Mukmin Yang Kuat
Dalam sebuah hadits riwayat Muslim, Rasulullah saw. bersabda
المؤمن القوي خير وأحب إلى الله من المؤمن الضعيف (رواه مسلم)
Artinya: “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah”.(HR.Muslim)
Kata al-qawi (kekuatan) memiliki banyak arti. Di dalam al-Qur’an ditemukan beberapa makna al-qawi, di antaranya:
Pertama, Kekuatan fisik, seperti disebutkan dalam surat ar-Rum [30]: 54
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَشَيْبَةً يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَهُوَ الْعَلِيمُ الْقَدِيرُ
Artinya: “Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.”
Dalam ayat di atas, kata quwat berarti kekuatan fisik. Sehingga, berdasarkan hadits di atas seorang mukmin yang kuat secara fisik lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah secara fisik. Sebab, seorang mukmin yang fisiknya lebih kuat, tentu bisa melakukan berbagai macam akatifitas secara baik dan sempurna dibandingkan seorang mukmin yang lemah fisiknya. Shalat seorang yang memiliki fisik yang kuat agaknya lebih sempurna dari shalat seorang yang fisiknya lemah. Dan tentu saja Allah lebih menyukai amal yang dilakukan seorang hamba secara sempurna.
Dua, kekuatan tekad dan iradah, seperti disebutkan dalam surat al-Baqarah [2]: 63
وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَكُمْ وَرَفَعْنَا فَوْقَكُمُ الطُّورَ خُذُوا مَا ءَاتَيْنَاكُمْ بِقُوَّةٍ وَاذْكُرُوا مَا فِيهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu dan Kami angkatkan gunung (Thursina) di atasmu (seraya Kami berfirman): "Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu dan ingatlah selalu apa yang ada di dalamnya, agar kamu bertakwa".”
Kata quwat dalam ayat di atas bermakna tekad. Sebab, salah satu sikap bani Israel yang selalu dicela Allah, bahwa mereka tidak pernah memiliki ketuguhan hati dan tekad dalam menjaga dan memenuhi janji yang telah mereka buat.
Dengan demikian, seorang mukmin yang kuat tekad dan kemauannya adalah lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah tekad dan kemauannya. Sebab, seorang yang memiliki keteguhan tekad bisanya kan menjadi orang yang sabar dan optimis. Dan tentu saja seorang hamba yang memiliki kesabaran dan optimisme yang lahir dari kekuatan tekad, lebih disukai dan dicintai oleh Allah swt.
Tiga, kekuatan amanah dan kecerdasan, seperti disebutkan dalam surat an-Najm [53]: 1-3
وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى(3)إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى(4)عَلَّمَهُ شَدِيدُ الْقُوَى(5)
Artinya: “Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya (3). Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya) (4). yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat (5).”
Kata al-quwa dalam ayat di atas dipakai untuk menyebutkan malaikat Jibril. Malaikat Jibril adalah makhluk yang sangat cerdas sekaligus jujur. Betapa tidak, setiap kali ia diperintah menyampaikan wahyu, ia tidak pernah minta diulang dan melupakan apa yang telah diterimanya untuk kemudian disampaikan kepada rasul, tanpa pernah satu huruf pun kurang dari apa yang telah diterimnya dari Allah swt.
Sehingga, seorang mukmin yang kuat kecerdasannya dan memiliki kekuatan dalam menerima dan menyampaikan amanah adalah lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada seorang mukmin yang lemah kecerdasan dan kejujurannya. Sebab, kekuatan intelektual dan kejujuran akan membawa mansuai memilki kedudukan yang tinggi, baik di hadapan Allah maupun di hadapan makhluk. Bukankah nabi Musa as. diangkat menjadi pegawai yang diserahi tugas mengelola kekayaan nabi Syu’aib as dan bahkan kemudian dijadikan menantu olehnya, karena memiliki kekuatan kecerdasan dan kejujuran (Baca QS. Al-Qasash [28]: 26). Begitu juga nabi Yusuf as. diangkat menjadi menteri dan pejabat tinggi di Mesir, juga karena memiliki kekuatan kecerdasan dan kejujuran (Baca. QS Yusuf [12]: 54).
Empat, kekuatan dalam melawan musuh, seperti dalam surat al-Anfal [8]: 60
وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَءَاخَرِينَ مِنْ دُونِهِمْ لَا تَعْلَمُونَهُمُ اللَّهُ يَعْلَمُهُمْ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تُظْلَمُونَ
Artinya: “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).”
Dengan demikian, seorang mukmin yang memiliki kekuatan dan keteguhan dalam melawan musuh agama adalah lebih baik dan lebih dicintai Allah swt. daripada seorang mukmin yang lemah dalam menghadapi musuh. Bukankah semua sahabat yang ikut berperang pada peperangan Badar, mendapat tempat yang sangat tinggi di hadapan Allah dibandingkan sebagian sahabat yang ikut para perang Uhud, terutama para sahabat yang tidak memiliki kekuatan iman dan keteguhan hati, sehingga mereka lalai terhadap pesan Rasualullah saw?
Adapun cara agar memperoleh kekuatan dan untuk tatap kuat, adalah selalu meminta ampun terhadap setiap dosa dan kesalahan dan selalu bertaubat kepada Allah swt. Begitulah caranya agar kekuatan tumbuh dalam diri seseorang, jika dia jauh dari dosa dan banyak melakukan amal kebajikan. Seperti disebutkan dalam surat Hud [11]: 52
وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَى قُوَّتِكُمْ وَلَا تَتَوَلَّوْا
Artinya: “Dan (dia berkata): "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa."
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar