Telapak Tangan
Kata kaffaih (dua telapak tangan) adalah salah satu dari bagian tubuh manusia yang dipakai oleh Allah untuk membuat perumpamaan bagi manusia. Dan perumpmaan itu terdapat sebanyak dua kali. Pertama kata kaffaih surat ar-Ra’d [13]: 14, yang berbicara tentang perumpamaan orang yang tidak mengenal Allah sehingga dia menyembah dan meminta kepada selain-Nya. Namun, permohonan yang mereka ajukan kepada selain Allah hanyalah kesia-siaan belaka, sama seperti orang yang membentangkan kedua telapak tangnnya untuk membawa air ke mulutnya. air tersebut tidak akan pernah sampai ke mulutnya. sebagaimana firman-Nya dalam surat ar-Ra’d [13]: 14
لَهُ دَعْوَةُ الْحَقِّ وَالَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ لَا يَسْتَجِيبُونَ لَهُمْ بِشَيْءٍ إِلَّا كَبَاسِطِ كَفَّيْهِ إِلَى الْمَاءِ لِيَبْلُغَ فَاهُ وَمَا هُوَ بِبَالِغِهِ وَمَا دُعَاءُ الْكَافِرِينَ إِلَّا فِي ضَلَالٍ
Artinya: “Hanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) do`a yang benar. Dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memperkenankan sesuatupun bagi mereka, melainkan seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air supaya sampai air ke mulutnya, padahal air itu tidak dapat sampai ke mulutnya. Dan do`a (ibadat) orang-orang kafir itu, hanyalah sia-sia belaka.”
Sebeluam membuat perumpamaan tersebut pada ayat 14 di atas, pada ayat-ayat sebelumnya Allah swt telah memperkenalkan diri-Nya dengan baik kepada Manusia. Marilah kita lihat ayat-ayat sebelumnya, betapa Tuhan memperkenalkan diri-Nya kepada manusia agar dia mengenal Allah dengan baik.
Ayat 2 Allah swt. memperkenalkan diri-Nya sebagai Dzat yang meciptakan dan meninggikan langit tanpa tiang, menundukkan matahari dan bulan dan mengatur keseimbangan jagat raya ini.
“Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas `Arsy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.
Ayat 3 Allah swt. memperkenal diri-Nya sebagai Dzat yang membentangkan bumi, mengokohkannya dengan gunung-gunung, menghiasinya dengan sungai-sungai, menciptakan tumbuhan dan buah-buhan secara berpasangan
“Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.
Ayat 4 Allah swt. memperkenalkan diri-Nya sebagai Dzat yang menciptakan tumbuhan yang beragam, ada yang bercabang dan tidak bercabang, menciptakan buahan dengan beraneka rasa dan aroma sekalipun tumbuh di bumi dan tanah yang sama.
“Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir.
Ayat 5 Allah memperkenalkan diri-Nya sebagai Dzat yang menciptakan manusia dari saripati tanah, lalu menjadikannya makhluk yang indah dan sempurna, mematikannya kemudian menghidupkan dan membangkitkannya kembali setelah kematiannya.
“Dan jika (ada sesuatu) yang kamu herankan, maka yang patut mengherankan adalah ucapan mereka: "Apabila kami telah menjadi tanah, apakah kami sesungguhnya akan (dikembalikan) menjadi makhluk yang baru?" Orang-orang itulah yang kafir kepada Tuhannya; dan orang-orang itulah (yang dilekatkan) belenggu di lehernya; mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.
Ayat 8 Allah memperkenalkan diri-Nya sebagai Dzat yang Maha mengetahui apa yang ada di dalam rahim, baik jenis kelaminnya, keketapan atas dirinya, rezekinya, jodohnya, ajalnya dan seterusnya.
“Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan, dan kandungan rahim yang kurang sempurna dan yang bertambah. Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya.
Ayat 9 Allah menyebutkan diri-Nya sebagai Dzat yang Maha mengetahui baik yang gaib maupun yang tanpak, Maha Besar lagi Maha Tinggi.
“Yang mengetahui semua yang ghaib dan yang nampak; Yang Maha Besar lagi Maha Tinggi.
Ayat 10 Allah memperkenalkan diri-Nya sebagai Dzat yang mengetahui apapun yang ada dalam hati manusia, baik yang berterus terang maupun yang merahasiakan ucapannya, yang bersembunyi di malam hari maupun yang muncul di siang hari.
“Sama saja (bagi Tuhan), siapa di antaramu yang merahasiakan ucapannya, dan siapa yang berterus-terang dengan ucapan itu, dan siapa yang bersembunyi di malam hari dan yang berjalan (menampakkan diri) di siang hari.
Ayat 11 Allah menyebutkan diri-Nya sebagai Dzat yang meciptakan para malikat yang ditugasi menjaga dan memelihara manusia, sekaligus mencatat segala perbuatannya. Allah juga menyebutkan bahwa Dia Yang berkuasa memutuskan sesuatu terhadap makhluk-Nya, baik maupun buruk jika itu dikehendaki-Nya.
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
Ayat 12 Allah menyebut diri-Nya sebagai Yang berkuasa menciptakan kilat dan halilintar yang bisa menimbulkan rasa takut bagi orang tertentu sekaligus harapan bagi orang tertentu. Dia juga yang menciptakan awan yang mengandung hujan, hingga bumi menjadi subur kembali setelah hujan turun dari langit melalui perantara awan tersebut.
“Dia-lah Tuhan yang memperlihatkan kilat kepadamu untuk menimbulkan ketakutan dan harapan, dan Dia mengadakan awan mendung.
Ayat 13 Allah memperkenalkan diri-Nya sebagai Dzat yang bertasbih kepada-Nya semua makhluk, baik yang hidup maupun yang mati, termasuk para malaikat. Termasuk juga kuasa-Nya dalam menimpakan halilintar kepada orang tertentu sebagai bentuk azab atas pembangkangan terhadap aturan-Nya.
“Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dia-lah Tuhan Yang Maha keras siksa-Nya.
Masih kurang lengkapkah Allah memperkenalkan diri-Nya kepada manusia? Lalu kenapa manusia masih juga belum mngenal Allah dengan baik. Oleh karena itulah, setelah perkenalan dianggap lengkap, maka Allah menutup perkenalan-Nya dengan membuat perumpamaan bagi orang yang masih belum mengenal-Nya dan menyembah serta memohon pertolongan kepada selain-Nya seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air supaya sampai air ke mulutnya, padahal air itu tidak dapat sampai ke mulutnya.
Pertanyaanya adalah apa hubungan perkenalan Allah akan diri-Nya kepada manusia dengan kedua telapak tangan?
Untuk menjawab pertanyaan itu, marilah kita membuka kedua telapak tangan kita! Lihatlah dengan cermat garis utama kedua telapak tangan kita! Pada telapak tangan yang bagian kiri kita, akan dilihat garis persis seperti angka Arab ۸۱ (latin :81) bukan? Sekarang lihat garis telapak tangan kita yang sebelah kanan, maka kita akan temukan garis yang persis seperti angka Arab ۱۸ (latin 18) bukan? Semua telapak tangan manusia memiliki garis utama yang sama. Sekarang coba kita gabungkan (jumlahkan) kedua garis tersebut; 81+18= 99. Itulah nama Allah yang diperkenalkan-Nya di dalam al-Qur’an sebanyak 99 yang kita kenal dengan nama al-Asma al-Husna.
Maka jika manusia mau memperhatikan kedua telapak tangannya dengan baik, di situlah dia akan menenukan Allah. Kedua telapak tangan seseorang akan mengantarkanya kepada pengetahuan akan adanya Allah. Selanjutnya, jika dia telah menemukan Allah di kedua telapak tangannya, tentulah semua perbuatan yang merupakan hasil kerja kedua telapak tangan itu akan dipersembahan untuk ibadah dan pengabdian kepada Allah. Seorang yang melihat Allah di kedua telapak tangannya, tidak pernah melakukan sesuatu yang merupakan pelanggaran terhadap aturan Allah, seperti mengambil milik orang lain, menyakiti orang lain dan sebagainya.
Perumpamaan telapak tangan yang kedua disebutkan Alah swt dalam surat al-Kahfi [18]: 34. Di mana dalam ayat tersebut Allah membuat perumpaan tentang seorang yang tidak meyakini adanya kematian, seorang yang berbangga dengan apa yang dimiliki dan mengira apa yang dimilikinya akan abadi, tidak akan hilang dan punah. Akhirnya, Allah membinasakan apa yang dimilikinya, harta kekayaannya dibinasakan, lalu ia membulak-balikkan kedua tangannya (tanda menyesal) terhadap apa yang ia telah belanjakan untuk itu, sedang pohon anggur itu roboh bersama para-paranya dan dia berkata: "Aduhai kiranya dulu aku tidak mempersekutukan seorangpun dengan Tuhanku".
Begitulah perumpamaan yang tergambar dalam ayat berikut, surat al-Kahfi [18]: 42
وَأُحِيطَ بِثَمَرِهِ فَأَصْبَحَ يُقَلِّبُ كَفَّيْهِ عَلَى مَا أَنْفَقَ فِيهَا وَهِيَ خَاوِيَةٌ عَلَى عُرُوشِهَا وَيَقُولُ يَالَيْتَنِي لَمْ أُشْرِكْ بِرَبِّي أَحَدًا
Artinya: “Dan harta kekayaannya dibinasakan, lalu ia membulak-balikkan kedua tangannya (tanda menyesal) terhadap apa yang ia telah belanjakan untuk itu, sedang pohon anggur itu roboh bersama para-paranya dan dia berkata: "Aduhai kiranya dulu aku tidak mempersekutukan seorangpun dengan Tuhanku".
Sebelum menyebutkan kata dua telapak tangan sebagai bentuk perumpaan tentang akhir kepemilikan seorang yang tidak meykini akan kemtaion dan kefanaan sesuatu, pada ayat-ayat sebelumnya Allah swt. Menceritkan sikap, keyaikian dan prilakunya. Mari kita lihat!
Ayat 32: Dan berikanlah kepada mereka sebuah perumpamaan dua orang laki-laki, Kami jadikan bagi seorang di antara keduanya (yang kafir) dua buah kebun anggur dan Kami kelilingi kedua kebun itu dengan pohon-pohon korma dan di antara kedua kebun itu Kami buatkan ladang.
Ayat 33: Kedua buah kebun itu menghasilkan buahnya, dan kebun itu tiada kurang buahnya sedikitpun dan Kami alirkan sungai di celah-celah kedua kebun itu,
Ayat 34: dan dia mempunyai kekayaan besar, maka ia berkata kepada kawannya (yang mu'min) ketika ia bercakap-cakap dengan dia: "Hartaku lebih banyak dari pada hartamu dan pengikut-pengikutku lebih kuat".
Ayat 35: Dan dia memasuki kebunnya sedang dia zalim terhadap dirinya sendiri; ia berkata: "Aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya,
Ayat 36: dan aku tidak mengira hari kiamat itu akan datang, dan jika sekiranya aku di kembalikan kepada Tuhanku, pasti aku akan mendapat tempat kembali yang lebih baik daripada kebun-kebun itu".
Ayat 37: Kawannya (yang mu'min) berkata kepadanya sedang dia bercakap-cakap dengannya: "Apakah kamu kafir kepada (Tuhan) yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani, lalu Dia menjadikan kamu seorang laki-laki yang sempurna?
Ayat 38: Tetapi aku (percaya bahwa): Dialah Allah, Tuhanku, dan aku tidak mempersekutukan seorangpun dengan Tuhanku.
Ayat 39: Dan mengapa kamu tidak mengucapkan tatkala kamu memasuki kebunmu "MAA SYAA ALLAH, LAA QUWWATA ILLAA BILLAH" (Sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah). Sekiranya kamu anggap aku lebih sedikit darimu dalam hal harta dan keturunan,
Ayat 40: maka mudah-mudahan Tuhanku, akan memberi kepadaku (kebun) yang lebih baik daripada kebunmu (ini); dan mudah-mudahan Dia mengirimkan ketentuan (petir) dari langit kepada kebunmu, hingga (kebun itu) menjadi tanah yang licin.
Ayat 41: atau airnya menjadi surut ke dalam tanah, maka sekali-kali kamu tidak dapat menemukannya lagi".
Ayat 42: Dan harta kekayaannya dibinasakan, lalu ia membulak-balikkan kedua tangannya (tanda menyesal) terhadap apa yang ia telah belanjakan untuk itu, sedang pohon anggur itu roboh bersama para-paranya dan dia berkata: "Aduhai kiranya dulu aku tidak mempersekutukan seorangpun dengan Tuhanku".
Kenapa Allah menjadikan kedua telapak tangan sebagai perumpamaan untuk sikap seorang yang tidak meyakini kematian, kebinasaan dan kefanaan sesuatu? Untuk menjawabnya, mari kita lihat sekali lagi kedua telapak tangan kita!
Pada telapak tangan yang bagian kiri kita, akan dilihat garis persis seperti angka Arab ۸۱ (latin :81) dan telapak tangan kita yang sebelah kanan, akan ditemukan garis yang persis seperti angka Arab ۱۸ (latin 18)? Sekarang coba kita kurangkan kedua angka tersebut; 81-18= 63. Angka 63 mengingatkan kita akan usia manusia agung nabi Muhammad saw. Dengan angka 63 kita akan teringat bahwa semua manusia akan mati, semua yang ada akan lenyap. Bukankah Rasulullah seorang manusia yang paling mulia dan paling dikasihi-Nya pun mati dan binasa.
Dengan melihat kedua telapak tangan, niscaya manusia akan sadar dan percaya bahwa semua yang ada selain Allah akan berkahir. Semua manusia dan makhluk bernyawa apapun akan berakhir dengan kematian. Kedua telapak tangan akhirnya mengantarkan manusia akan keyakinan adanya kebinasaan dan batas waktu sesuatu yang ada. Hanya Allah sajalah yang tidak akan pernah lenyap dan binasa.
Lihatlah dirimu, kamu akan kenal Tuhanmu! Semoga bermanfaat.
Rabu, 11 Maret 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar