Jumat, 01 Agustus 2008

Hadiah Bagi Muttaqin

Hadiah Bagi Muttaqin

Mutaqin adalah sebuah prestasi yang diperoleh manusia, setelah melaksanakan serangkaian ibadah atau ujian keimanan, salah satunya adalah ibadah puasa. Seperti layaknya kehidupan di dunai, setiap yang memperoleh presatasi tentulah mendapatkan penghargaan dari manusia lain. Begitu juga, Allah pun memberikan penghargaan-Nya kepada kepada orang-orang yang telah mencapai prestasi muttaqîn. Adapun bentuk penghargaan Allah adalah;
Pertama, bahwa orang yang telah mencapai taqwa, Allah akan selalu mengajarkan ilmu kepadanya dari sisi Allah. Seperti yang disebutkan dalam surat al-Baqara [2]: 282
….وَاتَّقُوا اللَّهَ وَيُعَلِّمُكُمُ اللَّهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Artinya: “…. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
Seorang yang mendapatkan pengajaran ilmu dari Allah, mampu menyelesaikan suatu pertanyaan yang diajukan kepadanya tanpa dia sendiri menyadari akan mampu memberikan jawaban sesempurna itu. Seringkalai, dia juga terkejut dengan tiba-tiba bisa menyelesaikan suatu persoalan yang dihadapkan kepadanya. Begitulah, Allah mengajarkan orang yang bertaqwa ilmu dari sisi-Nya.
Kedua, bagi yang bertaqwa Allah akan selalu memberikan kepadanya jiwa yang sensitif (al-furqân). Begitulah yang disebutkan dalam surat al-Anfal [8]: 29
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِنْ تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَانًا وَيُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqaan dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa) mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.”
Al-furqân secara harfiyah berarti pembeda antara yang hak dan bathil. Sehingga, orang yang diberikan al-furqân oleh Allah adalah orang yang diberikan jiwa yang sensitif. Di mana, orang yang sudah mencapai taqwa, dia sudah menjadi orang yang arif dan mampu membedakan mana yang baik dan yang buruk, mana yang pantas dan yang tidak pantas, mana yang semestinya dilakukan dan yang semestinya dihindari. Orang yang yang telah diberi al-furqân adalah oarng yang sudah mengerti mana yang baik dan buruk untuk dirinya tanpa harus diberitahu.
Ketiga, jika manusia sudah mencapai derajat taqwa sebagai tingkat kedudukan manusia yang paling tinggi, secara otomatis dia akan diberi Allah pangkat “anumerta” berupa posisi muhsin.
….مَنْ يَتَّقِ وَيَصْبِرْ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ
Artinya: “…. Sesungguhnya barangsiapa yang bertakwa dan bersabar, maka sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik".”
Muhsin adalah manusia terbaiak, manusia yang bukan hanya mampu berbuat baik, namun mampu mempersembahkan yang terbaik. Bahkan, muhsin adalah manusia yang mampu membalasi kejahatan dengan kebaikan. Sehingga, sikap itulah yang menjadikan Allah mengangkatnya menjadi makhluk yang paling disayangi-Nya. Seperti disebutkan dalam surat al-Ma’idah [5]: 13
فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاصْفَحْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ….
Artinya: “Maka maafkanlah mereka, dan bukalah lembaran baru sesungguhnya Allah mencintai orang yang muhsin…”
Keempat, jika manusia sudah mencapai tingkat taqwa, Allah akan memberikan kepadanya jalan keluar dari kesulitan dan rezeki dari pintu yang tidak diduga. Begitulah yang disebutkan Allah dalam surat at-Taalaq [65]: 2-3
… وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا(2)وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا(3)
Artinya: “…. Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar (2). Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu (3).”
Keempat, jika manusia sudah mencapai taqwa, Allah akan memberikan kepadanya kemudahan dalam segala urusannya. Begitulah yang disebutkna dalam surat at-Thalaq [65]: 4
….وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا
Artinya: “… Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.”
Adalah hal yang sudah pasti dalam kehidupan, bahwa taqwa akan membawa seseorang kepad kemudahan dalam segala urusan. Sebab, taqwa berarti kemampuan untuk menahan, menjaga dan memelihara diri untuk tidak melakukan pelanggaran dan selalu taat kepada segala macam aturan. Bukankah orang yang selalu taat dan patuh terhadap aturan dan tidak melakukan pelanggran akan mendapatkan kemudahan dalam berusan? Kesulitan baru akan mendera manusia, jika dia melanggar atau tidak mematuhi aturan yang berlaku.
Kelima, yang mencapai tingkat taqwa, Allah akan menghapus segala macam dosa dan kesalahannya. Begitulah yang disebutkan dalam surat ath-Thalaq [65]: 5
ذَلِكَ أَمْرُ اللَّهِ أَنْزَلَهُ إِلَيْكُمْ وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا
Artinya: “Itulah perintah Allah yang diturunkan-Nya kepada kamu; dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipat gandakan pahala baginya.”
Orangyang mencapai taqwa disebutkan sebagai orang yang memperoleh kemenagan (fâ’izin). Sedangkan orang yang menang adalah orang yang telah dijauhkan Allah darai neraka-Nya dan berhak atas sorga. bukankah sorga tempatnya makhluk yang suci dari dosa dan kesalahan? Begitulah yang disebutkan dalam surat Ali Imran [3]: 185
…فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ…
Artinya: “…Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung (fa’izin)…”

Tidak ada komentar: