Kisah Isra’
dan Mi’raj Nabi Muhammad saw
Syofyan Hadi
Kisah Isra’ dan Mi’raj adalah salah
satu peristiwa sejarah yang sangat penting dan agung dalam perjalanan risalah
nabi Muhamamad saw. Sebuah perjalanan sangat jauh yang sangat sulit untuk
digambarkandan niscaya lemah kemampuan akal untuk menjelaskannya, namun ia
benar-benar peristiwa yang nyata dan dialami Rasulullah saw. Oleh karena
itulah, Allah swt ketika memulai pembicaraan tentang perjalanan Isra’ dan
mi’rajnya nabi Muhammad saw tersebut memulainya dengan ungkapan ta’ajjub
(kekaguman) yaitu subhanallah (سبحان الله) “Maha Suci Allah”, karena memang ia
adalah peristiwa yang ajaib dan luar biasa dan sangat sulit diterima jika hanya
diukur dengan ukuran akal dan logika, seperti dalam surat al-Isra’ [17]: 1
سُبْحَانَ
الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى
الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ ءَايَاتِنَا
إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Artinya: “Maha Suci Allah, yang
telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidilharam ke Al
Masjidilaksa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan
kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah
Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Isra’ dan Mi’raj sendiri terdiri dari
dua kata; pertama, Isra’ yang secara harfiyah berarti perjalanan di malam hari.
Dan kedua, mi’raj yang berarti anak tanga yang dipakai untuk naik. Maka mi’raj
berarti perjalanan nabi Muhammad saw naik menghadap Tuhan hingga samapai batas
terjauh yang bisa dicapai makhluk yaitu Sidrataul Muntaha. Sepanjang perjalanan
banyak hal yang disaksikan nabi Muhammad saw sebagai bukti keagungan Allah swt
dan kasih sayang-Nya kepada hambanya yang muhsin.
Memang tujuan utama dari peristiwa
Isra’ dan Mi’rajnya nabi Muhammad saw adalah untuk menjemput perintah shalat
lima waktu seperti yang sekarang kita kenal dan kerjakan.akan tetapi, masih ada
beberapa tujuan lainnya, yaitu agar nabi Muhammad saw melihat sebagain
tanda-tanda kebesaran Allah swt di alam raya ini seperti dalam ungkapan linurayahu
min ayatina (لنريه من آياتهنا). Dengan perjalanan itu juga Allah swt ingin menghibur
kekasihnya nabi Muhammad saw yang memang ketika itu sedang berduka karena baru
saja ditinggal dua sosok yang paling dicintainya yaitu Khadijah isteri tercinta
dan Abu Thalib paman yang selalu melindungi dan membela beliau sejak usia 8
tahun.
Perjalanan isra’ dan mi’raj sendiri
menurut satu riwayat terjadi pada malam 27 Rajab tahun kesepuluh kerasulan
beliau. Tahun itu dalam sejarah Islam dikenal sebagai tahun duka cita (‘am
al-huzni) bagi Nabi saw, karena kesedihan beliau atas wafatnya dua orang
yang beliau kasihi Khadijah dan Abu Thalib sebagaimana telah disebutkan. Setelah
kematian Abu Thalib nabi sering dikawal oleh paman beliau Hamzah dan Ja’far
karena semakin meningkatnya perlakuan buruk yang diterima nabi saw dari kaum
kafir Quraisy. Begitu juga sejak ditinggal isterinya Khadijah nabi Muhammad saw
seringkali tidur di masjid al-Haram. Oleh karena itulah, perjalanan isra’ dan
mi’raj ini dimulai dari masjid al-Haram. Hal itu juga memberikan pelajaran
kepada kita, bahwa ketika seseorang sedang ditimpa kesulitan dan kesedihan
hendakanya dia semakin mendekat ke rumah Allah karena di situlah ada ketenangan
dan keamanan.
Diriwayatkan, bahwa pada malam
terjadinya peristiwa isr’a dan mi’raj tersebut nabi SAW sedang tidur di masjid
al-Haram diapit kedua pamannya Hamzah dan Ja’far. Malaikat Jibril dan makail
datang dan mengangkat nabi kemudian beliu dibaringkan
di dekat zam-zam. Malaikat Jibril
kemudian membelah dada nabi Muhammad saw dan mengeluarkan hatinya. Malaikat
Jibril kemudian meminta tiga bejana air zam-zam kepada Makail untuk
membersihakn hati nabi Saw. Semua kotoran yang ada di hati nabi dari penyakit
rohani dibuang termasuk kantong hitam (‘alaqat al-sauda’) yang merupakan
rumah syaithan yang ada di hati setiap manusia juga diangkat dari hati beliau. Wajar
kemudian, jika syaithan tidak kuasa menggoda dan menghadapi beliau.
Menurut sebuah riwayat disebutkan
bahwa dada nabi Muhammad saw paling tidak dibersihkan sebanyak tiga kali. Pertama, ketika beliau masih
berumur sekitar empat tahun saat diasuh oleh Halimah, dimana saat beliau
bermaian bersama teman satu susuan dengannya di belakang rumah, Malaikait
Jibril dan Makail datang dan mengambil nabi kemudian membelah dada beliau. Kedua,
saat beliau akan menerima wahyu di gua Hira’ malaikat maut juga membedah dan
membersihkan dada beliau. Ketiga, saat hendak diperjalankan dalam peristiwa
irsa’ dan mi’raj, kembali dada beliau dibedah dan hatinya dibersihkan di dekat
Zam-Zam.
Dibedah dan dibersihkannya hati nabi
Muhammad saw sebelum dibawa menghadap dan menemui Tuhan sekaligus juga
memberikan pengajaran kepada kita bahwa hendaknya setiap muslim yang hendak
menghadap Allah swt juga membersihkan dirinya lahir dan batinnya. Allah swt
adaah Zat Yang Maha Suci, dan secara pasti yang boleh dan bisa menemui-Nya
adalah sesuatu yang suci pula. Allah swt sebagai Zat Yang Maha Bersih hanya
akan menerima perkara-perkara yang bersih pula. Hal itu salah satunya
ditegaskan Allah swt misalnya dalam surat Fathir [35]: 10
مَنْ
كَانَ يُرِيدُ الْعِزَّةَ فَلِلَّهِ الْعِزَّةُ جَمِيعًا إِلَيْهِ يَصْعَدُ
الْكَلِمُ الطَّيِّبُ وَالْعَمَلُ الصَّالِحُ يَرْفَعُهُ وَالَّذِينَ يَمْكُرُونَ
السَّيِّئَاتِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَكْرُ أُولَئِكَ هُوَ يَبُورُ
Artinya: “Barang siapa yang menghendaki kemuliaan,
maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya. Kepada-Nya lah naik
perkataan-perkataan yang baik dan amal yang shaleh dinaikkan-Nya. Dan
orang-orang yang merencanakan kejahatan bagi mereka adzab yang keras, dan
rencana jahat mereka akan hancur.
Setelah hati nabi Muhammad saw dicuci
toga kali dengan air zam-zam, maka dimasukanlah ke dalam hati tersebut hilman (sifat santun), ilman (ilmu), yaqinan (keyakinan)
dan islaman (ketundukan). Oleh karena itu,
nabi Muhammad saw dalam konteks kemanusiaan merupakan manusia yang paling
santun, paling mengetahui, paling yakin dan paling tunduk kepada Allah swt.
Pembedaan dada nabi Muhammad saw, penyucian hatinya dari segala kotoran rohani
serta dipenuhinya dada beliau dengan hilman, ilman, yaqinan dan islaman inilah
yang dimaksudkan Allah swt dengan alam nasyrah laka shadrak (ألم نشرح لك صدرك)
“bukankah Kami telah melapangkan dadamu untukmu” seperti dalam surat Alam Nasyrah
(94:1). Setelah selesai pembersishan hati nabi Muhammad saw kembali dada beliau
dijahit seperti sediakala tanpa meninggalkan bekas sedikitpun di tubuhbeliau.
Sebagai penutup malaikat Jibril memberikan stempel khatam nabiyin (penutup
seluruh nabi) di punggunya.
Berikutnya, Malaikat Jibril menjemput
kendaraan yang akan digunakan melakukan perjalanan isra’ dan mi’raj yang
bernama buraq (kilat) ke sorga. Diriwayatkan binatang yang bernama buraq
tersebut ukurannya lebih besar dari keledai dan lebih kecil dari bighal (kuda).
Dia memiliki dua sayap di kedua pahanya, satu langkahnya adalah sejauh capaian
mata dalam memandang, jika mendaki keduaa kakinya otomatis menjadi panjang, dan
ketika menurun kedua tangannya otomatis panjang sehingga kondisi punggunya
selalu rata dan menjadikan penungganya sdalam kondisi tenang dan nyaman.
Nabi Muhammad saw mengendari buraq
dengan didampingi Jibril di kanan dan Mikail di kiri. Mereka berjalan hingga
sampai di sebuah kawasan yang memiliki Banyak pohon korma, maka Jibril menyuruh
buruq berhenti dan meminta nabi Muhammad turun dan melaksanakan shalat dua
rakaat. Nabi SAW pun melaksanakan shalat dua rakaat dan kemudian melanjutkan
perjalanan. Jibril bertanya, “Hai Muhammad, tahukah engakau di mana engakau
shalat? Nabi Muhammad saw menjawab, “Tidak, saya tidak tahu”. Jibril berkata
engkau shalat tadi di tanah yang baik dan subur, kelak engkau akan pindah ke
negeri itu. Ternyata nabi Muhammad saw berhenti dan shalat di Yatsrib kemudian
diganti namanya dengan Madinah setelah nabi hijrah ke sana.
Tidak lama kemudian, Jibril meminta
kembali buraq untuk berhenti dan menyuruh nabi Muhammad untuk turun dan
melaksanakan shalat dua rakaat seperti sebelumnya. Nabi Muhammad saw pun turun
dan melaksanakan shalat dua rakaat kemudian kembali meneruskan perjalanan. Di
perjalanan Jibril bertanya kepada Nabi Muhammad saw apakah dia tahu di mana
shalat, dan seperti sebelumnya beliau juga menjawab tidak tahu. Malaikat Jibril
memberitahaukan bahwa beliau tadi berhenti dan shalat di Madyan di dekat pohon
Musa as. Pohon itu adalah tempat di mana nabi Musa as duduk dan beristirahat
sambil kebingungan dalam pelariannya dari Mesir hingga Allah memberikan
petunjuk kepadanya di bawah Pohon tersebut, seperti diceritakan dalam surat al-Qashash
[28]: 22
وَلَمَّا
تَوَجَّهَ تِلْقَاءَ مَدْيَنَ قَالَ عَسَى رَبِّي أَنْ يَهْدِيَنِي سَوَاءَ
السَّبِيلِ
Artinya: “Dan tatkala ia menghadap kejurusan
negeri Madyan ia berdoa (lagi): "Mudah-mudahan Tuhanku memimpinku ke jalan
yang benar".
Tidak lama setelah melanjutkan
perjalanan, Jibril kembali memerintahkan buraq berhenti dan meminta nabi
Muhammad saw kembali turun dan melaksanakan shalat dua rakaat. Dalam
perjalanannya kembali jibril bertanya kepada nabi Muhammad saw tentang tempat
yang dia berhenti dan melaksanakan shalat. Nabi Muhammad saw kembali menjawab
bahwa beliau tidak tahu tempatnya dan jibril memberitahukan bahwa beliau tadi
berhenti dan shalat di bukit Thur Sina tempat Musa pernah bermunjat dan
berbicara dengan Allah swt.
Tdiak berapa lama berjalan, kembali
Jibril menyruh nabi turun dan shalat dua rakaat. Sama seperti sebelumnya,
setelah selesai dan melanjutkan perjalanan pertanyaan yang sam diajukan Jibril
dan jawaban yang sama juga disampaikan nabi, yaitu beliau tidak tahu tempat
tadi berhenti dan melaksanaakan shalat. Jibril kembali memberitahu bahwa tempat
tdai beliau berhenti dan shalat adalah Baitul Lahmi tempat nabi Isa as
dilahirkan ibunya Maryam. Barangkali, inilah yang menjadi salah satu dalil yang
digunakan sebagian ulama yang menganjurkan untuk shalat dua rakaat ketika
memasuki tempat-tempat yang suci.
Setelah itu, di dalam perjalannnya
nabi Muhammad saw melihat kumpulan api dari kejauhan seperi obor. Nabi bertanya
kepada Jibril, “Hai Jibril, apakah api itu?” Jibril menjawab, “Itu adalah Jin Ifrit
yaang suka mengganggu manusia. Mari aku ajarkan engkau kalimat yang bisa
memadamkan api itu.
أَعُوْذُ
بِوَجْهَ اللهِ الْكَرِيْمِ بِكَلِمِاتِ اللهِ التَّمَّاتِ مِنْ شَرِّ مِا يِنْزِلُ
مِنَ السَّمَاءِ وَمِنْ شَرِّ مَا يَعْرُجُ فِيْهَا وَمِنْ شَرِّ مَا ذَرَأَ فِى
الْأَرْضِ وَمِنْ شَرّ مَا يَخْرُجُ مِنْهَا.
Ketika Nabi saw selesai membaca doa
tersebut, tiba-tiba beliau melihat semua api menjadi padam.
Kemudian, nabi lewat sekelompok orang
yang sedang menanam padi. Begitu selesai ditanam, ternyata padi yang dibelakang
bereka sudah siap untuk dipanen. Merekapun mulai memanen dan sebelum sampai ke
ujung padi yang tadi mereka panen sudah tumbuh kembali dan siap untuk di panen,
begitu seterunsya sehingga mereka tidak berhenti memanennya. Nabi Muhammad saw
bertanya kepada Jibril tentang mereka. Jibril menjwab, “itu adalah perumpamaan
umat engkau yang bebbuat baik di mana pahalaanya dilipatgandakan oleh Allah swt
hingga mencapai tujuh ratus kali lipat.
Setelah itu, tiba-tiba nabi Muhammad
saw mencium aroma yang wangi yang seakan beliau tidak pernah mencium aroma yang
sewangi ini. Beliau bertanya kepada Jibril dari masa aroma wangi itu berasal.
Jibril menjawab bahwa aroma wangi itu berasal dari kuburan Masyitah binti
Fir’aun (Wanita tukang sisir rambut puteri Fir’aun) dan keluarganya.
Di kisahkan, bahwa ketika Fir’aun
berkuasa yang mengaku diri sebgai Tuhan dan menyuurh rakyatanya untuk menyembah
dirinya, terdapat seorang wanita yang bertugas menysir rambut anak Fir’aun yang
tidak mau menerima ketuhahan Fir’aun. Dia bersama suaminya tetap beriman kepada
Allah swt sebagai satu-satunya Tuhan yang wajib disembah.
Suatu ketika, saat Masyithah menyisir
rambut puteri Fir’aun tiba-tiba sisirnya jatuh. Masyitah berkata, “bismillahi,
ta’isa Fir’aun (demi Allah, celakalah Fir’aun). Anak Fir’aun kemudian
mendengar ucapan Masyithah dan dia bertanya, “Apakah ada Tuhan selain ayah
saya?. Masyitah menjawab, “Ya, Tuhan saya dan Tuhan ayahmu adalah Allah.” Anak
Fir’aun kembalai berkata, Bolehkan hal ini saya sampaikan kepada ayah saya?.
Masyitah menjawab, “Silahkan, engkau boleh menyampaikannya kepada ayahmu”.
Anak Fir’aunpun bergegas menemui
ayahnya dan menyampaikan apa yang dia dengar dari Masyithah. Fir’aunpun
memanggil Masyitah dan mengajukan pertanyaan seperti yang diajukan anakanya. Seperti
jawabannya kepada anak Fir’aun, Masyitah kembali menegaskan ucapan kepada
Fir’aun bahwa Tuhannya dan juga Tuhan Fir’aun bahkan Tuhan semua alam hanyalah
Allah swt tidak ada yang lain termasuk Fir’aun. Fir’aun pun murka dan memaksa
Masyithah untuk menarik ucapannya serta memberikan pengakuan akan ketuhanan
dirinya. Jika Masyitah tidak bersedia maka dia berserta suami dan anak-anaknya
akan direbus dalam kuali besar. Masyitah ternyata tidak bergeming dengan
keyakinanannya, hingga Fir’aun memerintahkana semua pasukannya untuk segera
mengumpukan kayu bakar dan membut tungku serta mencari kuali besar.
Masyitah dan keluarganya kemudian
diserat dihadapan banyak orang dan siap untuk direbus satu persatu, kecuali
kalau dia mau dan bersedia menraik ucapaannya dan mengubah keyakinannya. Giliran
pertanya yang dibawa ke dekat kuali besar adalah suaminya. Masyitah kembali
diminta untuk menarik ucapannya, akan tetapi dia menolak hingga suaminyapun
dimasukan ke dalam kuali dengan air yang mendidih. Giliran kedua adalah anak
sulungnya yang karena keteguhan Masyitah atas keyakinannya juga menyusul
bapaknya ke dalam kuali besar. Gilaran terakhir adalah Masyitah bersama anaknya
yang masih bayi dan berada di pangkuannya. Ketika, hendak melompat ke dalam
kuali mendidih itu tiba-tiba timbul rasa ibanya kepada bayinya hingga diapun
mulai ragu untuk masuk ke dalam kuali tersebut. Melihat Masyitah yang sedikti
ragu, maka nakanaya yang masih bayi tiba-tiba berkata, “Wahai Ibu, janganlah
engakau ragu karena engakau berada di jalan yang benar”. Maka Masyitahpun masuk
ke dalam kuali mendidih tersebbut dan menginggal bersama suami dan
anak-anaknya. Akan tetapi, sebelum masuk ke dalam kuali tersebut, Masyitah
meminta kepada Fir’aun agar nanti jasad mereka di tanam dalam satu kuburan. Maka,
aroma harum yang engkau cium ini berasal dari kuburuan Masyithah dan keluargnya
itu, begitu tutup Jibril menceritakan kepada Nabi Muhammad saw.
Di dalam beberapa sumber juga
disebutkan bahwa selain bayi Maryam yang bisa berbicara sewaktu dalam ayunan,
masih terdapat tiga bayi lainnya yang juga berbicata saat dalam ayunan. Mereka
adalah bayi yang menajdi sakasi atas nabi Yusuf dan Zalikhah, bayi yang menjadi
saksi atas Juraij seorang abid pada masa Bani Israel yang dituduh berbuat
sesonoh serta bayi Maryam yaitu Nabi Isa as yang berbicara seaktu dalam
gendongan ibunya untuk membela ibunya dari tuduhan kaumnya.
Tidak berepa lama kemudian, nabi
Muhammad saw lewat sekelompok orang yang sedang memukul-mukul kepala mereka
dengan bau hingga berdarah. Bahkan ketika kepala mereka pecah diganti lagi
dengan kepada yang baru untuk kembali mereka pukul. Menyaksikan perkarah aneh
tersebut, Nabi Muhammad saw bertanya kepada jibril tentang mereka. Jibril
menjawab, “mereka adalah uamtmu yang merasa berat kepala mereka mengerjakan
shalat yang diwajibkan atas mereka.
Kemudian nabi melwati sekelompok orang
yang disumbat qubul dan dubur yang membuat perutnya terus membengkak hingga
sebesar unta. Mereka turus makan buah yang berduri dan batu dai api. Melihat
kejidian itu, nabi Muhammad saw bertanya kepada Jibril tentang mereka, dan
Jibril menjawab bahwa mereka adalah umatmu yang tidak mau mengeluarkan shadaqah
harta mereka. Mereka hanya memikirkan bagaaiman unang masuk ke dalam kantong
mereka setiap hari tanapa mau membaginya dengan orang lain. Mereka hanya
berusaha untuk menajikan jumlah rekeningnya setiap saat terus membengkak, namun
tidak pernah mau mengeluarkan sebagian untuk dibagaikan kepada yang berhak. Sikap
mereka, seperti seorang yang hanya berusaha mengisi perutnya dan menyumbat jalan
keluar kotoran mereka hingga mendatangkan penyakit dan bahaya kepada mereka
sendiri.
Kemudian nabi Muhammad saw lewat di
hadapan suatu kaum yang di depan mereka terdapat daging yang baik dan dimasak
dengan bumbu yang enak dan wangi. Di samping mereka juga ada daging yang tidak
dimasak, busuk dan bau serta penuh ulat. Namun, anehnya mereka tetap memilih
daging mentah, bsuk dan penug ulat tersebut. Nabipun bertanya kepada Jibril
tentang mereka, dan Jibril menjawab, “Mereka adalah umatmu yang di sampingnya
ada isteri hal dan baik. Namun mereka lebih suka mencari perempuan yang haram
untuk menunaikan hajatnya dan bermalam bersama mereka. Begitupun sebaliknya,
seorang wanita yang terdapat suaminya yang sah dan halal, namun dia masih
mencari laki-laki lain yang haram untuk tidur bersamanya.
Kemudian, nabi Muhammad saw lewat di
sutau jalan di mana dipinggirnya
terdapat kayu yang tidak ada satupun oarng yang lewat dengan kayu
tersebut kecuali disambaaranya hingga kainnya oarang tersebut sobek karenanya. Nabi
pun bertanya kepada Jiril tentang apa yang dilihatnya dari sifat ayu tersebut, dan
jibril menjuawab, “Itu adalah tamsilan (perumpamaan) umatmu yang suka
menghadang di tengah jalan dan menhambat setiap orang yang lewat untuk diminta
sesuatu atau bahkan merampok hingga membinasakan orang yang lewat dekat mereka.
Agaknya, feneomena ini sunguh sangat marak kita lihat di banyak jalanan
terutama di negera kita Indonesia. Hampir si setiap sudut jalanan terutama
jalan yang rusak dan terdapat lobang, masyarakat sekitar memiliki kebiasan
menghambat jalanan untuk meminta uang kepada siapa saja yang lewat dengan dalih
biaya perbaikannya dengan hanya membawa satu ember pasir.
Setelah itu, nabi Muhammad saw lewat
di dekat sekelompok orang yang sedang mandi dan berenang di sungai darah sambil
memakan batu. Nabi Muhammad sawpun bertanya kepada Jinril tentang mereka.
Jibril menjawab bahwa mereka adalah umat engkau yang suka memakan harta riba. Mereka
mengetahui bahwa riba itu perbuatan haram, namun mereka tetap menjalankan hidup
dalam praktek riba.
Berikutnya, nabi Muhammad saw lewat di
depan seorang laki-laki yang sedang mengumpulkan kayu bakar. Setelah terkumpul
dia mengikatnya untuk kemudian dipikulnya. Karena besarnya ikatan kayu tersebut
dia tidak mampu memikulnya, maka ikatan kayu itu kembali dia buka. Setelah
ikatan dibuka, bukannya mengurangi beban, malah ditambah jumalh kayu dalam
ikatan tersebut. Begitulah yang dia kerjakan terus menerus, yakni semakin berat
ikatan kayu itu, semakin dia menambah jumlah kayu dalam ikatan tersebut. Melihat
keanehan tersebut Nabi Muhammad saw bertanya kepada Jibril tentang laki-laki
itu. Jibril menjawab, “Dia adalah contoh umatmu yang tidak sanggup memikul
amanah dari manusia akan tetapi masih terus mencari beban amanh uantuk
dipikulnya.
Selanjutnya nabi Muhammad saw bersama
jibril melewati sekelompok orang yang memotong lidah dan bibirnya dengan
gunting besi. Setiap kali lidah dan bibirnya putus tumbuh lagi lidah dan bibir
yang baru untuk kemudian diptongnya kembali. Nabi Muhammad saw bertanya kepada
Jibril tentang mereka, dan jibril menjawab, “Mereka adalah para penceramah,
pengkhutbah, pemberi nasehat serta orator dari umatmu yang suka menebarkan
fitnah agar muncul kegaduhan umat. Begitu juga mereka adalah para penyampai
pesan kebaikan sementara mereka tidak melakukan apa yang mereka sampaikan
tersebut.
Kemudian nabi Muhammad saw bersama
Jibril melewati sekelompok orang yang memiliki kuku tajam dari tembaga. Dengan
kuku tembaga itu mereka mencakar-cakar wajah dana dada mereka hingga sobek dan
berdarah. Nabi Muhammad sawt kembali bertanya kepada Jibril tetang mereka dan
Jibril menjawab bahwa mereka adalah orang yang suka memakan daging manusia,
yaitu manusia yang suka mengunjing dan mencaci orang lain.
Kemudian, nabi Muhammad saw melihat batu kecil
yang keluar sesekor sapi darinya. Sesampainya di luar badan sapi membesar, ia
ingin kembali masuk ke dalam batu namun tidak bisa. Melihat hal demikian Nabi
Muhammad saw bertanya kepada Jibril tentang kejadian yang dia saksikan
tersebbut. Malaikat Jibril menjelaskan bahwa itu adalah perumpamaan seseorang
dari umatmu yang terlanjur mengatakan sesuatu perkara, kemudian dia menyesal
dan ingin menarik kembali ucapannya. Namun, hal itu tidak mungkin lagi dia
lakukan mengingat ucapannya tersebut telah terlanjur tersebar di tengah
masyarakat. Hal ini memberikan pelajaran kepada kita bahwa sebelum lidah kita
mengucapkan sesuatu maka hedaklah difikir secara matang segala dampak dan
akibat yang akan ditimbulkannya.
Tidak lama kemudian, tiba-tiba nabi
Muhammad mendengar panggilan seseorangdari arah kanan beliau. Laki-laki itu
berkat, “Ya Muhammad, Anzhirni as’alka/wahai Muhammad tunggu sebentar,
saya ingin bertanya pada engkau”. Jibril kemudian mengingatkan nabi Muhammad
agar tidak menoleh dan menyahuti panggilan tersebut. Nabi Muhammad kemudian
bertanya kepada Jibril tentang orang yang memanggilnya. Jibril menjawab bahwa
dia adalah pengkhotbah Yahudi yang jika panggilannya engkau sahuti, niscaya
umatmu akan menjadi pengikut Yahudi.
Kemudian nabi Muhammad saw mendengar
kembali panggilan seorang laki-laki dari sebelah kiri beliau dengan panggilan
seperti sebelumnya. Jibrilpun melarang nabi untuk menoleh dan menyahuti
panggilan tersebut. Nabi kembali bertanya tentang laki-laki yang memanggil itu
kepada Jibril dan Jibril menjelaskan bahwa laki-laki tersebut adalah pendakwah
Nashrani yang jika engkau sahuti panggilannya niscaya umatmu akan menjadi
Nashrani.
Setelah itu, nabi mendengar pula
seruan yang sama namun kali ini dari berasal dari seorang wanita centik lengkap
dengan gemilau perhiasan yang dipakakinya. Jibril kembali mengingatkan nabi
Muhammad agar tidak tidak menoleh kepadanya. Nabi Muhammad saw bertanya kembali
kepada Jibril tentang wanita cantik itu, dan Jibril menjelaskan bahwa wanaita
itu adalah dunai dengan kegemerlapannya yang jika engkau sahuti panggilannya
nisacaya umatmu akan cenderung kepada dunia dan kesenangannya.
Kemudian nabi Muhammad saw melihat
seorang laki-laki tua yang sudah sangat rokoh dan badannya sudah mulai bungkuk.
Nabi Muhammad bertanya kepada Jibril tentang laki-laki tua bangka tersebut.
Jibril menjelaskan bahwa laki-laki tua itu adalah perumpamaan umur dunia, di
mana tidak lagi tersisa dari umur dunia kecuali usia yang tersisa dari
kehidupan laki-laki tua tersebut.
Tidak lama kemudian, sampailah nabi
Muhammad saw bersama Jibril dan Mikail di masjd al-Aqsha. Nabi Muhamad saw
bersama Jibril masukd dari pintu Yamani. Setelah turun di depan pintu masjid
Aqsha, Jabirl mengikatkan buraq di sebuah batu tempat para nabi sebelumnya juga
pernah mengikatkan buraq ini. Setelah masuk ke dalam masjid nabi Muhammad dan Jibril
melaksanakan shalat dua rakaat. Setelah selesai shalat tiba-tiba nabi Muhammad
saw melihat manusia sudah banyak berkumpul di dalam masjid. Nabi Muhammad saw tidak
mengetahui bahwa yang berkumpul bersamanya di masjid Aqsha saat itu adalah para
nabi sebelumnya. Maka, tiba-tiba azan berkumandang sehingga dan merekapun
berdiri bershaf sambil menunggu siapa yang akan menjadi imam mereka. Jibril pun
mengambil tangan nabi Muhammada saw dan membawanya ke depan untuk menjadi imam.
Maaka nabi Muhammad saw memimpin para nabi sahlat dua rakaat.
Setelah selesai shalat dua rakaat,
Jibril bertanya kepada nabi Muhammad saw, “Hai Muhammad, tahukah engkau siapa
yang shlat di belakngmu?” Nabi saw menjawab, “Tidak tahu”. Jibril menjelaskana
bahwa yang shlat dibelakanagnaya adalah para nabi dan rasul terdahulu. Semua
nabi dan rasul itu kemudian memuji Tuhannya dengan pujian yang sangat indah. Nabi
Muhammad saw berkata, “kalian semua telah memuji Tuhan kalin dengan pujian yang
sangat indah, maka aku juga ingin memuji Tuhan saya dengan pujian yang indah
pula. Nambu Muhammad saw kemudian berkata, “Segala Puji bagi Allah yang telah
mengutusku kepada alam semesta dan kepada semua manusia, membawa kabar gembira
dan peringatan, dan telah diturunkan kepadaku al-Qur’an sebagai penjelas segala
sesuatu dan telah menjadikan umatku sebaik-baik umat yang pernah diciptakan,
dan menjadikan umatku sebagai umat pertangahan, Dia telah melapangkan dadaku
dan mengangkatkan beban beratku, mengangkat namaku menjadikanku sebagai penutup
seluruh nabi”. Ketika itu nabi Ibrahim as berkata, “begitulah Allah telah
melebihkanmu hai Muhammad”.
Setelah itu, nabi Muhammad saw merasa
haus yang sangat dan Jibrilpun menghidangkan minuman berupa bejana yang berisi
khamar dan bejana yang berisi susu. Maka nabi Muhammad saw memilih susu.
Jibrilpun berkata kepadanya, “Sungguh engkau memilih sesuatu yang tepat dan
sesuai fitrah yaitu susu. Jika negkau memilih khamar niscaya umatmu akan
tenggelam dan mabuk dalam gelimang dosa dan maksiat dan tidak adaa yang akan
mengikutimu. Satu riwayat menyebutkan bahwa minuman yang dihidangkan Jibril
adalah air putih, susu dan madu. Ketika nabi memilih susu, Jibril berkata “Ya
Muhammad, engkau telah memilih sesuatu yang tetapt dan sesuai fitrah.
Sampai di sini maka berakhirlah perjalanan
isra’ dan akan segera dimulai perjalanan mi’raj yaitu naik ke langit untuk
menemui Tuhan. Maka, didatangkanlah tangga (mi’raj)
yang digunakan oleh arwah anak adam yang
shalih menuju langit. Tidak ada tangga sebaik dan seindah tangga yang dipakai untuk mi’raj
tersebut. Ia adalah tangga dari emas yang yang dibubuhi permata hijau dan disimpan
di sorga Firdaus. Maka naiklah nabi Muhammad saw didampingi Jibril dan Mikail
ke langit untuk enghadap Tuhan.
Dalam perjalanan mi’raj ini, pertama
nabi sampai di pintu langit dunia atau disebut langit pertama. Di sana terdapat
penjaga pintu langit pertama yang bernama Isma’il yang dibawah komandonya
terdapt 70.000 malaikat dan masing-masing dari 70.000 malaikat yang langsung di
bawah komando Ismail ini mereka juga memimpin 70.000 malaikat lainnya. Malaikat
Isma’il ini berada di antara langit dan bumi dan dia tidak pernah turun ke bumi
kecuali hanya hari diwafatkannya Rasulullah saw.
Jibril meminta malaikat penjaga pintu
langit pertama tersebut untuk membuka pintu. Malaikat penjaga itu bertanya,
“siapa yang mengetuk pintu langit” Jibril menjawab, “Saya Jibril”. Malaikat
penjaga kembali bertanya, “Siapa yang bersamamu?”. Jibril menjawab, “Muhammad”.
Malaikat penjaga kembali bertanya, “Apakah dia diutus untuk naik ke langit?”.
Jibril menjawab,“Ya, dia diutus ke sini”. Maka malaikatpun membuka pintu langit
pertama dan meraka menyambut nabi Muhammad saw dengan ucapan “Selamat datang,
Allah swt telah memulaikannya, sebaik-baik saudara dan sebaik-baik khlaifah dan
sebaik-baik tamu yang datang”.
Setelah berada di langit pertama, nabi
Muhammad saw melihat nabi Adam as nenek moyang manusia yang ketika itu nabi
Muhammad saw belum tahu jika orang yang dia laiahat adalah nabi Adam as. Nabi
Muahmmad saw melihat bahwa ketika itu dihadapkan kepada Adam ruh para nabi dan
pengikutnya dari manusia yang beriman, maka nabi Adam berkata, “ruh yang baik
dan jiwa yang baik, letakanlah ia di ‘illiyin (sorga yang tinggi). Kemudian
dihadapkan pula kepadanya ruh anak-cucunya dari manusia yang kafir, maka dia
berkata, “ruh yang buruk dan jiwa yang buruk jadikanlah tempatnya di sijjin (dasar
neraka)”. Kemudian di sebelah kanan nabi Adam terdapat pentu yang terbuka dan
terlihat hitam yang keluar dari pintu itu aroma yang wangi, dan di sebalh kiri
juga terlihat pintu yang terbuka dan terlihat hitam yang mengeluarkana aroma
yang busuk. Ketika nabi Adam as melihat ke sebelah kanan dia bahagia dan
tersenyum, namun bila melihat ke sebelah kiri dia kecut dan bersedih.
Nabi Muhammad kemudian mengucapkan
salam kepada Adam as dan Adam pun menjawab salamnya dengan berkata, “Selamat
datang wahai anak yang shalih dan nabi yang shalih. Setelah itu nabi Muhammad
saw bertanya kepada Jibril tentang siapa sosok yang baru dia temui. Jibril
menjelaskan bahwa oarng yag baru dia temui adalah nenek moyang manusia nabi
Adam. Jibril kembali melanjutkan bahwa adapun kumpulan hitam yang terlihat itu
adalah anak cucunya dari manusia. pintu yang ada di sebelah kanannya adalah
pntu sirga, oleh karena itulah ketika dia melihat ke sebelah kanan dia senang
dan tersenyum melihat anak cucunya yang masuk sorga. Adapun pintu yang di
sebelah kirinya adalah pintu neraka, oleh karena otu dia sedih dan menangis
ketika melihat ke saa karena menyaksikan anak cucunya yang masuk ke dalam nereka.
Selanjutnya, nabi Muhammmad saw terus
naik hingga sampai di pintu langit kedua. Sampai di pintu langit kembali
malaikat Jibril meminta kepada penjaganya untuk membukakan pintu. Sebelum pintu
dibukakan, kembali malaikat penjaganya bertanya sama seperti pertanyaan
malaikat yang menjaga pitu langit pertama. Jibrilpun menjawab sama seperti
jawaban yang diberikan kepada malaikat yang menjaga langit pertama. Setelah
pintu langit kedua dibuka, kembali para malaikat penjaga menymapaikan sambutan
sama seperti ucapan selamat datang yang disampaikan malaikat penjaga pintu
langit pertema.
Di langit kedua ini nabi Muhamad saw
bertemu dengan nabi Isa as dan nabi
Yahya as. Keduanya sangat mirip dari segi penampilan termasuk pakaian dan
rambut mereka. Mereka didampingi oleh umat dan pengikut masing-masing. Nabi
Muhammad saw memberikan salam dan merekapun membalas salam nabi Muhammad dengan
berketa, “Selamat datang wahai saudara yang shalih dan nabi yang shalih”.
Kemudian mereka mendo’akan kebaikan untuk nabi Muhammada saw.
Berikutnya, nabi Muhammad saw naik
hingga sampai langit ketiga. Di pintu langit ketiga seperti sebelumnya terjadi
dialog antara malaikat penjaga pintunya dan Jibril yang datang. Setelah pintu
langit dibuka dan para malaikat menyambut serta menyampaikan ucapan selamat
datang kepada nabi Muhammad saw, maka nabi Muhammad saw bertemu dengan nabi
Yusuf as dan pengikutnya. Nabi Yusuf digambarkan memiliki separoh dari
keindahan alam semesta. Akan tetapi, perlu dicatat walaupun nabi Yusuf memiliki
separuh keindahan semesta, namun nabi Muhammad lebih dari nilai ketmapanan
Yusuf. Bedanya, nabi Muhammad kegagahan beliau didukung oleh kewibawaan yang
sangat agung sehingga setiap manusia merasa malu melihat wajah nabi Muhammad
saw. Seentara, Yusuf hanya diberi kegagahan dan tidak diberikan kewibawaan
sehingga banyak wanita yang ingin berlaku lancang kepada beliau. Nabi Muhammad
kemudian mengucapkan salam dan Yusuf pun membalas salam nabi serta mendo’akan
beliau seperti yang diucapkan nabi Isa sebelumnya.
Kemudian, nabi terus naik hingga
sampai di langit keempat. Seperti sebelumnya, Jibril meminta malaikat
penjaganya untuk membuka pintu dan malaikat penjagapun kembali bertanya seperti
pertanyaan penjaga-penjaga pintu langit sebelumnya. Jibril pun menjawab semua
pertanyaan penjaga pntu langit itu sama dengan jawaban pada penjaga sebelumnya.
Pintu langit keempatpun dibuka dan nabi Muhammaad saw kembali mendapat sambutan
hangat para malaikat penjaganya.
Di langit keempat ini nabi Muhammad
saw bertemu dengan nabi Idris as. Seorang nabi yang terkenal sangat cerdas dan
shalih yang derajatnya ditinggikan oleh Allah swt. Nabi Muhammad saw
mengucapkan salam kepadanya, dan nabi Idris membalas salam nabi sama dengan
salam yang disampaiakn para nabi sebelumnya.
Selanjutnya, nabi terus naik hingga
sampai di langit kelima dan kembali terjadi dialog anatra Jibril dan penjganya
sebelum pintu dibukakan. Setelah pintu terbuka dan para malaikat menyampaikan
sambutannya, nabi Muhammad saw bertemu dengan nabi Harun as. Nabi Muhamamad saw
melihat jengggot nabi Harus seperohnya putih dan separohnya hitam. Konon
kisahnya, jengggot nabi Harus yang putih itu adalah akibat genggaman nabi Musa
as yang kesal kepadanya karena membiarkan umatnya Bani Israel berbuat musyrik
ketika nabi Harus di suurh menjaganya karena Musa harus pergi bermunajat selama
empat puluh hari. Salah satunya dikisahkan Allah swt dalam surat Thaha [20]: 94
قَالَ
يَبْنَؤُمَّ لَا تَأْخُذْ بِلِحْيَتِي وَلَا بِرَأْسِي إِنِّي خَشِيتُ أَنْ
تَقُولَ فَرَّقْتَ بَيْنَ بَنِي إِسْرَائِيلَ وَلَمْ تَرْقُبْ قَوْلِي
Artinya: “Harun menjawab: "Hai putra ibuku
janganlah kamu pegang janggutku dan jangan (pula) kepalaku; sesungguhnya aku
khawatir bahwa kamu akan berkata (kepadaku): "Kamu telah memecah antara
Bani Israel dan kamu tidak memelihara amanahku".
Setelah saling mengucapkan dan
membalas salam dengana nabi Harus as sama seperti dengan para nabi sebelumnya,
nabi Muhammad saw kembali naik hingga sampai langit keenam. Setelah pintu
langit dibuka melalui proses seperti telah dijelaskan, nabi Muhammad saw
bertemu dengan nabi Musa as bersama kaumnya. Nabi Muhammad saw melihat pengikut
nabi Musa sangat banayk sehingga hampir menutupi ufuk. Kemudian Jibril berkata
kepada nabi Muhammad, “Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu dan lihat ke atas”.
Tiba-tiba nabi Muhammad melihat umatnya memenuhi seluruh bagian bumi dari
berbagai sisinya. Jibril berkata, “begitulah jumlah umatmu yang jauh lebih
banyak dari umat para nabi sebelummu. Mereka semua akan masuk sorga, di tambah
lagi ada yang tidak terliaht sebanyak 70.000 orang yang masuk sorga tanpa
dihisab.
Nabi Muhammad saw melihat nabi Musa
dalam tampilan yang sangat kokoh dan gagah. Rambut dan bulunya lebat dan dari
bajunya keluarlah bulu bdannya karena kasarnya bulu tersebut. Ini menunjukan
wujud kekuatan dan kekokohan fisik nabi Musa as. Setelah saling memberikan dan
menjawab salam seperti yang dilakukan dengana nabi-nabi sebelumnya, tiba-tiba
nabi Musa bersedih dan menangis. Jibril bertanya kepadanya tentanag alasan
kenapa dia menangis. Musa menjawab, “Betapa tidak aku akan bersedih, sebab
sejak dulu manusia terutama bani Isarel mengatakan akulah manusia yang paling
mulia dan baik, namun hari ini saya bertemu dengan manusia yang jauh lebih mulia
dan lebih baik dari diriku. Bukan hanya itu, dia memiliki umat yang paling
banyak serta paling banyak pula yang mamasuki sorga jauh lebih banyak dari
umatku yang masuk sorga”.
Kemudian nabi Muhammad saw terus naik
hingga sampai ke langit yang ketujuh. Setelah terjadi dialog dengan malaikat
penjaganya, pintu langit dibuka dan nabi Muhammadpun disambut dengan sambutan
hangat. Nabi Muhammad saw di langit ketujuh bertemu dengan nabi Ibrahim as yang
sedang duduk di samping pintu sorga dengan kursi emas sambil bersandar di
Baitul Makmur. Baitul Makmur adalah sebuah tempat suci di langit yang menjadi
tempat tawafnya para malaikat. Setiap hari tidak kurang dari 70.000 malaikat
naik kepadanya dan setiap yang naik tidak akan turun lagi sampai hari kiamat.
Posisi baitul makmur itu segaris dengan hajar ka’bah di bumi yang seandainya
dijatuhkan batu dari Baitul Makmur itu, niscaya akan jatuh di tengah ka’bah.
Nabi Muhammad saw mengucapkan salam
kepada nabi Ibrahim dan Ibarhimpun
menjawab salamnya dengan berekata, “Selamat datang wahai anak yang shlaih dan
nabi yang shalih. Suruhlah umatmu untuk memperbanyak menanam pohon dan kebun
sorga. Sebab, tanah di sorga sangat baiuk dan subur”. Nabi Muhammad saw bertanya,
“apakah gerangan pohonnya yang akan ditanam?. Ibrahim menjawab, suruhlah umatmu
memperbanyak membaca laa hawla wa laa quwata illa billah al-‘Aliy al-Azhim (لا حول ولاقوة إلا بالله العلي العظيم).
Nabi melihat ada dua kelompok yang
satu putih bersih seperti kertas dan satu kelompok tubuhnya ada kotoran lalu kelompok
kedua ini mandi sebanyk tiga kali di sungai berbeda sehingga wajah merekapun
menjadi putih bersih seperti kelompok pertama. Ketika nabi Muhammad saw
bertanya kepada Jibril tentang kedua kelompok tersebut, Jibril menjelaskan
bahwa mereka adalah umatmu. Kelompok pertama adalah mereka yang menjaga diri
dari kotiran dosa sepnajang hayatnya sehingga ketika mati mereka kembali dalam
keadaan putih bersih. Sementara kelompok kedua adalah uatmu yang suka
mencampurkan amal shlaih dan dosa, namun mereka suka bertaubat. Adapun ketiga
sunagi itu adalah; pertama sungai rahamatullah, kedua sungai nikmatullah
dan ketiga sungai saqahum rabbuhum syaraban thahuran (al-Insan [76]:
21).
Nabi kemudian melihat sebatang pohon
yang dari akarnya muncul beberapa sungai; sungai air tawar, sungai susu, sungai
khamar dan sungai madu (Muhammad [47]:15).
مثل
الجنة التي وعد المتقون فيها أنهار من ماء غير آسن وأنهار من لبن لم يتغير طعمه
وأنهار من خمر لذة للشاربين وأنهار من عسل مصفى ولهم فيها من كل الثمرات ومغفرة من
ربهم كمن هو خالد في النار وسقوا ماء حميما فقطع أمعاءهم
Artinya: “(Apakah) perumpamaan
(penghuni) surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di
dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya,
sungai-sungai dari air susu yang tiada berubah rasanya, sungai-sungai dari
khamar (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu
yang disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan
ampunan dari Tuhan mereka, sama dengan orang yang kekal dalam neraka dan diberi
minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya?
Nabi Muhammad saw kemudian diajak
menyusuri sorga dengansegala keindahan kenikmatan yang tidak pernah bisa
dilihat mata dan tergires di hati makhluk. Di pintu sorga di sorga nabi
Muhammad saw melihat tulisan al-shadaqatu bi asyri amtsaliha wa
la-qirdh bi tsamaniyata ‘Asyara (الصدقة بعشر
أمثالها والقرض بثمانية عشر)
“Shadaqah pahalnya sepuluh kali lpat dan meinjamkan pahalanya delapan belas
kali lipat. Nabi Saw bertanya, kenapa meminjam lebih banyak pahalanya? Jibril
menjawab, “seoerang yang diberi belum tentu dia butuh, namun seseorang yang
dipinjamkan karena dia sangat membtuhkannya”. Nabi menyasikan sorga dengan
berbagai macam buahnnya, pasirnya dari permata hijau dan tanahnya yang harum
dari aroma kesturi.
Dari sorga kemudian nabi Muhammad saw
diajak ke nerka untuk melihat bagaiman pula kondisi neraka dengan segala
azabnya. Nabi Muhammad melihat malaikat-malaikat penjaganya yang sangat kasar
dan bengis. Nabi Muhammad juga melihat sebagaian azab yang diterima manusia di
dalamnya. Setelah nabi Muhammad menyampaikan salam kepada penjaga neraka dan
mereka menjawabnya, maka pintu neraka kembali ditutup dan tidak dibuka kecuali
ketika calon penghuninya datang untuk memasukinya setelah hari perhitungan
selesai.
Jibril kemudian membawa nabi Muhammad
kembali naik hingga sampai di Sidratil Muntaha. Di sidratul Mutaha inilah nabi
Muhammad melihat wujud Jibril yang asli, dimana ia memilik 600 sayap dan satu
sayap bisa menutupi ufuq (ujung barat dan timur bumi). Hal itu seperti
dikisahkan dalam surat al-Najmi [53]:
وَلَقَدْ
رَآهُ نَزْلَةً أُخْرَى (13) عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى (14)
Artinya: “Dan sesungguhnya Muhammad
telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu)
di Sidratil Muntaha.
Dari Sidratul Muntaha nabi Muhammad
saw kemudian menghadap Tuhan untuk menerima perintah Allah swt. Sesampaainya di
Sidratul Munatha nabi Muhammad saw bersujud di hadapan Tuhan. Tuhan berfirman,
Ya Muhammad! Beliau menjawab, “Labbayk”. Kemudian Allah berfirman, “mintalah,
pasti akan aku beri permintaanmu”. Nabi Muhammad menjawab, “Ya Tuhan, Engkau
telah menjadikan Ibrahim Khalilullah dan memberikan keadanya kekuasaan yang
besar. Engkau telah menjadikan Musa Kalamullah dan Engkau telah memberikan
kekuasaan yang besar kepada Daud dan menjadikan besi lunak di tangannya. Engkau
telah memberikan kerajaan yang tidak pernah dimiliki manusia baik sebelum
maupun sesudahnya kepada nabi Sulaiman sehingga tunduk dibwah kekuasannya
binatang, manusia hingga jin. Engkau telah telah menurunkan Injil kepada nabi
Isa dan menjadikannya mampu menyembuhkan penyakit sopak hingga menghidupkan
orang yang telah mati. Engkau jugatelah melindungi ibu dan dirinya dari
syaithan hingga ereka tidak bisa disentuh syaithan selama hidupnya”.
Allah kemudian menjawab, “jika begitu
Engkau Aku jadikan Habibullah (kekasih Allah). Aku Mengutusmu untuk semua
makhluk sebagai pemebri kabar gembira dan peringatan. Aku Lapangkan untuk
dadamu, Aku angkatkan dari mu bebanmu, Aku tinggikan sebutanmu di mana selama
kehidupan di dunia tidak akan disebut nama-Ku kecuali namu akan disebut pula
bersama nam-Ku. Aku menjadikan umatmu sebaik-baik umat, saya jadikan umatmu
umat yang menengah, saya tetapkan dalam setiap khutbah mereka penyebutan
nanam-Ku dan nama sebagai sesutau yang wajib, Aku jadika umatmu umat yang
paling lurus, hati mereka paling lembut, Aku menjadikan kamu nabi pertama yang
diciptakan dan nabi terakhir yang diutus, namun kamu adalah nabi pertama yang
umatnya akan diberikan keputusan akhirat. Aku memberikan kepada tsab’an min
al-matsnani (al-Fathiah), dan Aku jadikan untukmu penutup surat al-Baqarah
sebagai perbendaharaa Arasy yang tdiak pernah saya berikan kepada umat sebelum
kamu. Aku berikan kepadamu al-Kautsar, dan delapan saham; yaitu Islam, hijrah,
jihad, shadaqah, puasa ramadhan, amar maruf nahi munkar. Sejak awal penciptaan
langit dan bumi saya telah menetapkan untukmu dan umatmu shlat wajib sebanyak
50 kali”.
Setelah itu, nabi turun bersama Jibril
hingga melewati nabi Ibrahim di langit ke tujuh. Ketika nabi Muhammad saw
melewati nabi Ibrahim, tidak ada komentar keluar dari mulut beliau. Hingga nabi
Muhammad saw melewati nabi Musa as dandia bertanya tentang apa yang didapatkan nabi
Muhammad saw dari Allah swt. Nabi Muhammad saw menjawab bahwa Allah swt telah
mewajibkan tas dirinya dan umatnya shalat wajib sebayak 50 kali sehari. Nabi
Musa as kemudian meminta nabi Muhammad untuk segera kembali kepada Tuhan unttuk
meminta pengurangan karena menurut nabi Musa umat Muhammad tidak akan mampu
melakukan perintah tersebut.
Nabi Muhammad saw menerima usulan nabi
Musa as dan kembali naik menghadap Allah swt untuk meminta keringanan. Sesampainya
di hadapan Tuhan nabi Muhammad saw meminta agar Allah swt mengurangi jumlah
kewajiban shalat bagi umatnya. Dengan rahmat-Nya, Allah swt kemudian memberikan
pengurangan sebanyak lima shalat sehingga tersisa emapt puluh lima kali dalam
sehari dan semalam. Sesampainya di dekat nabi Musa as kembali nabi Muhammad
ditanya tentang apa yang didapatkkan dari Allah swt. Nabi Muhammad menjawab
bahwa dia dan umatnya diwajibkan shalat empat puluh lima kali. Nabi Musa as
kembali meminta nabi Muhammad saw untuk naik menghadap Tuhan dan meminta
kembali pengurangan dengan dalih bahwa umat Muhammad saw tidak akan mampu
melakukannya. Nabi pun melakukan apa yang diminta nabi Musa as hingga hal yang
demikian berlangsung selama sembilan kali yang mana setiap kali naik dikurangai
lima shalat maka tinggallah lima kali shalat dalam sehari dan semalam.
Pada kali ke sembilan ini, Allah swt
berkata, “wahai Muhammad! Shalat yang lima kali ini akan Aku nilai setara
dengan lima puluh kali, karena saya menetapkan untuk umatmu bahwa satu kebaikan
akan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat. Begitu juga, Aku telah
menetapkan untuk umatmu bahwa siapa saja dari umatmu yang berniat berbuat baik,
maka Aku telah menuliskan untuknya satu pahala. Jika kebaikan itu dilakukannya
maka aku tambahkan kepadanya sepuluh kebaikan. Akan tetapi, jika umatmu berniat
berbuat jahat, maka belum Aku tuliskan untuk dosa. Dan jika kejahatan itu
dilakukannya, Aku masih belum menuliskan dosanya dengan memberikan beberapa
waktu tangguh untuk menunggu dia bertaubat. Jika dalam waktu tangguh itu dia
masih belum bertaubat barulah Aku menuliskan satu dosa untuknya.” Itu semua
adalah wujud kasih sayang Allah swt kepada umat nabi Muahmmmad saw.
Setelah menerima shalat lima kali
dalam semalam, kembali di langit keenam nabi Muhammad saw bertemu dengan nabi
Musa as. Nabi Musa kembali bertanya kepada nabi Muhammad saw tentang apa yang
didapatnya dari Allah swt. Nabi Muhammad saw menjawab bahwa Allah swt
memerintahkannya dan umatnya untuk shlat lima kalai dalam sehari dan semalam. Nabi
Musa kembali menyarankan kepada nabi Muhammad saw agar datang kembali menghadap
Alalh swt dan meminta dikurangi. Ketiak itulah nabi Muhammad saw berkata kepada
musa bahwa dia sudah merasa malu menghadap Allah swt dan meminta pengurangan
ibadah. Ketika itulah nabi Musa berkata, ihbith bismillah (turunlah
engkau dengan menyebut nama Allah). Maka dibukalah pintu langit dan nabi
Muhammad saw bersama Jibrilpun turn kembali ke bumi. Sama seperti saat naik,
nabi kembali bertemu dengan para nabi yang sebelumnya dia temui di setiap
tingkat langit yang beliau lalui namun hanya sekedar untuk saling mengucaplan
dan membalas salam.
Sesampainya di bumi nabi bertemu dengan
sekelompok kafilah dagang Quraisy yang sedang dalam perjalanan dari Syam menuju
Makkah. Nabi melihat satu unta mereka lari dari rombongan sehingga sebagain
mereka mengejarnya. Nabi Muhammad saw juga melihat seekor unta merah yang patah
kakinya. Nabi mengucapkan salam kepada mereka, dan tiba-tiba mereka merasa
heran sambil berekata, “itu seperti suara Muahmmad”. Nabi Muhammad saw menemukan
dua kendi air mereka yang berisi penuh, dan nabi meminum air pada salah satu
dari kedua kendi tersebut kemudian meletakannya kembali di tempat semula. Menjelang
subuh nabi Muhammad saw telah samapi di masjdil Haram di dekat dua pamananya
Hamzah dan Ja’far yang tadi ditinggalkannya dalam keadaan tertidur.
Ketika pagi datang, nabi duduk
bermenung di dekat masjidl Haram sambil kebingungan seakan sedang memikul beban
yang berat. Beliau kebingungan memikirkan cara bagaimana mengumpulkan kaum
Quraisy dan menceritakan perjalanan yang baru saja dilakukannya. Nabi juga ragu
apakah mereka akan menerima dan membenarkan cerita perjalanannya. Ketika itulah
datang Abu Jahal bertanya kepada beliau, “Ya Muhammad! Saya melihat engkau
seakan memikul beban yang sangat berat? Adakah sesuatu beban yang memberatkan
hatimu?” Nabi Muhammad saw menjawab, “Betul wahai Paman! Saya tadi malam diperjalankan
Allah swt dari Masjidl Haram ke Baitul Maqdis, dan dari Baitul Maqdis saya
diajak berjalan naik hingga langit ke tujuh dan sidratul muntaha. Perjalanan
itu saya lakukan dalam waktu kurang dari satu malam”.
Abu Jahal melihat ini sebagai kesempatan
emas untuk mempermalukan nabi Muhammad saw. Diapun berkata, “Maukah engkau saya
kumpulkan penduduk Makkah dan engkau ceritakan kepada mereka apa yang engkau
ceritakan kepadaku?”. Nabi Muhamad saw dengan senang hati berekata, “Ya, tentu
saja boleh paman”. Maka Abu Jahal segera mengumpulkan penduduk Makkah untuk
mendengarkan cerita nabi Muhammad melakukan perjalanan yang tidak masuk akal
dengan tujuan mengolok-olok nabi Muhammad saw.
Setelah orang-orang erkumpul, nabi
Muahmmad memulai ceritanya seperti yang diceritakannya kepada Abu Jahal. Mendengar
cerita nabi Muhammad saw yang melakukan perjalanan dari Makkah ke Palestina dan
ke langit hingga sidratul muntaha dan kembali ke lagi ke bumi hanya dalam waktu
yang singkat semua tertwa dan mengolok nabi Muhammad saw. Sebagain berakata,
“Wahai Muahmmad! Apakah engkau sudah gila, bukankah engkau tahu bahwa
perjalanan dari Makah ke Baitul Maqdis saja harus ditempuh dalam waktu satu
bulan? Lalu bagaimana mungkin dalam semalam engkau bisa berjalan sejauh itu dan
kembali lagi ke Makkah”. Ketiak keributan itu terjadi, datanglah Abu Bakar dan
mereka bertanya kepada Abu Bakar tentang berita yang baru disampaikan nabi
Muhammad saw kepada mereka. Abu Bakar dengan tenang menjawab, “Saya bersaksi
bahwa nabi Muhammad adalah benar”.
Tidak puas dengan cerita nabi Muhammad
saw merekapun sepakat ingin menguji nabi Muhammad saw dengan beberapa
pertanyaan yang bertujuan untuk mempermalukan beliau. Salah satu dari mereka
berkata, “Wahai Muhammad! Jika benar engakau samapi di baitul Maqdis maka
ceritakanlah kepada kami gambaran masjid al-Aqsha, bentuk bangunannya, dan
jumlah pintunya”. Awalnya nabi kesulitan untuk menjawab karena memang nabi
Muhammad sawt ketika melakukan perjalanan ke sana tidak sempat memperhatikan
detail masjid al-Aqsha tersebut. Tiba-tiba malaikat jibril datang dan
memperlihatkan setiap sisi masjid al-Aqsha kepada nabi Muhammad saw. Dengan
mudah akhirnya nabi Muhammad bisa menjelaskan dengan sangat rinci gambaran
masjid al-Aqsha kepada penduduk Makkah sesuai pertnyaan mereka.
Ternyata jawaban nabi tidak membuat
mereka percaya begitu saja, dan merekapun meminta bukti lain. Salah satu
bertanya lagi, “Jika memang engkau dari palestina pastilah engkau bertemu
dengan kafilah dagang yang sedang menunju Makkah. Coba anda jelaskan keadaan
mereka kepada kami”. Nabi Muhammad saw menjawab, “Ya< saya memang berpapasan
dengan mereka. Saya melihat salah satu unta mereka lari dan keluar dari
rombongan dan merekapun mengejarnya. Salah satu unta mereka yang berwarna merah
patah kakinya. Saat mereka beristirahat dan meletakakn kendi airi munium mereka
di tanah, salah satunya saya minum dan saya letakan kembali di tempat semula”.
Mereka bertenya, “Hai Muhammad! Kira-kira kapan mereka akan samapi di Makkah?”.
Nabi Muhammad saw menjawab, “Mereka akan masuk kota Makkah pada hari Rabu”.
Penduduk Makkah pun menunggu
kedatangan kafilah tersebut untuk membuktikan kebenaran cerita nabi Muhammad
saw tentang mereka. Sore hari rabu ternyata mereka belum juga memasuki kota
Makkah. Di saat itulah Allah swt kemudian menahan matahari untuk terbenam,
sehingga siang lebih lama samapi satu jam. Sore hari Rabu itu kafilah dagang
yang diceritakan memasuki kota Makkah. Merekapun ditanya apa yang terjadi dalam
perjalanan menuju Makkah dari Palestina. Mereka menceritakan sama seperti
cerita nabi Muhammad, di mana salah satu unta mereka lari dan memishkan diri
lalu mereka mengejarnya. Unta mereka yang merah kakainya patah, serta salah
satu kendi air minum mereka yang ketika diletakan penuh tiba-tiba menjadi
kosong. Merekapun berceriat sepertianya ada suara Muhammad malam itu yang
mengucapkan salam kepada mereka.
Mendengar cerita kafilah ini yang
sangat sesuai dengan cerita nabi Muhammad tentang mereka, beramai-ramai mereka
berkata bahwa ini adalah salah satu bentuk sihrinya Muhammad. Begitulah bahwa
kaunm Quraish masih belum bisa menerima kebenaran yang disampaikan nabi
Muhammad saw. Wallahu a’lam.
Kemudian nabi turun, dan di langit ke enam
bertemu nabi Musa maka disarankan untuk naik kembali dan mintak kurang hingga 9
kali..
Nabi turun ke langit dunia, sebelum subuh nabi sudah sampai
di masjid Haram..pagi itu nabi belum shalat subuh dan baru mulai zuhur. Pagi
hari itu nabi duduk bermenung memikirkan cara menceritakannya,,tiba-tiba Abu
Jahal lewat dan menegur…Abu jahallah yang mengumpulkan manusia….mereka tertawa
karena tidak masuk akal….kecuali Abu Bakar…dan mereka meminta dijelaskan jumlah
pintu masjid aqsha, jibril melihatkan…kemudian bertanya tentang kafilah yang
datang dari Syam, mereka di mana sekarang dan kapan sampai di Makkah..nabi
mengatakan bahwa mereka akan sampai hari rabu waktu zuhur..ternyata benar..