Jagalah hidayah Allah
Dalam surat al-Ma’idah ayat 105, Allah swt berfirman
يآأيها الذين آمنوا عليكم أنفسكم لا يضركم من ضل إذا اهتديتم إلى الله مرجعكم جميعا فأنبئكم بما كنتم تعملون
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; Tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk. hanya kepada Allah kamu kembali semuanya, Maka Dia akan menerangkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
Ayat ini adalah wujud kasih sayang Allah bagi orang mukmin, untuk menjaga diri agar tetap dalam hidayah keimanan. Jangan sampai disesatkan oleh orang sesat setelah menerima petunjuk iman.
Setidaknya ada dua musuh yang akan menggerogoti hidayah keimanan; dari luar dan dalam. Dari luar adalah orang kafir dan munafik seperti disebutkan Allah dalam al-Baqarah ayat 1-20.
Amat menarik memperhatikan rentetan ayat 1-20 surat al-Baqarah tersebut. Di mana, ayat-ayat itu berbicara tentang pembagian manusia; pertama mukmin, kedua kafir dan ketiga munafik. Kelompok orang beriman diceritakan dalam 5 ayat, yaitu ayat 1-5. kelompok orang kafir diceritakan dalam 2 ayat, yaitu ayat 6-7. sedangkan kelompok orang munafik diceritakan dalam 13 ayat, yaitu mulai ayat 8-20. kalau digabungkan ayat yang membicarakan orang kafir dan munafik, maka jumlahnya akan menjadi 15 ayat. Begitulah isyarat yang diberikan Allah, bahwa musuh orang beriman adalah lebih besar dan lebih banyak 5 berbanding 15. Oleh karena itu, setiap mukmin dituntut perjuangannya yang maksimal dan sungguh-sungguh melawan musuh yang jumlahnya jauh lebih besar tersebut.
Kedua, musuh yang akan mencabut hidaya keimanan adalah hawa nafsu dan syaithan. Ketika manusia telah terseret mengikuti segala kehendak hawa nafsu dan bujuk rayu iblis, maka akan tertrcampaklah dia dari hidayah Allah. Lihatlah nabi Adam yang terlempar dari hadayah Tuhan karena hawa nafsu. Surat Thaha ayat 121
فأكلا منها فبدت لهما سوءاتهما وطفقا يخصفان عليهما من ورق الجنة وعصى ءادام ربه فغوى
Artinya: Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia.
Yang dimaksud dengan durhaka di sini ialah melanggar larangan Allah karena lupa, dengan tidak sengaja, sebagaimana disebutkan dalam ayat 115 surat ini. dan yang dimaksud dengan sesat ialah mengikuti apa yang dibisikkan syaitan. kesalahan Adam a.s. meskipun tidak begitu besar menurut ukuran manusia biasa sudah dinamai durhaka dan sesat, karena tingginya martabat Adam a.s. dan untuk menjadi teladan bagi orang besar dan pemimpin-pemimpin agar menjauhi perbuatan-perbuatan yang terlarang Bagaimanapun kecilnya.
Nabi Muhammad saw adalah salah satu manusia yang disebut Allah jauh dari kesesatan. Lihatlah surtat an-Najmi (53): 1-4
والنجم إذا هوى. ما ضل صاحبكم وما غوى. وما ينطق عن الهوى. إن هو إلا وحي يوحى.
Artinya : 1. demi bintang ketika terbenam, 2. kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru. 3. dan Tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. 4. ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).
Kenapa nabi Muhammad disebut tidak sesat dalam ayat di atas? Ada dua hal: pertama nabi tidak pernah mengikuti hawa, baiak sikap, perkataan maupun perbuatan. Kedua, bahwa apapun yang keluar dari diri beliau adalah tuntunan wahyu. Artinya, jika seseorang selalu mengikuti wahyu dan kitab Allah dengan baik dan sungguh-sungguh dipastikan dia akan jauh dari kesesatan. Oleh karena itu, kendalikan hawa nafsu dan semakin dekatlah dengan kitab Allah, agar engkau selalu dalam hidayah Allah. Semoga menjadi renungan.
Selasa, 08 September 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar