa dada nabi Muhammad saw paling tidak dibersihkan sebanyak  tiga kali. Pertama, ketika beliau masih berumur sekitar empat tahun saat diasuh oleh Halimah, dimana saat beliau bermaian bersama teman satu susuan dengannya di belakang rumah, Malaikait Jibril dan Makail datang dan mengambil nabi kemudian membelah dada beliau. Kedua, saat beliau akan menerima wahyu di gua Hira’ malaikat maut juga membedah dan membersihkan dada beliau. Ketiga, saat hendak diperjalankan dalam peristiwa irsa’ dan mi’raj, kembali dada beliau dibedah dan hatinya dibersihkan di dekat Zam-Zam.
Dibedah dan dibersihkannya hati nabi Muhammad saw sebelum dibawa menghadap dan menemui Tuhan sekaligus juga memberikan pengajaran kepada kita bahwa hendaknya setiap muslim yang hendak menghadap Allah swt juga membersihkan dirinya lahir dan batinnya. Allah swt adaah Zat Yang Maha Suci, dan secara pasti yang boleh dan bisa menemui-Nya adalah sesuatu yang suci pula. Allah swt sebagai Zat Yang Maha Bersih hanya akan menerima perkara-perkara yang bersih pula. Hal itu salah satunya ditegaskan Allah swt misalnya dalam surat Fathir [35]: 10
مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْعِزَّةَ فَلِلَّهِ الْعِزَّةُ جَمِيعًا إِلَيْهِ يَصْعَدُ الْكَلِمُ الطَّيِّبُ وَالْعَمَلُ الصَّالِحُ يَرْفَعُهُ وَالَّذِينَ يَمْكُرُونَ السَّيِّئَاتِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَكْرُ أُولَئِكَ هُوَ يَبُورُ
Artinya: “Barang siapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya. Kepada-Nya lah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang shaleh dinaikkan-Nya. Dan orang-orang yang merencanakan kejahatan bagi mereka adzab yang keras, dan rencana jahat mereka akan hancur.

Setelah hati nabi Muhammad saw dicuci toga kali dengan air zam-zam, maka dimasukanlah ke dalam hati tersebut hilman (sifat santun), ilman (ilmu), yaqinan (keyakinan) dan islaman (ketundukan). Oleh karena itu, nabi Muhammad saw dalam konteks kemanusiaan merupakan manusia yang paling santun, paling mengetahui, paling yakin dan paling tunduk kepada Allah swt. Pembedaan dada nabi Muhammad saw, penyucian hatinya dari segala kotoran rohani serta dipenuhinya dada beliau dengan hilman, ilman, yaqinan dan islaman inilah yang dimaksudkan Allah swt dengan alam nasyrah laka shadrak (ألم نشرح لك صدرك) “bukankah Kami telah melapangkan dadamu untukmu” seperti dalam surat Alam Nasyrah (94:1). Setelah selesai pembersishan hati nabi Muhammad saw kembali dada beliau dijahit seperti sediakala tanpa meninggalkan bekas sedikitpun di tubuhbeliau. Sebagai penutup malaikat Jibril memberikan stempel khatam nabiyin (penutup seluruh nabi) di punggunya.
Berikutnya, Malaikat Jibril menjemput kendaraan yang akan digunakan melakukan perjalanan isra’ dan mi’raj yang bernama buraq (kilat) ke sorga. Diriwayatkan binatang yang bernama buraq tersebut ukurannya lebih besar dari keledai dan lebih kecil dari bighal (kuda). Dia memiliki dua sayap di kedua pahanya, satu langkahnya adalah sejauh capaian mata dalam memandang, jika mendaki keduaa kakinya otomatis menjadi panjang, dan ketika menurun kedua tangannya otomatis panjang sehingga kondisi punggunya selalu rata dan menjadikan penungganya sdalam kondisi tenang dan nyaman.
Nabi Muhammad saw mengendari buraq dengan didampingi Jibril di kanan dan Mikail di kiri. Mereka berjalan hingga sampai di sebuah kawasan yang memiliki Banyak pohon korma, maka Jibril menyuruh buruq berhenti dan meminta nabi Muhammad turun dan melaksanakan shalat dua rakaat. Nabi SAW pun melaksanakan shalat dua rakaat dan kemudian melanjutkan perjalanan. Jibril bertanya, “Hai Muhammad, tahukah engakau di mana engakau shalat? Nabi Muhammad saw menjawab, “Tidak, saya tidak tahu”. Jibril berkata engkau shalat tadi di tanah yang baik dan subur, kelak engkau akan pindah ke negeri itu. Ternyata nabi Muhammad saw berhenti dan shalat di Yatsrib kemudian diganti namanya dengan Madinah setelah nabi hijrah ke sana.
Tidak lama kemudian, Jibril meminta kembali buraq untuk berhenti dan menyuruh nabi Muhammad untuk turun dan melaksanakan shalat dua rakaat seperti sebelumnya. Nabi Muhammad saw pun turun dan melaksanakan shalat dua rakaat kemudian kembali meneruskan perjalanan. Di perjalanan Jibril bertanya kepada Nabi Muhammad saw apakah dia tahu di mana shalat, dan seperti sebelumnya beliau juga menjawab tidak tahu. Malaikat Jibril memberitahaukan bahwa beliau tadi berhenti dan shalat di Madyan di dekat pohon Musa as. Pohon itu adalah tempat di mana nabi Musa as duduk dan beristirahat sambil kebingungan dalam pelariannya dari Mesir hingga Allah memberikan petunjuk kepadanya di bawah Pohon tersebut, seperti diceritakan dalam surat al-Qashash [28]: 22
وَلَمَّا تَوَجَّهَ تِلْقَاءَ مَدْيَنَ قَالَ عَسَى رَبِّي أَنْ يَهْدِيَنِي سَوَاءَ السَّبِيلِ
Artinya: “Dan tatkala ia menghadap kejurusan negeri Madyan ia berdoa (lagi): "Mudah-mudahan Tuhanku memimpinku ke jalan yang benar".

Tidak lama setelah melanjutkan perjalanan, Jibril kembali memerintahkan buraq berhenti dan meminta nabi Muhammad saw kembali turun dan melaksanakan shalat dua rakaat. Dalam perjalanannya kembali jibril bertanya kepada nabi Muhammad saw tentang tempat yang dia berhenti dan melaksanakan shalat. Nabi Muhammad saw kembali menjawab bahwa beliau tidak tahu tempatnya dan jibril memberitahukan bahwa beliau tadi berhenti dan shalat di bukit Thur Sina tempat Musa pernah bermunjat dan berbicara dengan Allah swt.
Tdiak berapa lama berjalan, kembali Jibril menyruh nabi turun dan shalat dua rakaat. Sama seperti sebelumnya, setelah selesai dan melanjutkan perjalanan pertanyaan yang sam diajukan Jibril dan jawaban yang sama juga disampaikan nabi, yaitu beliau tidak tahu tempat tadi berhenti dan melaksanaakan shalat. Jibril kembali memberitahu bahwa tempat tdai beliau berhenti dan shalat adalah Baitul Lahmi tempat nabi Isa as dilahirkan ibunya Maryam. Barangkali, inilah yang menjadi salah satu dalil yang digunakan sebagian ulama yang menganjurkan untuk shalat dua rakaat ketika memasuki tempat-tempat yang suci.   
Setelah itu, di dalam perjalannnya nabi Muhammad saw melihat kumpulan api dari kejauhan seperi obor. Nabi bertanya kepada Jibril, “Hai Jibril, apakah api itu?” Jibril menjawab, “Itu adalah Jin Ifrit yaang suka mengganggu manusia. Mari aku ajarkan engkau kalimat yang bisa memadamkan api itu.
أَعُوْذُ بِوَجْهَ اللهِ الْكَرِيْمِ بِكَلِمِاتِ اللهِ التَّمَّاتِ مِنْ شَرِّ مِا يِنْزِلُ مِنَ السَّمَاءِ وَمِنْ شَرِّ مَا يَعْرُجُ فِيْهَا وَمِنْ شَرِّ مَا ذَرَأَ فِى الْأَرْضِ وَمِنْ شَرّ مَا يَخْرُجُ مِنْهَا.
Ketika Nabi saw selesai membaca doa tersebut, tiba-tiba beliau melihat semua api menjadi padam.
Kemudian, nabi lewat sekelompok orang yang sedang menanam padi. Begitu selesai ditanam, ternyata padi yang dibelakang bereka sudah siap untuk dipanen. Merekapun mulai memanen dan sebelum sampai ke ujung padi yang tadi mereka panen sudah tumbuh kembali dan siap untuk di panen, begitu seterunsya sehingga mereka tidak berhenti memanennya. Nabi Muhammad saw bertanya kepada Jibril tentang mereka. Jibril menjwab, “itu adalah perumpamaan umat engkau yang bebbuat baik di mana pahalaanya dilipatgandakan oleh Allah swt hingga mencapai tujuh ratus kali lipat.
Setelah itu, tiba-tiba nabi Muhammad saw mencium aroma yang wangi yang seakan beliau tidak pernah mencium aroma yang sewangi ini. Beliau bertanya kepada Jibril dari masa aroma wangi itu berasal. Jibril menjawab bahwa aroma wangi itu berasal dari kuburan Masyitah binti Fir’aun (Wanita tukang sisir rambut puteri Fir’aun) dan keluarganya.
Di kisahkan, bahwa ketika Fir’aun berkuasa yang mengaku diri sebgai Tuhan dan menyuurh rakyatanya untuk menyembah dirinya, terdapat seorang wanita yang bertugas menysir rambut anak Fir’aun yang tidak mau menerima ketuhahan Fir’aun. Dia bersama suaminya tetap beriman kepada Allah swt sebagai satu-satunya Tuhan yang wajib disembah.
Suatu ketika, saat Masyithah menyisir rambut puteri Fir’aun tiba-tiba sisirnya jatuh. Masyitah berkata, “bismillahi, ta’isa Fir’aun (demi Allah, celakalah Fir’aun). Anak Fir’aun kemudian mendengar ucapan Masyithah dan dia bertanya, “Apakah ada Tuhan selain ayah saya?. Masyitah menjawab, “Ya, Tuhan saya dan Tuhan ayahmu adalah Allah.” Anak Fir’aun kembalai berkata, Bolehkan hal ini saya sampaikan kepada ayah saya?. Masyitah menjawab, “Silahkan, engkau boleh menyampaikannya kepada ayahmu”.
Anak Fir’aunpun bergegas menemui ayahnya dan menyampaikan apa yang dia dengar dari Masyithah. Fir’aunpun memanggil Masyitah dan mengajukan pertanyaan seperti yang diajukan anakanya. Seperti jawabannya kepada anak Fir’aun, Masyitah kembali menegaskan ucapan kepada Fir’aun bahwa Tuhannya dan juga Tuhan Fir’aun bahkan Tuhan semua alam hanyalah Allah swt tidak ada yang lain termasuk Fir’aun. Fir’aun pun murka dan memaksa Masyithah untuk menarik ucapannya serta memberikan pengakuan akan ketuhanan dirinya. Jika Masyitah tidak bersedia maka dia berserta suami dan anak-anaknya akan direbus dalam kuali besar. Masyitah ternyata tidak bergeming dengan keyakinanannya, hingga Fir’aun memerintahkana semua pasukannya untuk segera mengumpukan kayu bakar dan membut tungku serta mencari kuali besar.
Masyitah dan keluarganya kemudian diserat dihadapan banyak orang dan siap untuk direbus satu persatu, kecuali kalau dia mau dan bersedia menraik ucapaannya dan mengubah keyakinannya. Giliran pertanya yang dibawa ke dekat kuali besar adalah suaminya. Masyitah kembali diminta untuk menarik ucapannya, akan tetapi dia menolak hingga suaminyapun dimasukan ke dalam kuali dengan air yang mendidih. Giliran kedua adalah anak sulungnya yang karena keteguhan Masyitah atas keyakinannya juga menyusul bapaknya ke dalam kuali besar. Gilaran terakhir adalah Masyitah bersama anaknya yang masih bayi dan berada di pangkuannya. Ketika, hendak melompat ke dalam kuali mendidih itu tiba-tiba timbul rasa ibanya kepada bayinya hingga diapun mulai ragu untuk masuk ke dalam kuali tersebut. Melihat Masyitah yang sedikti ragu, maka nakanaya yang masih bayi tiba-tiba berkata, “Wahai Ibu, janganlah engakau ragu karena engakau berada di jalan yang benar”. Maka Masyitahpun masuk ke dalam kuali mendidih tersebbut dan menginggal bersama suami dan anak-anaknya. Akan tetapi, sebelum masuk ke dalam kuali tersebut, Masyitah meminta kepada Fir’aun agar nanti jasad mereka di tanam dalam satu kuburan. Maka, aroma harum yang engkau cium ini berasal dari kuburuan Masyithah dan keluargnya itu, begitu tutup Jibril menceritakan kepada Nabi Muhammad saw.
Di dalam beberapa sumber juga disebutkan bahwa selain bayi Maryam yang bisa berbicara sewaktu dalam ayunan, masih terdapat tiga bayi lainnya yang juga berbicata saat dalam ayunan. Mereka adalah bayi yang menajdi sakasi atas nabi Yusuf dan Zalikhah, bayi yang menjadi saksi atas Juraij seorang abid pada masa Bani Israel yang dituduh berbuat sesonoh serta bayi Maryam yaitu Nabi Isa as yang berbicara seaktu dalam gendongan ibunya untuk membela ibunya dari tuduhan kaumnya.
Tidak berepa lama kemudian, nabi Muhammad saw lewat sekelompok orang yang sedang memukul-mukul kepala mereka dengan bau hingga berdarah. Bahkan ketika kepala mereka pecah diganti lagi dengan kepada yang baru untuk kembali mereka pukul. Menyaksikan perkarah aneh tersebut, Nabi Muhammad saw bertanya kepada jibril tentang mereka. Jibril menjawab, “mereka adalah uamtmu yang merasa berat kepala mereka mengerjakan shalat yang diwajibkan atas mereka.
Kemudian nabi melwati sekelompok orang yang disumbat qubul dan dubur yang membuat perutnya terus membengkak hingga sebesar unta. Mereka turus makan buah yang berduri dan batu dai api. Melihat kejidian itu, nabi Muhammad saw bertanya kepada Jibril tentang mereka, dan Jibril menjawab bahwa mereka adalah umatmu yang tidak mau mengeluarkan shadaqah harta mereka. Mereka hanya memikirkan bagaaiman unang masuk ke dalam kantong mereka setiap hari tanapa mau membaginya dengan orang lain. Mereka hanya berusaha untuk menajikan jumlah rekeningnya setiap saat terus membengkak, namun tidak pernah mau mengeluarkan sebagian untuk dibagaikan kepada yang berhak. Sikap mereka, seperti seorang yang hanya berusaha mengisi perutnya dan menyumbat jalan keluar kotoran mereka hingga mendatangkan penyakit dan bahaya kepada mereka sendiri.
Kemudian nabi Muhammad saw lewat di hadapan suatu kaum yang di depan mereka terdapat daging yang baik dan dimasak dengan bumbu yang enak dan wangi. Di samping mereka juga ada daging yang tidak dimasak, busuk dan bau serta penuh ulat. Namun, anehnya mereka tetap memilih daging mentah, bsuk dan penug ulat tersebut. Nabipun bertanya kepada Jibril tentang mereka, dan Jibril menjawab, “Mereka adalah umatmu yang di sampingnya ada isteri hal dan baik. Namun mereka lebih suka mencari perempuan yang haram untuk menunaikan hajatnya dan bermalam bersama mereka. Begitupun sebaliknya, seorang wanita yang terdapat suaminya yang sah dan halal, namun dia masih mencari laki-laki lain yang haram untuk tidur bersamanya.
Kemudian, nabi Muhammad saw lewat di sutau jalan di mana dipinggirnya  terdapat kayu yang tidak ada satupun oarng yang lewat dengan kayu tersebut kecuali disambaaranya hingga kainnya oarang tersebut sobek karenanya. Nabi pun bertanya kepada Jiril tentang apa yang dilihatnya dari sifat ayu tersebut, dan jibril menjuawab, “Itu adalah tamsilan (perumpamaan) umatmu yang suka menghadang di tengah jalan dan menhambat setiap orang yang lewat untuk diminta sesuatu atau bahkan merampok hingga membinasakan orang yang lewat dekat mereka. Agaknya, feneomena ini sunguh sangat marak kita lihat di banyak jalanan terutama di negera kita Indonesia. Hampir si setiap sudut jalanan terutama jalan yang rusak dan terdapat lobang, masyarakat sekitar memiliki kebiasan menghambat jalanan untuk meminta uang kepada siapa saja yang lewat dengan dalih biaya perbaikannya dengan hanya membawa satu ember pasir.  
Setelah itu, nabi Muhammad saw lewat di dekat sekelompok orang yang sedang mandi dan berenang di sungai darah sambil memakan batu. Nabi Muhammad sawpun bertanya kepada Jinril tentang mereka. Jibril menjawab bahwa mereka adalah umat engkau yang suka memakan harta riba. Mereka mengetahui bahwa riba itu perbuatan haram, namun mereka tetap menjalankan hidup dalam praktek riba.
Berikutnya, nabi Muhammad saw lewat di depan seorang laki-laki yang sedang mengumpulkan kayu bakar. Setelah terkumpul dia mengikatnya untuk kemudian dipikulnya. Karena besarnya ikatan kayu tersebut dia tidak mampu memikulnya, maka ikatan kayu itu kembali dia buka. Setelah ikatan dibuka, bukannya mengurangi beban, malah ditambah jumalh kayu dalam ikatan tersebut. Begitulah yang dia kerjakan terus menerus, yakni semakin berat ikatan kayu itu, semakin dia menambah jumlah kayu dalam ikatan tersebut. Melihat keanehan tersebut Nabi Muhammad saw bertanya kepada Jibril tentang laki-laki itu. Jibril menjawab, “Dia adalah contoh umatmu yang tidak sanggup memikul amanah dari manusia akan tetapi masih terus mencari beban amanh uantuk dipikulnya.
Selanjutnya nabi Muhammad saw bersama jibril melewati sekelompok orang yang memotong lidah dan bibirnya dengan gunting besi. Setiap kali lidah dan bibirnya putus tumbuh lagi lidah dan bibir yang baru untuk kemudian diptongnya kembali. Nabi Muhammad saw bertanya kepada Jibril tentang mereka, dan jibril menjawab, “Mereka adalah para penceramah, pengkhutbah, pemberi nasehat serta orator dari umatmu yang suka menebarkan fitnah agar muncul kegaduhan umat. Begitu juga mereka adalah para penyampai pesan kebaikan sementara mereka tidak melakukan apa yang mereka sampaikan tersebut.
Kemudian nabi Muhammad saw bersama Jibril melewati sekelompok orang yang memiliki kuku tajam dari tembaga. Dengan kuku tembaga itu mereka mencakar-cakar wajah dana dada mereka hingga sobek dan berdarah. Nabi Muhammad sawt kembali bertanya kepada Jibril tetang mereka dan Jibril menjawab bahwa mereka adalah orang yang suka memakan daging manusia, yaitu manusia yang suka mengunjing dan mencaci orang lain.
 Kemudian, nabi Muhammad saw melihat batu kecil yang keluar sesekor sapi darinya. Sesampainya di luar badan sapi membesar, ia ingin kembali masuk ke dalam batu namun tidak bisa. Melihat hal demikian Nabi Muhammad saw bertanya kepada Jibril tentang kejadian yang dia saksikan tersebbut. Malaikat Jibril menjelaskan bahwa itu adalah perumpamaan seseorang dari umatmu yang terlanjur mengatakan sesuatu perkara, kemudian dia menyesal dan ingin menarik kembali ucapannya. Namun, hal itu tidak mungkin lagi dia lakukan mengingat ucapannya tersebut telah terlanjur tersebar di tengah masyarakat. Hal ini memberikan pelajaran kepada kita bahwa sebelum lidah kita mengucapkan sesuatu maka hedaklah difikir secara matang segala dampak dan akibat yang akan ditimbulkannya.
Tidak lama kemudian, tiba-tiba nabi Muhammad mendengar panggilan seseorangdari arah kanan beliau. Laki-laki itu berkat, “Ya Muhammad, Anzhirni as’alka/wahai Muhammad tunggu sebentar, saya ingin bertanya pada engkau”. Jibril kemudian mengingatkan nabi Muhammad agar tidak menoleh dan menyahuti panggilan tersebut. Nabi Muhammad kemudian bertanya kepada Jibril tentang orang yang memanggilnya. Jibril menjawab bahwa dia adalah pengkhotbah Yahudi yang jika panggilannya engkau sahuti, niscaya umatmu akan menjadi pengikut Yahudi.
Kemudian nabi Muhammad saw mendengar kembali panggilan seorang laki-laki dari sebelah kiri beliau dengan panggilan seperti sebelumnya. Jibrilpun melarang nabi untuk menoleh dan menyahuti panggilan tersebut. Nabi kembali bertanya tentang laki-laki yang memanggil itu kepada Jibril dan Jibril menjelaskan bahwa laki-laki tersebut adalah pendakwah Nashrani yang jika engkau sahuti panggilannya niscaya umatmu akan menjadi Nashrani.
Setelah itu, nabi mendengar pula seruan yang sama namun kali ini dari berasal dari seorang wanita centik lengkap dengan gemilau perhiasan yang dipakakinya. Jibril kembali mengingatkan nabi Muhammad agar tidak tidak menoleh kepadanya. Nabi Muhammad saw bertanya kembali kepada Jibril tentang wanita cantik itu, dan Jibril menjelaskan bahwa wanaita itu adalah dunai dengan kegemerlapannya yang jika engkau sahuti panggilannya nisacaya umatmu akan cenderung kepada dunia dan kesenangannya.
Kemudian nabi Muhammad saw melihat seorang laki-laki tua yang sudah sangat rokoh dan badannya sudah mulai bungkuk. Nabi Muhammad bertanya kepada Jibril tentang laki-laki tua bangka tersebut. Jibril menjelaskan bahwa laki-laki tua itu adalah perumpamaan umur dunia, di mana tidak lagi tersisa dari umur dunia kecuali usia yang tersisa dari kehidupan laki-laki tua tersebut.
Tidak lama kemudian, sampailah nabi Muhammad saw bersama Jibril dan Mikail di masjd al-Aqsha. Nabi Muhamad saw bersama Jibril masukd dari pintu Yamani. Setelah turun di depan pintu masjid Aqsha, Jabirl mengikatkan buraq di sebuah batu tempat para nabi sebelumnya juga pernah mengikatkan buraq ini. Setelah masuk ke dalam masjid nabi Muhammad dan Jibril melaksanakan shalat dua rakaat. Setelah selesai shalat tiba-tiba nabi Muhammad saw melihat manusia sudah banyak berkumpul di dalam masjid. Nabi Muhammad saw tidak mengetahui bahwa yang berkumpul bersamanya di masjid Aqsha saat itu adalah para nabi sebelumnya. Maka, tiba-tiba azan berkumandang sehingga dan merekapun berdiri bershaf sambil menunggu siapa yang akan menjadi imam mereka. Jibril pun mengambil tangan nabi Muhammada saw dan membawanya ke depan untuk menjadi imam. Maaka nabi Muhammad saw memimpin para nabi sahlat dua rakaat.
Setelah selesai shalat dua rakaat, Jibril bertanya kepada nabi Muhammad saw, “Hai Muhammad, tahukah engkau siapa yang shlat di belakngmu?” Nabi saw menjawab, “Tidak tahu”. Jibril menjelaskana bahwa yang shlat dibelakanagnaya adalah para nabi dan rasul terdahulu. Semua nabi dan rasul itu kemudian memuji Tuhannya dengan pujian yang sangat indah. Nabi Muhammad saw berkata, “kalian semua telah memuji Tuhan kalin dengan pujian yang sangat indah, maka aku juga ingin memuji Tuhan saya dengan pujian yang indah pula. Nambu Muhammad saw kemudian berkata, “Segala Puji bagi Allah yang telah mengutusku kepada alam semesta dan kepada semua manusia, membawa kabar gembira dan peringatan, dan telah diturunkan kepadaku al-Qur’an sebagai penjelas segala sesuatu dan telah menjadikan umatku sebaik-baik umat yang pernah diciptakan, dan menjadikan umatku sebagai umat pertangahan, Dia telah melapangkan dadaku dan mengangkatkan beban beratku, mengangkat namaku menjadikanku sebagai penutup seluruh nabi”. Ketika itu nabi Ibrahim as berkata, “begitulah Allah telah melebihkanmu hai Muhammad”.
Setelah itu, nabi Muhammad saw merasa haus yang sangat dan Jibrilpun menghidangkan minuman berupa bejana yang berisi khamar dan bejana yang berisi susu. Maka nabi Muhammad saw memilih susu. Jibrilpun berkata kepadanya, “Sungguh engkau memilih sesuatu yang tepat dan sesuai fitrah yaitu susu. Jika negkau memilih khamar niscaya umatmu akan tenggelam dan mabuk dalam gelimang dosa dan maksiat dan tidak adaa yang akan mengikutimu. Satu riwayat menyebutkan bahwa minuman yang dihidangkan Jibril adalah air putih, susu dan madu. Ketika nabi memilih susu, Jibril berkata “Ya Muhammad, engkau telah memilih sesuatu yang tetapt dan sesuai fitrah.
Sampai di sini maka berakhirlah perjalanan isra’ dan akan segera dimulai perjalanan mi’raj yaitu naik ke langit untuk menemui Tuhan. Maka, didatangkanlah tangga (mi’raj) yang digunakan oleh arwah anak adam yang shalih menuju langit. Tidak ada tangga sebaik dan seindah tangga yang dipakai untuk mi’raj tersebut. Ia adalah tangga dari emas yang yang dibubuhi permata hijau dan disimpan di sorga Firdaus. Maka naiklah nabi Muhammad saw didampingi Jibril dan Mikail ke langit untuk enghadap Tuhan.
Dalam perjalanan mi’raj ini, pertama nabi sampai di pintu langit dunia atau disebut langit pertama. Di sana terdapat penjaga pintu langit pertama yang bernama Isma’il yang dibawah komandonya terdapt 70.000 malaikat dan masing-masing dari 70.000 malaikat yang langsung di bawah komando Ismail ini mereka juga memimpin 70.000 malaikat lainnya. Malaikat Isma’il ini berada di antara langit dan bumi dan dia tidak pernah turun ke bumi kecuali hanya hari diwafatkannya Rasulullah saw.
Jibril meminta malaikat penjaga pintu langit pertama tersebut untuk membuka pintu. Malaikat penjaga itu bertanya, “siapa yang mengetuk pintu langit” Jibril menjawab, “Saya Jibril”. Malaikat penjaga kembali bertanya, “Siapa yang bersamamu?”. Jibril menjawab, “Muhammad”. Malaikat penjaga kembali bertanya, “Apakah dia diutus untuk naik ke langit?”. Jibril menjawab,“Ya, dia diutus ke sini”. Maka malaikatpun membuka pintu langit pertama dan meraka menyambut nabi Muhammad saw dengan ucapan “Selamat datang, Allah swt telah memulaikannya, sebaik-baik saudara dan sebaik-baik khlaifah dan sebaik-baik tamu yang datang”.   
Setelah berada di langit pertama, nabi Muhammad saw melihat nabi Adam as nenek moyang manusia yang ketika itu nabi Muhammad saw belum tahu jika orang yang dia laiahat adalah nabi Adam as. Nabi Muahmmad saw melihat bahwa ketika itu dihadapkan kepada Adam ruh para nabi dan pengikutnya dari manusia yang beriman, maka nabi Adam berkata, “ruh yang baik dan jiwa yang baik, letakanlah ia di ‘illiyin (sorga yang tinggi). Kemudian dihadapkan pula kepadanya ruh anak-cucunya dari manusia yang kafir, maka dia berkata, “ruh yang buruk dan jiwa yang buruk jadikanlah tempatnya di sijjin (dasar neraka)”. Kemudian di sebelah kanan nabi Adam terdapat pentu yang terbuka dan terlihat hitam yang keluar dari pintu itu aroma yang wangi, dan di sebalh kiri juga terlihat pintu yang terbuka dan terlihat hitam yang mengeluarkana aroma yang busuk. Ketika nabi Adam as melihat ke sebelah kanan dia bahagia dan tersenyum, namun bila melihat ke sebelah kiri dia kecut dan bersedih.
Nabi Muhammad kemudian mengucapkan salam kepada Adam as dan Adam pun menjawab salamnya dengan berkata, “Selamat datang wahai anak yang shalih dan nabi yang shalih. Setelah itu nabi Muhammad saw bertanya kepada Jibril tentang siapa sosok yang baru dia temui. Jibril menjelaskan bahwa oarng yag baru dia temui adalah nenek moyang manusia nabi Adam. Jibril kembali melanjutkan bahwa adapun kumpulan hitam yang terlihat itu adalah anak cucunya dari manusia. pintu yang ada di sebelah kanannya adalah pntu sirga, oleh karena itulah ketika dia melihat ke sebelah kanan dia senang dan tersenyum melihat anak cucunya yang masuk sorga. Adapun pintu yang di sebelah kirinya adalah pintu neraka, oleh karena otu dia sedih dan menangis ketika melihat ke saa karena menyaksikan anak cucunya yang masuk ke dalam nereka.
Selanjutnya, nabi Muhammmad saw terus naik hingga sampai di pintu langit kedua. Sampai di pintu langit kembali malaikat Jibril meminta kepada penjaganya untuk membukakan pintu. Sebelum pintu dibukakan, kembali malaikat penjaganya bertanya sama seperti pertanyaan malaikat yang menjaga pitu langit pertama. Jibrilpun menjawab sama seperti jawaban yang diberikan kepada malaikat yang menjaga langit pertama. Setelah pintu langit kedua dibuka, kembali para malaikat penjaga menymapaikan sambutan sama seperti ucapan selamat datang yang disampaikan malaikat penjaga pintu langit pertema.
Di langit kedua ini nabi Muhamad saw bertemu dengan nabi Isa  as dan nabi Yahya as. Keduanya sangat mirip dari segi penampilan termasuk pakaian dan rambut mereka. Mereka didampingi oleh umat dan pengikut masing-masing. Nabi Muhammad saw memberikan salam dan merekapun membalas salam nabi Muhammad dengan berketa, “Selamat datang wahai saudara yang shalih dan nabi yang shalih”. Kemudian mereka mendo’akan kebaikan untuk nabi Muhammada saw.
Berikutnya, nabi Muhammad saw naik hingga sampai langit ketiga. Di pintu langit ketiga seperti sebelumnya terjadi dialog antara malaikat penjaga pintunya dan Jibril yang datang. Setelah pintu langit dibuka dan para malaikat menyambut serta menyampaikan ucapan selamat datang kepada nabi Muhammad saw, maka nabi Muhammad saw bertemu dengan nabi Yusuf as dan pengikutnya. Nabi Yusuf digambarkan memiliki separoh dari keindahan alam semesta. Akan tetapi, perlu dicatat walaupun nabi Yusuf memiliki separuh keindahan semesta, namun nabi Muhammad lebih dari nilai ketmapanan Yusuf. Bedanya, nabi Muhammad kegagahan beliau didukung oleh kewibawaan yang sangat agung sehingga setiap manusia merasa malu melihat wajah nabi Muhammad saw. Seentara, Yusuf hanya diberi kegagahan dan tidak diberikan kewibawaan sehingga banyak wanita yang ingin berlaku lancang kepada beliau. Nabi Muhammad kemudian mengucapkan salam dan Yusuf pun membalas salam nabi serta mendo’akan beliau seperti yang diucapkan nabi Isa sebelumnya.
Kemudian, nabi terus naik hingga sampai di langit keempat. Seperti sebelumnya, Jibril meminta malaikat penjaganya untuk membuka pintu dan malaikat penjagapun kembali bertanya seperti pertanyaan penjaga-penjaga pintu langit sebelumnya. Jibril pun menjawab semua pertanyaan penjaga pntu langit itu sama dengan jawaban pada penjaga sebelumnya. Pintu langit keempatpun dibuka dan nabi Muhammaad saw kembali mendapat sambutan hangat para malaikat penjaganya.
Di langit keempat ini nabi Muhammad saw bertemu dengan nabi Idris as. Seorang nabi yang terkenal sangat cerdas dan shalih yang derajatnya ditinggikan oleh Allah swt. Nabi Muhammad saw mengucapkan salam kepadanya, dan nabi Idris membalas salam nabi sama dengan salam yang disampaiakn para nabi sebelumnya.
Selanjutnya, nabi terus naik hingga sampai di langit kelima dan kembali terjadi dialog anatra Jibril dan penjganya sebelum pintu dibukakan. Setelah pintu terbuka dan para malaikat menyampaikan sambutannya, nabi Muhammad saw bertemu dengan nabi Harun as. Nabi Muhamamad saw melihat jengggot nabi Harus seperohnya putih dan separohnya hitam. Konon kisahnya, jengggot nabi Harus yang putih itu adalah akibat genggaman nabi Musa as yang kesal kepadanya karena membiarkan umatnya Bani Israel berbuat musyrik ketika nabi Harus di suurh menjaganya karena Musa harus pergi bermunajat selama empat puluh hari. Salah satunya dikisahkan Allah swt dalam surat Thaha [20]: 94
قَالَ يَبْنَؤُمَّ لَا تَأْخُذْ بِلِحْيَتِي وَلَا بِرَأْسِي إِنِّي خَشِيتُ أَنْ تَقُولَ فَرَّقْتَ بَيْنَ بَنِي إِسْرَائِيلَ وَلَمْ تَرْقُبْ قَوْلِي  
Artinya: “Harun menjawab: "Hai putra ibuku janganlah kamu pegang janggutku dan jangan (pula) kepalaku; sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan berkata (kepadaku): "Kamu telah memecah antara Bani Israel dan kamu tidak memelihara amanahku".
Setelah saling mengucapkan dan membalas salam dengana nabi Harus as sama seperti dengan para nabi sebelumnya, nabi Muhammad saw kembali naik hingga sampai langit keenam. Setelah pintu langit dibuka melalui proses seperti telah dijelaskan, nabi Muhammad saw bertemu dengan nabi Musa as bersama kaumnya. Nabi Muhammad saw melihat pengikut nabi Musa sangat banayk sehingga hampir menutupi ufuk. Kemudian Jibril berkata kepada nabi Muhammad, “Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu dan lihat ke atas”. Tiba-tiba nabi Muhammad melihat umatnya memenuhi seluruh bagian bumi dari berbagai sisinya. Jibril berkata, “begitulah jumlah umatmu yang jauh lebih banyak dari umat para nabi sebelummu. Mereka semua akan masuk sorga, di tambah lagi ada yang tidak terliaht sebanyak 70.000 orang yang masuk sorga tanpa dihisab.
Nabi Muhammad saw melihat nabi Musa dalam tampilan yang sangat kokoh dan gagah. Rambut dan bulunya lebat dan dari bajunya keluarlah bulu bdannya karena kasarnya bulu tersebut. Ini menunjukan wujud kekuatan dan kekokohan fisik nabi Musa as. Setelah saling memberikan dan menjawab salam seperti yang dilakukan dengana nabi-nabi sebelumnya, tiba-tiba nabi Musa bersedih dan menangis. Jibril bertanya kepadanya tentanag alasan kenapa dia menangis. Musa menjawab, “Betapa tidak aku akan bersedih, sebab sejak dulu manusia terutama bani Isarel mengatakan akulah manusia yang paling mulia dan baik, namun hari ini saya bertemu dengan manusia yang jauh lebih mulia dan lebih baik dari diriku. Bukan hanya itu, dia memiliki umat yang paling banyak serta paling banyak pula yang mamasuki sorga jauh lebih banyak dari umatku yang masuk sorga”.
Kemudian nabi Muhammad saw terus naik hingga sampai ke langit yang ketujuh. Setelah terjadi dialog dengan malaikat penjaganya, pintu langit dibuka dan nabi Muhammadpun disambut dengan sambutan hangat. Nabi Muhammad saw di langit ketujuh bertemu dengan nabi Ibrahim as yang sedang duduk di samping pintu sorga dengan kursi emas sambil bersandar di Baitul Makmur. Baitul Makmur adalah sebuah tempat suci di langit yang menjadi tempat tawafnya para malaikat. Setiap hari tidak kurang dari 70.000 malaikat naik kepadanya dan setiap yang naik tidak akan turun lagi sampai hari kiamat. Posisi baitul makmur itu segaris dengan hajar ka’bah di bumi yang seandainya dijatuhkan batu dari Baitul Makmur itu, niscaya akan jatuh di tengah ka’bah.  
Nabi Muhammad saw mengucapkan salam kepada nabi  Ibrahim dan Ibarhimpun menjawab salamnya dengan berekata, “Selamat datang wahai anak yang shlaih dan nabi yang shalih. Suruhlah umatmu untuk memperbanyak menanam pohon dan kebun sorga. Sebab, tanah di sorga sangat baiuk dan subur”. Nabi Muhammad saw bertanya, “apakah gerangan pohonnya yang akan ditanam?. Ibrahim menjawab, suruhlah umatmu memperbanyak membaca laa hawla wa laa quwata illa billah al-‘Aliy al-Azhim (لا حول ولاقوة إلا بالله العلي العظيم).
Nabi melihat ada dua kelompok yang satu putih bersih seperti kertas dan satu kelompok tubuhnya ada kotoran lalu kelompok kedua ini mandi sebanyk tiga kali di sungai berbeda sehingga wajah merekapun menjadi putih bersih seperti kelompok pertama. Ketika nabi Muhammad saw bertanya kepada Jibril tentang kedua kelompok tersebut, Jibril menjelaskan bahwa mereka adalah umatmu. Kelompok pertama adalah mereka yang menjaga diri dari kotiran dosa sepnajang hayatnya sehingga ketika mati mereka kembali dalam keadaan putih bersih. Sementara kelompok kedua adalah uatmu yang suka mencampurkan amal shlaih dan dosa, namun mereka suka bertaubat. Adapun ketiga sunagi itu adalah; pertama sungai rahamatullah, kedua sungai nikmatullah dan ketiga sungai saqahum rabbuhum syaraban thahuran (al-Insan [76]: 21).
Nabi kemudian melihat sebatang pohon yang dari akarnya muncul beberapa sungai; sungai air tawar, sungai susu, sungai khamar dan sungai madu (Muhammad [47]:15).
مثل الجنة التي وعد المتقون فيها أنهار من ماء غير آسن وأنهار من لبن لم يتغير طعمه وأنهار من خمر لذة للشاربين وأنهار من عسل مصفى ولهم فيها من كل الثمرات ومغفرة من ربهم كمن هو خالد في النار وسقوا ماء حميما فقطع أمعاءهم
Artinya: “(Apakah) perumpamaan (penghuni) surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tiada berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Tuhan mereka, sama dengan orang yang kekal dalam neraka dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya?

Nabi Muhammad saw kemudian diajak menyusuri sorga dengansegala keindahan kenikmatan yang tidak pernah bisa dilihat mata dan tergires di hati makhluk. Di pintu sorga di sorga nabi Muhammad saw melihat tulisan al-shadaqatu bi asyri amtsaliha wa la-qirdh bi tsamaniyata ‘Asyara (الصدقة بعشر أمثالها والقرض بثمانية عشر) “Shadaqah pahalnya sepuluh kali lpat dan meinjamkan pahalanya delapan belas kali lipat. Nabi Saw bertanya, kenapa meminjam lebih banyak pahalanya? Jibril menjawab, “seoerang yang diberi belum tentu dia butuh, namun seseorang yang dipinjamkan karena dia sangat membtuhkannya”. Nabi menyasikan sorga dengan berbagai macam buahnnya, pasirnya dari permata hijau dan tanahnya yang harum dari aroma kesturi.
Dari sorga kemudian nabi Muhammad saw diajak ke nerka untuk melihat bagaiman pula kondisi neraka dengan segala azabnya. Nabi Muhammad melihat malaikat-malaikat penjaganya yang sangat kasar dan bengis. Nabi Muhammad juga melihat sebagaian azab yang diterima manusia di dalamnya. Setelah nabi Muhammad menyampaikan salam kepada penjaga neraka dan mereka menjawabnya, maka pintu neraka kembali ditutup dan tidak dibuka kecuali ketika calon penghuninya datang untuk memasukinya setelah hari perhitungan selesai.
Jibril kemudian membawa nabi Muhammad kembali naik hingga sampai di Sidratil Muntaha. Di sidratul Mutaha inilah nabi Muhammad melihat wujud Jibril yang asli, dimana ia memilik 600 sayap dan satu sayap bisa menutupi ufuq (ujung barat dan timur bumi). Hal itu seperti dikisahkan dalam surat al-Najmi [53]:
وَلَقَدْ رَآهُ نَزْلَةً أُخْرَى (13) عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى (14)
Artinya: “Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha.

Dari Sidratul Muntaha nabi Muhammad saw kemudian menghadap Tuhan untuk menerima perintah Allah swt. Sesampaainya di Sidratul Munatha nabi Muhammad saw bersujud di hadapan Tuhan. Tuhan berfirman, Ya Muhammad! Beliau menjawab, “Labbayk”. Kemudian Allah berfirman, “mintalah, pasti akan aku beri permintaanmu”. Nabi Muhammad menjawab, “Ya Tuhan, Engkau telah menjadikan Ibrahim Khalilullah dan memberikan keadanya kekuasaan yang besar. Engkau telah menjadikan Musa Kalamullah dan Engkau telah memberikan kekuasaan yang besar kepada Daud dan menjadikan besi lunak di tangannya. Engkau telah memberikan kerajaan yang tidak pernah dimiliki manusia baik sebelum maupun sesudahnya kepada nabi Sulaiman sehingga tunduk dibwah kekuasannya binatang, manusia hingga jin. Engkau telah telah menurunkan Injil kepada nabi Isa dan menjadikannya mampu menyembuhkan penyakit sopak hingga menghidupkan orang yang telah mati. Engkau jugatelah melindungi ibu dan dirinya dari syaithan hingga ereka tidak bisa disentuh syaithan selama hidupnya”.
Allah kemudian menjawab, “jika begitu Engkau Aku jadikan Habibullah (kekasih Allah). Aku Mengutusmu untuk semua makhluk sebagai pemebri kabar gembira dan peringatan. Aku Lapangkan untuk dadamu, Aku angkatkan dari mu bebanmu, Aku tinggikan sebutanmu di mana selama kehidupan di dunia tidak akan disebut nama-Ku kecuali namu akan disebut pula bersama nam-Ku. Aku menjadikan umatmu sebaik-baik umat, saya jadikan umatmu umat yang menengah, saya tetapkan dalam setiap khutbah mereka penyebutan nanam-Ku dan nama sebagai sesutau yang wajib, Aku jadika umatmu umat yang paling lurus, hati mereka paling lembut, Aku menjadikan kamu nabi pertama yang diciptakan dan nabi terakhir yang diutus, namun kamu adalah nabi pertama yang umatnya akan diberikan keputusan akhirat. Aku memberikan kepada tsab’an min al-matsnani (al-Fathiah), dan Aku jadikan untukmu penutup surat al-Baqarah sebagai perbendaharaa Arasy yang tdiak pernah saya berikan kepada umat sebelum kamu. Aku berikan kepadamu al-Kautsar, dan delapan saham; yaitu Islam, hijrah, jihad, shadaqah, puasa ramadhan, amar maruf nahi munkar. Sejak awal penciptaan langit dan bumi saya telah menetapkan untukmu dan umatmu shlat wajib sebanyak 50 kali”.
Setelah itu, nabi turun bersama Jibril hingga melewati nabi Ibrahim di langit ke tujuh. Ketika nabi Muhammad saw melewati nabi Ibrahim, tidak ada komentar keluar dari mulut beliau. Hingga nabi Muhammad saw melewati nabi Musa as dandia bertanya tentang apa yang didapatkan nabi Muhammad saw dari Allah swt. Nabi Muhammad saw menjawab bahwa Allah swt telah mewajibkan tas dirinya dan umatnya shalat wajib sebayak 50 kali sehari. Nabi Musa as kemudian meminta nabi Muhammad untuk segera kembali kepada Tuhan unttuk meminta pengurangan karena menurut nabi Musa umat Muhammad tidak akan mampu melakukan perintah tersebut.
Nabi Muhammad saw menerima usulan nabi Musa as dan kembali naik menghadap Allah swt untuk meminta keringanan. Sesampainya di hadapan Tuhan nabi Muhammad saw meminta agar Allah swt mengurangi jumlah kewajiban shalat bagi umatnya. Dengan rahmat-Nya, Allah swt kemudian memberikan pengurangan sebanyak lima shalat sehingga tersisa emapt puluh lima kali dalam sehari dan semalam. Sesampainya di dekat nabi Musa as kembali nabi Muhammad ditanya tentang apa yang didapatkkan dari Allah swt. Nabi Muhammad menjawab bahwa dia dan umatnya diwajibkan shalat empat puluh lima kali. Nabi Musa as kembali meminta nabi Muhammad saw untuk naik menghadap Tuhan dan meminta kembali pengurangan dengan dalih bahwa umat Muhammad saw tidak akan mampu melakukannya. Nabi pun melakukan apa yang diminta nabi Musa as hingga hal yang demikian berlangsung selama sembilan kali yang mana setiap kali naik dikurangai lima shalat maka tinggallah lima kali shalat dalam sehari dan semalam.
Pada kali ke sembilan ini, Allah swt berkata, “wahai Muhammad! Shalat yang lima kali ini akan Aku nilai setara dengan lima puluh kali, karena saya menetapkan untuk umatmu bahwa satu kebaikan akan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat. Begitu juga, Aku telah menetapkan untuk umatmu bahwa siapa saja dari umatmu yang berniat berbuat baik, maka Aku telah menuliskan untuknya satu pahala. Jika kebaikan itu dilakukannya maka aku tambahkan kepadanya sepuluh kebaikan. Akan tetapi, jika umatmu berniat berbuat jahat, maka belum Aku tuliskan untuk dosa. Dan jika kejahatan itu dilakukannya, Aku masih belum menuliskan dosanya dengan memberikan beberapa waktu tangguh untuk menunggu dia bertaubat. Jika dalam waktu tangguh itu dia masih belum bertaubat barulah Aku menuliskan satu dosa untuknya.” Itu semua adalah wujud kasih sayang Allah swt kepada umat nabi Muahmmmad saw.
Setelah menerima shalat lima kali dalam semalam, kembali di langit keenam nabi Muhammad saw bertemu dengan nabi Musa as. Nabi Musa kembali bertanya kepada nabi Muhammad saw tentang apa yang didapatnya dari Allah swt. Nabi Muhammad saw menjawab bahwa Allah swt memerintahkannya dan umatnya untuk shlat lima kalai dalam sehari dan semalam. Nabi Musa kembali menyarankan kepada nabi Muhammad saw agar datang kembali menghadap Alalh swt dan meminta dikurangi. Ketiak itulah nabi Muhammad saw berkata kepada musa bahwa dia sudah merasa malu menghadap Allah swt dan meminta pengurangan ibadah. Ketika itulah nabi Musa berkata, ihbith bismillah (turunlah engkau dengan menyebut nama Allah). Maka dibukalah pintu langit dan nabi Muhammad saw bersama Jibrilpun turn kembali ke bumi. Sama seperti saat naik, nabi kembali bertemu dengan para nabi yang sebelumnya dia temui di setiap tingkat langit yang beliau lalui namun hanya sekedar untuk saling mengucaplan dan membalas salam.
Sesampainya di bumi nabi bertemu dengan sekelompok kafilah dagang Quraisy yang sedang dalam perjalanan dari Syam menuju Makkah. Nabi melihat satu unta mereka lari dari rombongan sehingga sebagain mereka mengejarnya. Nabi Muhammad saw juga melihat seekor unta merah yang patah kakinya. Nabi mengucapkan salam kepada mereka, dan tiba-tiba mereka merasa heran sambil berekata, “itu seperti suara Muahmmad”. Nabi Muhammad saw menemukan dua kendi air mereka yang berisi penuh, dan nabi meminum air pada salah satu dari kedua kendi tersebut kemudian meletakannya kembali di tempat semula. Menjelang subuh nabi Muhammad saw telah samapi di masjdil Haram di dekat dua pamananya Hamzah dan Ja’far yang tadi ditinggalkannya dalam keadaan tertidur.
Ketika pagi datang, nabi duduk bermenung di dekat masjidl Haram sambil kebingungan seakan sedang memikul beban yang berat. Beliau kebingungan memikirkan cara bagaimana mengumpulkan kaum Quraisy dan menceritakan perjalanan yang baru saja dilakukannya. Nabi juga ragu apakah mereka akan menerima dan membenarkan cerita perjalanannya. Ketika itulah datang Abu Jahal bertanya kepada beliau, “Ya Muhammad! Saya melihat engkau seakan memikul beban yang sangat berat? Adakah sesuatu beban yang memberatkan hatimu?” Nabi Muhammad saw menjawab, “Betul wahai Paman! Saya tadi malam diperjalankan Allah swt dari Masjidl Haram ke Baitul Maqdis, dan dari Baitul Maqdis saya diajak berjalan naik hingga langit ke tujuh dan sidratul muntaha. Perjalanan itu saya lakukan dalam waktu kurang dari satu malam”.
Abu Jahal melihat ini sebagai kesempatan emas untuk mempermalukan nabi Muhammad saw. Diapun berkata, “Maukah engkau saya kumpulkan penduduk Makkah dan engkau ceritakan kepada mereka apa yang engkau ceritakan kepadaku?”. Nabi Muhamad saw dengan senang hati berekata, “Ya, tentu saja boleh paman”. Maka Abu Jahal segera mengumpulkan penduduk Makkah untuk mendengarkan cerita nabi Muhammad melakukan perjalanan yang tidak masuk akal dengan tujuan mengolok-olok nabi Muhammad saw.
Setelah orang-orang erkumpul, nabi Muahmmad memulai ceritanya seperti yang diceritakannya kepada Abu Jahal. Mendengar cerita nabi Muhammad saw yang melakukan perjalanan dari Makkah ke Palestina dan ke langit hingga sidratul muntaha dan kembali ke lagi ke bumi hanya dalam waktu yang singkat semua tertwa dan mengolok nabi Muhammad saw. Sebagain berakata, “Wahai Muahmmad! Apakah engkau sudah gila, bukankah engkau tahu bahwa perjalanan dari Makah ke Baitul Maqdis saja harus ditempuh dalam waktu satu bulan? Lalu bagaimana mungkin dalam semalam engkau bisa berjalan sejauh itu dan kembali lagi ke Makkah”. Ketiak keributan itu terjadi, datanglah Abu Bakar dan mereka bertanya kepada Abu Bakar tentang berita yang baru disampaikan nabi Muhammad saw kepada mereka. Abu Bakar dengan tenang menjawab, “Saya bersaksi bahwa nabi Muhammad adalah benar”.
Tidak puas dengan cerita nabi Muhammad saw merekapun sepakat ingin menguji nabi Muhammad saw dengan beberapa pertanyaan yang bertujuan untuk mempermalukan beliau. Salah satu dari mereka berkata, “Wahai Muhammad! Jika benar engakau samapi di baitul Maqdis maka ceritakanlah kepada kami gambaran masjid al-Aqsha, bentuk bangunannya, dan jumlah pintunya”. Awalnya nabi kesulitan untuk menjawab karena memang nabi Muhammad sawt ketika melakukan perjalanan ke sana tidak sempat memperhatikan detail masjid al-Aqsha tersebut. Tiba-tiba malaikat jibril datang dan memperlihatkan setiap sisi masjid al-Aqsha kepada nabi Muhammad saw. Dengan mudah akhirnya nabi Muhammad bisa menjelaskan dengan sangat rinci gambaran masjid al-Aqsha kepada penduduk Makkah sesuai pertnyaan mereka.
Ternyata jawaban nabi tidak membuat mereka percaya begitu saja, dan merekapun meminta bukti lain. Salah satu bertanya lagi, “Jika memang engkau dari palestina pastilah engkau bertemu dengan kafilah dagang yang sedang menunju Makkah. Coba anda jelaskan keadaan mereka kepada kami”. Nabi Muhammad saw menjawab, “Ya< saya memang berpapasan dengan mereka. Saya melihat salah satu unta mereka lari dan keluar dari rombongan dan merekapun mengejarnya. Salah satu unta mereka yang berwarna merah patah kakinya. Saat mereka beristirahat dan meletakakn kendi airi munium mereka di tanah, salah satunya saya minum dan saya letakan kembali di tempat semula”. Mereka bertenya, “Hai Muhammad! Kira-kira kapan mereka akan samapi di Makkah?”. Nabi Muhammad saw menjawab, “Mereka akan masuk kota Makkah pada hari Rabu”.
Penduduk Makkah pun menunggu kedatangan kafilah tersebut untuk membuktikan kebenaran cerita nabi Muhammad saw tentang mereka. Sore hari rabu ternyata mereka belum juga memasuki kota Makkah. Di saat itulah Allah swt kemudian menahan matahari untuk terbenam, sehingga siang lebih lama samapi satu jam. Sore hari Rabu itu kafilah dagang yang diceritakan memasuki kota Makkah. Merekapun ditanya apa yang terjadi dalam perjalanan menuju Makkah dari Palestina. Mereka menceritakan sama seperti cerita nabi Muhammad, di mana salah satu unta mereka lari dan memishkan diri lalu mereka mengejarnya. Unta mereka yang merah kakainya patah, serta salah satu kendi air minum mereka yang ketika diletakan penuh tiba-tiba menjadi kosong. Merekapun berceriat sepertianya ada suara Muhammad malam itu yang mengucapkan salam kepada mereka.
Mendengar cerita kafilah ini yang sangat sesuai dengan cerita nabi Muhammad tentang mereka, beramai-ramai mereka berkata bahwa ini adalah salah satu bentuk sihrinya Muhammad. Begitulah bahwa kaunm Quraish masih belum bisa menerima kebenaran yang disampaikan nabi Muhammad saw. Wallahu a’lam.            

Kemudian nabi turun, dan di langit ke enam bertemu nabi Musa maka disarankan untuk naik kembali dan mintak kurang hingga 9 kali..

Nabi turun ke langit dunia, sebelum subuh nabi sudah sampai di masjid Haram..pagi itu nabi belum shalat subuh dan baru mulai zuhur. Pagi hari itu nabi duduk bermenung memikirkan cara menceritakannya,,tiba-tiba Abu Jahal lewat dan menegur…Abu jahallah yang mengumpulkan manusia….mereka tertawa karena tidak masuk akal….kecuali Abu Bakar…dan mereka meminta dijelaskan jumlah pintu masjid aqsha, jibril melihatkan…kemudian bertanya tentang kafilah yang datang dari Syam, mereka di mana sekarang dan kapan sampai di Makkah..nabi mengatakan bahwa mereka akan sampai hari rabu waktu zuhur..ternyata benar..