Penyebab Kegagalan
Adalah fitrah setiap manusia menginginkan sebuah kemenangan, keberuntungan dan kesuksesan. Tidak ada seorang manusiapun yang mengharapkan kekalahan, kerugian atau kegagalan. Akan tetapi, kesuksesan atau kegagalan itu sendiri adalah pilihan manusia sesuai jalan yang ditempuhnya. Jika saja seseorang menempuh jalan kemenangan, maka diapun akan sampai kepada kemenangan. Namun, jika seseorang mengikuti jalan kegagalan, maka diapun akan sampai kepada kegagalan.
Di dalam al-Qur’an, Allah swt. menyebutkan kegegalan dengan kata fasyala. Ketika kata fasyala disebutkan Allah, ada isyarat khusus yang bisa diatangkap tentang penyebab atau jalan yang mengantarkan manusia kepadanya. Di antara ayat yang berbicara kegagalan dan penyebabnya adalah; Pertama, surat Ali ‘Imran [3]: 152
وَلَقَدْ صَدَقَكُمُ اللَّهُ وَعْدَهُ إِذْ تَحُسُّونَهُمْ بِإِذْنِهِ حَتَّى إِذَا فَشِلْتُمْ وَتَنَازَعْتُمْ فِي الْأَمْرِ وَعَصَيْتُمْ مِنْ بَعْدِ مَا أَرَاكُمْ مَا تُحِبُّونَ مِنْكُمْ مَنْ يُرِيدُ الدُّنْيَا وَمِنْكُمْ مَنْ يُرِيدُ الْآخِرَةَ ثُمَّ صَرَفَكُمْ عَنْهُمْ لِيَبْتَلِيَكُمْ وَلَقَدْ عَفَا عَنْكُمْ وَاللَّهُ ذُو فَضْلٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ
Artinya: “Dan sesungguhnya Allah telah memenuhi janji-Nya kepada kamu, ketika kamu membunuh mereka dengan izin-Nya sampai pada saat kamu lemah dan berselisih dalam urusan itu dan mendurhakai perintah (Rasul) sesudah Allah memperlihatkan kepadamu apa yang kamu sukai. Di antaramu ada orang yang menghendaki dunia dan di antara kamu ada orang yang menghendaki akhirat. Kemudian Allah memalingkan kamu dari mereka untuk menguji kamu; dan sesungguhnya Allah telah mema`afkan kamu. Dan Allah mempunyai karunia (yang dilimpahkan) atas orang-orang yang beriman.”
Dalam ayat di atas, kegagalan dikaitkan dengan kata pertikaian (tanâza’tum) dan kata pembangkangan (‘ashaitum). Kedua hal itulah yang menjadi penyebab utama kegagalan. Inilah juga yang pernah terjadi dalam perang Uhud, di mana umat Islam mengalami kekalahan karena sebagian sahabat bertikai dan membangkang pesan Rasulullah.
Dalam kehidupan pribadi seseorang, juga berlaku bahwa berbeda, bertikai dan menantang arus serta tidak mau patuh dan tunduk pada aturan yang berlaku akan menjadikan seseorang mangalami kekalahan dan kegagalan. Seoarng siswa misalnya, jika selalu menyalahi dan membangkang terhadap segala macam bentuk aturan, tantulah akan mengalami kegagalan dalam studinya.
Begitu juga, dalam kehidupan kelompok dan masyarakat dengan sangat mudah bisa dibuktikan betapa pertikaian dan pembangkangan terhadap aturan akan menjadikan kelompok dan masyarakat tersebut menderita kekalahan, kegagalan serta kehanacuran. Lihatlah sejarah kehancuran umat, bangsa, kerajaan, atau suatu Negara pada masa lalu, yang pernah mengalami kejayaan. Di mana, hampir semuanya mengalami kegagalan dan kehancuran disebabkan oleh pertikain sesama mereka serta pembangkangan terhadap aturan yang telah ditetapkan untuk mereka.
Kedua, kata kegagalan disebutkn Allah dalam surat al-Anfal [8]: 43
إِذْ يُرِيكَهُمُ اللَّهُ فِي مَنَامِكَ قَلِيلًا وَلَوْ أَرَاكَهُمْ كَثِيرًا لَفَشِلْتُمْ وَلَتَنَازَعْتُمْ فِي الْأَمْرِ وَلَكِنَّ اللَّهَ سَلَّمَ إِنَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ
Artinya: “(yaitu) ketika Allah menampakkan mereka kepadamu di dalam mimpimu (berjumlah) sedikit. Dan sekiranya Allah memperlihatkan mereka kepada kamu (berjumlah) banyak tentu saja kamu menjadi gentar dan tentu saja kamu akan berbantah-bantahan dalam urusan itu, akan tetapi Allah telah menyelamatkan kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati.”
Dalam ayat di atas, kegagalan dikaitkan dengan sikap percaya diri yang dimiliki ketika akan berjuang. Di mana, jika seseorang melihat musuh, kesulitan ataupun tantangan yang akan dihadapi sangat besar dan bahkan sebelum berjuang dia sudah merasa akan gagal dan menderita kekalahan, maka besar kemungkinan memang dia akan menderita kekelahan. Akan tetapi, jika seseorang melihat tantangan, kesulitan itu kecil dan bisa ditaklukan betapapun besarnya, maka dia akan memperoleh kemenangan dan kesuksesan. Sikap seperti ini bukan berarti seorang sombong dan takabbur, namun hanya untuk menumbuhkan rasa percaya diri, ketika akan berjuang dan menghadapi tantangan dan kesulitan. Oleh karena itu, hendaklah seseorang yakin dengan kemampuan yang dimilikinya, bahwa dia mampu menyelesaikan setiap tantangan dan kesulitan yang dihadapi betapapun besarnya.
Itulah di antara penyebab seseorang menderita kegagalan dan kekalahan; pertikaian, pembangkangan dan perasaan inferior (rendah diri/kurang percaya diri). Sebaliknya, jika ketiga hal ini bisa dibuang dari diri seseorang, maka dia akan meraih kesuksesan dalam perjuanganya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Terima kasih. Ini tulisan di blog yang bagus.
Posting Komentar