Umar Bin Khattab dan Penasehat Kisra Persia
Umar bin Khattab sangat terkenal dengan keadilannya ketika menjabat Khalifah ar-Rasyidin kedua. Semasa kekuasaanya wilayah Islam sudah meliputi seluruh wilalah Jazirah Arabiyah, sebagian Asia kecil, Afrika Utara, bahkan sampai ke Eropa. Umar bin Khattab sangat dicintai oleh umat Islam karena keadilan dan kesederhanaannya, begitu juga dia disegani oleh kawan maupun lawan karena keberaniannya. Hampir setiap malam, Umar berkeliling kota Madinah untuk mengetahui keadaan rakyat, apakah masih anak-anak yang menangis kelaparan. Agaknya sikap dan tipe seorang pemimpin, sempurna terdapat dalam diri Umar bin khattab - tanpa bermaksud mengecilkan keberadaan yang lain - sesudah Rasulullah saw.
Suatu ketika, Hurmuzan seorang penasehat Kisra Persia datang berkunjung, ketika
memasuki kota Madinah ia mengenakan mahkota terbuat dari emas
berhiaskan batu permata serta berpakaian sutra kebesaran yang indah.Maka berangkatlah penasehat Kisra tersebut bersama rombongnnya menuju kota Madinah. Sepanjang perjalanan, sang dia membayangkan alangkah megah dan hebatnya istana Umar mengingat daerah kekuasaannya yang begitu luas meliputi dua pertiga dunia. Tentulah pemasukan pajak laur biasa besarnya untuk sang khalifah. Sehingga fikiran ini membuat sang Kisra merasa rendah diri (inferor) ketika hendak menemui sang Khalifah.
Setelah beberapa hari menempuh perjalanan, sampailah penaasehat Kisra Persia bersama rombongannya ke kota Madinah. Ketika sampai di gerbang kota Madinah, dia bertanya kepada penduduk tentang istana Khalifah. Akan tetapi, semua penduduk menjawab “Khalifah tidak mempunyai istana”. Kisra merasa sangat heran dengan jawaban masyarakat Madinah. Akhirnya Kisra bertanya tentang Umar bin Kahttab, di mana dia bisa menemuinya. Salah seorang penduduk memberitahukan agar mencari Umar di sebuah desa yang ada di Kota Madinah, Umar sedang duduk di bawah sebuah batang korma.
Sesuai petunjuk penduduk itu, berangkatlah penasehat Kisra ini bersama rombongannya menuju desa dimaksud untuk bertemu dengan Umar. Alangkah terkejutnya penasehat Kisra ketika mendapatkan Umar sedang tertidur sendirian di bawah sebatang pohon korma. Setelah mengucapkan salam penasehat Kisra mengucapakan suatu bait indah indah dan popular kemudian hari kepada Umar bin Khatab;
امنت لما أقمت العدل بينهم فنمت نوم قريرالعين هانيها
Artinya: “Dikarenakan engkau telah berbuat adil terhadap rakyatmu, maka engkau merasa aman dan tentram, sehingga engkau bisa tidur dengan tenang dan nyenyak tanpa rasa takut”.
Dari kisah di atas dapat dipetik pelajaran, bahwa jika seseorang pemimpin berlaku adil terhadap kekuasaa dan rakyatnya, tentulah semua rakyatnya akan senang dan mencintainya. Sehingga, kemanapun dia pergi tidak perlu dikawal oleh penjagaan yang ketat. Pemimpin yang adil bisa pergi kemana saja dan kapan saja tanpa harus dikawal dan tanpa dihantui rasa takut. Keadilan membuatnya nyaman dan tentram, hingga diapun bisa tertidur dengan tenang sekalipun di pinggir jalan atau di bawah batang pohon.
Begitu juga, jika para pemimpin hidup sederhana, memikirkan nasib rakyatnya, tidak sibuk membangun istana yang megah untuk mereka, tentulah rakyat juga akan mencintai mereka. Kebencian rakyat kepada para pemimpin muncul, dikarenakan para pemimpin sibuk membangun kemegahan dan istana untuk mereka dan keluarga mereka. Para pemimpin melupakan nasib rakyatnya, sehingga rakyat dibiarkan dalam kemiskinan, ketidakberdayaan dan kemelaratan. Sehingga, hilanglah kepercayaan rakyat kepada pemimpin, mulailah mereka menghujat para pemimpin, bahkan berniat hendak membunuh pemimpin yang sebelumnya telah mereka pilih.
Alangkah indahnya! Jika saja pemimpin kita hari ini seperti Umar bin Khattab yang bisa ditemui oleh siapa saja, kapan saja dan di mana saja. Tidak ada sekat yang menghambat komunikasi antara rakyat dengan pemimpinnya. Begitu juga, tidak ada satupun rakyat yang menghujat, mencaci atau bahkan ingin mencelakakan pemimpinnya. Semoga saja hal ini akan terwujud dalam masyarakat kita. Amin
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar