Anak Kecil Yang Takut Neraka
Dikisahkan, bahwa seorang kakek sedang berjalan di sebuah perkampungan. Saat itu sang kakek menemukan seorang anak kecil sedang menangis tersedu-sedu. Kakek itupun segera menghampirinya dan bertanya kenapa dia menangis seperti itu. Setelah berhenti dari tangisnya, anak kecil itu menjawab, “Kakek! Saya menangis, karena beberapa saat yang lalu ketika saya berada di masjid, ada seorang yang membaca sebuah ayat berbunyi
لَمْ تَفْعَلُوا وَلَنْ تَفْعَلُوا فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ
Artinya: “Maka jika kamu tidak dapat membuat (nya) dan pasti kamu tidak akan dapat membuat (nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.” (Q.S. al-Baqarah [2]: 24)
Itulah yang membuat saya menagis kek, karena saya takut dimasukan ke dalam neraka yang panas itu”, lanjutnya. Mendengarkan keterangan anak kecil tersebut, kakek itupun memahami sebab kenapa dia menangis. Sang kakek kemudian berkata kepada anak itu, “Kalau begitu, kamu tidak usah menagis dan takut. Sebab, kamu masih kecil dan belum diberati hukum dan tidak ada dosa bagimu. Jika kamu mati, Allah tidak akan memasukanmu ke dalam neraka”.
Mendengarkan jawaban kakek itu, anak kecil tersebut kembali berkata, “Bukankah kakek sudah sangat tua? Kenapa kakek tidak memahami sesuatu yang sudah menjadi pengetahuan umum? Tidakkah kakek lihat, kalau orang mau menghidupkan api, yang dimasukan pertama adalah kayu yang kecil-kecil, baru kemudian kayu yang besar-besar?”. Kakek itupun terdiam mendengarkan jawaban anak kecil itu, kemuidan dia meminta ampun kepada Allah dan mengucapkan terima kasih kepada anak kecil itu, karena telah mengingatkannya akan rasa takut terhadap azab Tuhan.
Dari kisah di atas dapat diambil pelajaran, bahwa semestinyalah semua orang merasakan takut akan azab dan siksa Tuhan. Janganlah seseorang merasa yakin dan optimis akan terlepas dari siksa Tuhan yang amat pedih. Hendaklah rasa takut dan cemas selalu ditumbuhkan dalam diri setiap orang, agar bisa memacu dirinya untuk lebih giat beribadah kepada Allah.
Sebagian besar sahabat yang mulia dan para aulia serta orang-orang shalih dahulu, selalu menagis di tengah malam saat mereka shalat malam, karena merasakan bahwa neraka dan siksa Tuhan hanya disediakan untuk dirinya saja. Sehingga, dengan perasaan seperti ini, seorang tidak sombong dengan banyaknya amal yang telah dilakukannya, sekaligus selalu meningkatkan kualitas dan kuantitas amalnya itu tanpa henti sampai akhir hayatnya. Perjuangan tanpa henti inilah yang akan membuat manusia memperoleh rahmat Allah nantinya. Hal itu disebutkan dalam surat Ali-Imran [3]: 142
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَعْلَمِ اللَّهُ الَّذِينَ جَاهَدُوا مِنْكُمْ وَيَعْلَمَ الصَّابِرِينَ
Artinya: “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk sorga padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjuang di antara kamu dan belum nyata siapa yang sabar.”
Selasa, 08 September 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar