Nabi Yunus as. Lari Dari Tanggung Jawab
Dalam surat ash-Shafat[37]: 139-148, Allah swt. menceritakan kisah nabi Yunus as. secara lebih rinci. Sekalipun cerita yang sama juga ditemukan dalam ayat laia seperti surat al-Qalam [68]: 48-49. Kisah dalam surat ash-Shafat tersebut seperti terlihat dalam ayat berikut;
وَإِنَّ يُونُسَ لَمِنَ الْمُرْسَلِينَ(139)إِذْ أَبَقَ إِلَى الْفُلْكِ الْمَشْحُونِ(140)فَسَاهَمَ فَكَانَ مِنَ الْمُدْحَضِينَ(141)فَالْتَقَمَهُ الْحُوتُ وَهُوَ مُلِيمٌ(142)فَلَوْلَا أَنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُسَبِّحِينَ(143)لَلَبِثَ فِي بَطْنِهِ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ(144)فَنَبَذْنَاهُ بِالْعَرَاءِ وَهُوَ سَقِيمٌ(145)وَأَنْبَتْنَا عَلَيْهِ شَجَرَةً مِنْ يَقْطِينٍ(146)وَأَرْسَلْنَاهُ إِلَى مِائَةِ أَلْفٍ أَوْ يَزِيدُونَ(147)فَآمَنُوا فَمَتَّعْنَاهُمْ إِلَى حِينٍ(148)
Artinya: “Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang rasul (139). (ingatlah) ketika ia lari, ke kapal yang penuh muatan (140). kemudian ia ikut berundi lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian (141). Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela (142). Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah (143). niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit (144). Kemudian Kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit (145). Dan Kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu (146). Dan Kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih (147). Lalu mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu (148).”
Dalam ayat di atas, diceritakan bahwa nabi Yunus as. diutus ke suatu negeri untuk mengajak penduduknya beriman kepada Allah. Akan tetapi, nabi Yunus dihadapkan pada masyarakat pembangkang dan keras kepala yang membuat nabi Yunus as. berputus asa. Pembangkangan kaumnya, membuat nabi Yunus memilih pergi dan meninggalkan kewajiban dakwahnya, mangajak manusia bertauhid dan mengesakan Allah.
Maka sampailah nabi Yunus as. ke tepi sebuah dermaga dan mendapati sebuah kapal yang penuh sesak dan siap berlayar menuju laut lepas. Nabi Yunus pun memutuskan untuk menumpang kapal tersebut. Akan tetapi, di tengah lautan kapal tersebut dihadang oleh seekor ikan paus yang sangat besar. kapalpun terombang ambing dan hampir karam. Demi menyelamatkan seluruh penumpang, akhirnya para penumpang sepakat untuk mengadakan undian tantang siapa yang akan dibuang ke dalam untuk menjadi tumbal dan santapan ikan paus. Sehingga, semua penumpang kapal bisa selampat dari ancaman ikan paus tersebut.
Semua penumpang mengikuti undian, termasuk nabi Yunus as. wal hasil, setelah beberapa kali diundi, nama yang keluar untuk diceburkan ke dalam laut adalah nabi Yunsu as. Diapun dicampakan ke dalam laut sebagai santapan ikan paus. Begitu sampai di dalam laut, ikan puaspun langsung menelannya. Sehingga, nabi Yunus berada di dalam perut ikan selama berhari-hari – dalam sebuah riwayat disebutkan selama empat puluh hari-.
Di dalam perut ikan, nabi Yunus menyadari kesalahannya. Dia telah meninggalkan kewajibannya sebagai rasul Allah. Diapun bertaubat kepada Allah, dan Allah pun menerima taubatnya. Atas bantuan Allah swt, akhirnya ikan paus itu memuntahkan nabi Yunus ke daratan.
Nabi Yunus terdampar di sebuah daratan yang tandus, gersang dan panas. Tidak ada kehidupan dan tanamam di sana. Allah pun menumbuhkan sebatang pohon labu untuk melindungi tubuh nabi Yunus yang masih lunak. Setelah beberapa hari, nabi Yunus kembali pulih dan kembali kepada kaumnya untuk berdakwah di tengah mereka.
Dari kisah di atas, ada banyak pelajaran berharga yang bisa kita petik. Yang paling pokok adalah, bahwa jangan pernah meninggalkan tugas dan tanggung jawab sebesar dan seberat apapun tantangan yangt dihadapi. Sebab, jika seseorang meninggalkan tugas dan tanggung jawabnya, dia akan ditimpa berbagai kesulitan seperti yang terjadi pada diri nabi Yunus as. Di antara kesulitan yang akan menderanya adalah;
Pertama, dia akan kehilangan harga diri serta derajatnya akan turun. Seperti yang dialami nabi Yunus yang harus ikut undian bersama penumpang yang lain. Jika tidak seluruh penumpang kapal, pastilah ada sebagian di antara mereka yang mengenal nabi Yunus sebagai seorang nabi dan rasul Allah. Tentu mereka juga tahu, bahwa Yunus bukanlah manusia biasa. Akan tetapi, Yunus as. sekalipun seorang nabi dan rasul, dia harus mengikuti undian untuk memilih siapa di antara mereka yang harus diceburkan ke laut. Begitulah, bahwa nabi Yunus kehilangan wibawanya sebagai seorang nabi dan rasul, karena telah meninggalkan tanggung jawabnya.
Dengan demikian, tanggung jawab akan sangat menentukan harga diri dan martabat seseorang. Semakin seseorang bertanggung jawab, maka akan semakin tinggilah martabatnya, baik di hadapan Allah maupun di hadapan manusia. Bukankah sering terjadi di tengah masyarakat, bahwa seorang yang masih kecil, bahkan masih dalam umur anak-anak, dipandang dan ditempatkan sebagai layaknya orang dewasa karena memiliki tanggung jawab yang besar. Sebaliknya, betapa banyak orang dewasa bahkan sudah sangat tua dalam hitungan umur dipandang dan ditempatkan sebagaimana anak-anak, karena tidak pernah memiliki tangggung jawab dalam hidupnya.
Kedua, yang meninggalkan tugas dan tangung jawab, akan selalu kalah dalam persaingan hidup. Seperti nabi Yunus yang selalu kalah dalam setiap undian. Adalah hal yang sudah berlaku umum, bahwa seorang yang tidak bertanggung jawab dengan tugas dan kewajibannya, akan menderia kekalahan demi kekalahan dalam persaingan hidupnya.
Ketiga, tidak cukup hanya akan menderita kekalahan demi kekalahan, bahkan yang lari dari tangung jawab akan dimangsa “paus” kehidupan. Dunia ibaratnya adalah ikan paus yang sangat ganas. Ia akan menelan setiap mangsa yang kalah dalam persaingan hidup, salah satunya adalah manusia-manusia yang tidak bertanggung jawab dengan dirinya.
Keempat, andaikata dia selamat dari terkaman “paus” kehidupan ini, dia akan tercampak ke tanah yang tandus, gersang dan sulit dan dalam keadaan sakit seperti yang dialami nabi Yunus as. Seorang yang tidak bertanggung jawab dengan kewajibannya, akan hidup di tempat yang penuh penderitaan. Karena, yang akan bahagia dalam hidupnya adalah manusia yang selalu memenuhi seluruh kewajibannya dengan tanggung jawab yang tinggi.
Ada hal yang manarik untuk kita cermati dari kisah nabi Yunus di atas. Kenapa Allah menumbuhkan pohon labu untuk melindungi tubuh nabi Yunus? Bukankah masih banyak pohon lain yang lebih besar atau bahkan lebih rindang daunnya daripada pohon labu?
Ada tujuan khusus kenapa Allah menumbuhkna pohon labu di dekat nabi Yunus. Karena, melalui tanaman ini Allah ingin mengajar nabi Yunus tentang arti sebuah tanggung jawab. Allah seakan memerintahkan, “Hai Yunus! Lihatlah kehidupan tanaman ini, karena dengan memperhatikannya engkau akan mendapat sebuah pelajaran berharga”.
Ada beberapa hal yang istimewa dari pohon labu. Di antaranya
1. Pohon labu sebenaranya bukanlah tanaman yang tergolong jenis pohon, namun ia tanaman dari jenis akar. Akan tetapi, Allah menyebutnya sebagai pohon (Syajarat). Labu disebut pohon walaupun ia bukan jenis pohon salah satunya dikarenakan bahwa ia memiliki buah yang besar. Coba bandingkan dengan pohon beringin, yang memiliki batang yang sangat besar, akar yang kokoh akan tetapi buahnya termat kecil, jauh lebih kecil dari buah tanaman labu. Melalui pohon labu, Allah ingin mengatakan kepada nabi Yunus as. bahwa tanggung jawab yang besar akan menjadikan seseorang memiliki kedudukan yang terhormat. Sehingga, akarpun yang hidup menjalar, karena tanggung jawab yang besar Allah berikan penghormatan dengan menyebutnya sebagai pohon.
2. Labu adalah jenis tanamam yang sangat kokoh memegang buahnya. Ia tidak akan dengan mudah mau melepaskan buahnya. Bahkan, gagang tempat buahnya bergantung lebih besar dari batang dan tubuhnya sendiri. Sehingga, jika kita menarik paksa buah labu, maka yang akan tercabut adalah batang dan akarnya bukan buahnya. Allah swt. melalui pohon labu ingin mengatakan kepada nabi Yunus tentang arti sebuah tanggung jawab, janganlah dengan mudah melepaskan diri dari tanggung jawab yang dipikul, karena nyawa adalah taruhannya.
3. Labu walaupun tumbuhan yang kecil, akan tetapi buahnya banyak dan besar. Namun demikian, ia tidak memikul tanggung jawab itu sendiri. Labu memiliki akar yang bisa mensuplai makanan kepada buahnya melalui akar-akar pembantu yang terdapat pada setiap ruas dan buku batangnya. Dengan tanaman ini Allah ingin mengajarkan kepada nabi Yunus, bahwa untuk menjalankan tanggung jawab yang besar perlu adanya kerjasama dan bantuan dari pihak lain. Sebab, jika kesulitan yang dihadapi dalam menjalankan tugas dipikul sendiri, maka akan membuat seseorang menjadi stres dan putus asa.
Demikianlah pelajaran dari kisah nabi Yunus as. semoga bermanfaat. Amin
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar