Pulau Bahagia
Konon di sebuah kerajaan, memerintahlah seorang raja yang arif dan bijaksana serta dicintai oleh seluruh rakyatnya. Suatu ketika raja ditimpa sakit keras, hingga dia merasa ajalnya sudah sangat dekat. Karena sang raja tidak memiliki anak sebagai pewaris tahta kerajaanya, sebelum meninggal dia berpesan kepada seluruh pembesar dan rakyatnya, agar nanti orang yang akan menggantikannya adalah orang yang bersedia memimpin kerajaan ini selama lima tahun dan setelah selesai masa jabatannya, harus bersedia dibuang ke sebuah pulau di wilyah kerajaanya. Pulau itu dikenal sebagai pulau yang paling menakutkan dan paling banyak binatang buasnya. Pulau itu tidak pernah dihuni oleh seorang manusiapun, karena dipenuhi oleh banyak binatang buas dan berbisa.
Setelah raja mangkat, maka dicarilah orang yang akan menggantikan kedudukan raja, akan tetapi tidak ada seorangpun yang bersedia untuk menjadi raja mengingat persyaratan yang begitu berat. Akhirnya, datanglah seorang pemuda menawarkan diri dan bersedia menjadi raja di kerajaan itu. Sebelum dilantik sesuai dengan pesan raja, persyaratan tersebut diingatkan lagi kepadanya, pertama harus bersedia memerintah selama lima tahun, kedua harus bersedia dibuang ke pulau yang disebutkan setelah selesai masa jabatan nanti. Pemuda itu menyatakan kesediaannya, maka dinobatkanlah dia menjadi raja.
Hiduplah pemuda itu sebagai raja baru dengan menikmati segala fasilitas kemewahan kerajaan. Tahun pertama kekuasaannya dia meminta kepada pembesar dan pegawainya agar diberikan segala jenis makanan enak yang ada di kerajaan itu. Sehingga tahun pertama sang raja baru menikmati hidangan-hidangan yang istimewa dengan berbagai macam bentuk dan rasanya. Tahun kedua masa pemerintahannya dia meminta kepada pembesar dan pegawainya agar didatangkan wanita-wanita cantik ke istananya untuk menghibur dan bisa bersenang-senang dengannya. Sehingga tahun kedua itu, hiduplah sang raja dengan dikelilingi wanita-wanita cantik yang ada dikerajaan itu. Dan tahun ketiga, sang raja meminta kepada pembesar dan pegawainya agar didatangkan kuda-kuda yang kuat dan kendaraan-kendaran bagus untuk berjalan-jalan dan mengelilingi serta melihat seluruh keindahan kerajaannya. Sehingga tahun ketiga itu hiduplah raja dengan menikmati segala keindahan alam kerajaannya.
Memasuki tahun keempat dari kekuasaannya, teringatlah dia akan persyaratan sebelum menjadi raja. Waktu kekuasaanya tinggal dua tahun lagi, setelah itu dia akan mati sia-sia di mulut binatang buas yang ada di pulau pengasingan itu. Maka sejak saat itu, mulailah raja hidup dengan gelisah dan rasa takut. Sehingga hari-hari yang dilaluinya selama dua tahun terakhir, dirasakannya berjalan dengan cepat. Bahkan, masa dua tahun itu dirasakannya seakan dua jam atau dua hari saja. Tiba waktu yang ditentukan, berakhirlah kekuasaan raja di kerajaan itu. Dan Sesuai dengan perjanjian dia dibuang ke pulau yang dipenuhi binatang buas, sehingga tamatlah riwayatnya di pulau tersebut.
Maka kerajaan mulai mencari kembali raja baru yang akan memimpin kerajaan tersebut untuk lima tahun berikutnya. Akan tetapi, tidak satupun yang bersedia menjadi raja. Kemudian muncullah seorang pemuda dari suatu negeri yang menyatakan kesediaanya menjadi raja di negeri itu. Sesuai pesan raja, persyaratan itupun diingatkan kepadanya sebelum dilantik, yaitu bersedia memerintah selama lima tahun dan harus dibuang ke pulau yang paling menyeramkan setelah habis masa kekuasaannya.
Setelah menyanggupi persyaratan, maka dilantiklah pemuda tersebut menjadi raja baru di kerajaan itu. Maka mulailah sang raja baru memerintah rakyatnya dengan penuh kebijaksanaan. Tahun pertama kekuasaannya dia meminta kepada pembesar, pegawai dan seluruh rakyatnya untuk membangun jembatan ke pulau yang menyeramkan tersebut. Sehingga tahun pertama kekuasaannya, jembatan yang menghubungkan kerajaanya dengan pulau itu siap dibangun. Tahun kedua kekuasaannya sang raja memerintahkan seluruh pembesar, pegawai dan rakyatnya untuk membunuh seluruh binatang buas yang ada di pulau itu. Sehingga tahun kedua tersebut tidak satupun binatang buas yang tersisa di pulau itu. Dan tahun ketiga kekuasannya, raja memerintahkan seluruh rakyatnya untuk membangun istana megah bahkan lebih indah dari istana yang sedang ditempatinya sekarang di pulau itu. Sehingga tahun ketiga kekuasaannya selesailah pembangunan istana megah tersebut. Memasuki tahun keempat kekuasaannya, alangkah lambatnya perputaran waktu dirasakannya. Karena dia ingin cepat-cepat mengakhiri masa jabatannya dan dibuang ke pulau itu. Sudah terbayangkan olehnya keindahan dan kenikmatan yang ada di pulau tersebut. Sehingga waktu dua tahun akhir jabatanya dirasakannya seperti dua puluh tahun. Sesuai masa jabatan yang ditentukan berakhirlah kekuasaan sang raja, maka di buanglah dia ke pulau tersebut. Alangkah bahagia dan leganya perasaan mantan raja itu di buang ke pulau yang dimaksud, karena berbagai kenikmatanan, kesenangan dan keindahan telah menunggunya. Hiduplah mantan raja dengan bahagia dan tenang di pulau bahagia itu.
Dari kisah di atas dapat diambil pelajaran bahwa seseorang yang mempersiapkan segala sesuatu menghadapi hari esok, maka tiadalah rasa takut dan cemas akan menghinggapinya. Setiap masa berganti, maka kondisi manusia juga akan berubah, oleh karena itu setiap manusia perlu mempersiapkan diri menghadapi perubahan yang akan terjadi hari esok, termasuk menghadapi kematian yang akan mendatangi manusia. Begitulah yang dipesankan Allah dalam surat al-Hasyar [59]: 18
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Bagi yang mempersipkan hari esok dengan sempurna mereka akan menginginkan segera kematian menjemputnya, karena mereka rindu akan kebahagian yang sempurna di akhirat. Begitulah isyarat Allah dalam surat al-Baqarah [2]: 94
قُلْ إِنْ كَانَتْ لَكُمُ الدَّارُ الْآخِرَةُ عِنْدَ اللَّهِ خَالِصَةً مِنْ دُونِ النَّاسِ فَتَمَنَّوُا الْمَوْتَ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Artinya: “Katakanlah: "Jika kamu (menganggap bahwa) kampung akhirat (surga) itu khusus untukmu di sisi Allah, bukan untuk orang lain, maka inginilah kematian (mu), jika kamu memang benar.”
Akan tetapi, bagi yang tidak memiliki persiapan menghadapi hari esok dengan baik, maka mereka akan menginginkan hidup lebih seribu tahun. Hal itu mereka minta karena takut menghadapi apa yang akan menimpa mereka dikarenakan tidak adanya persiapan. Begitulah yang dikatan Allah dalam surat al-Baqarah [2]: 96
وَلَتَجِدَنَّهُمْ أَحْرَصَ النَّاسِ عَلَى حَيَاةٍ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا يَوَدُّ أَحَدُهُمْ لَوْ يُعَمَّرُ أَلْفَ سَنَةٍ وَمَا هُوَ بِمُزَحْزِحِهِ مِنَ الْعَذَابِ أَنْ يُعَمَّرَ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِمَا يَعْمَلُونَ
Artinya: “Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling loba kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih loba lagi) dari orang-orang musyrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya dari siksa. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.”
Selasa, 08 September 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar