Senin, 28 Juli 2008

Pohon Korman; Cerminan Muslim Sejati

Pohon Korman; Cerminan Muslim Sejati

Dalam sebuah haditsnya Rasulullah saw bersabda
ان من الشجر شجرة لا يسقط ورقها وهي مثل مسلم, فقالوا يا رسول الله أخبرنا بها قال وهي النخلة
Artinya: “Sesungguhnya pohon (yang paling baik) adalah pohon yang tidak gugur daunnya, dan pohon itu adalah perumpamaan muslim sejati, para sahabat bertanya “Ya Rsulullah beritahulah kami apakah pohon tersebut? Rasulullah menjawab ia adalah pohon korma.”( HR. Bukhari)
Pohon korma adalah tumbuhan yang banyak terdapat di daerah padang pasir seperti di negara-negara Timur-Tengah. Jika disamakan dengan wilayah tropis seperti Indonesia, maka sifat dan karakter pohon korma ini sangat mirip dengan pohon kelapa yang banyak dijumpai di daerah pantai. Kenapa Rasulullah saw menyamakan seorang muslim dengan pohon korma? Apa keistimewaan pohon korma sehingga menjadi perumpamaan muslim yang sejati?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut ada baiknya menyimak apa yang dikemukakan oleh Muhammad Sayid Thanthawi, mantan Syaikh al-Azhar yang berupaya menjelaskan keistimewaan pohon korma tersebut. Minimal ada empat hal yang istimewa dari pohon korma yang semestinya menjadi cerminan bagi setiap muslim dalam kehidupannya.
Pertama, bahwa semua yang terdapat pada pohon korma memiliki kegunaan dan manfaat ( ان كل شئ فى النخلة نافع).
Pohon Korma adalah tanaman yang multi fungsi dan kegunaan. Mulai dari daun, pelepah, buah, biji, gagang, batang bahkan akarnya. Daun korma dijadikan atap rumah atau tempat bernaung, buahnya untuk di makan, bijinya ditumbuk dan dijadikan makanan atau paling tidak makanan binatang seperti unta, batangnya dijadikan alat bangunan seperti tiang dan sebagainya atau dijadikan kayu bakar, akarnya dijadikan perhiasan bahkan sebagai bahan obat-obatan, begitulah seterusnya. Pendek kata tidak satupun bagian dari pohon korma (pohon kelapa) yang tidak berguna bagi manusia.
Begitulah hendaknya kehidupan seorang muslim sejati, di mana tidak ada satupun yang keluar darinya baik ucapan maupun perbuatan yang tidak mengandung manfaat bagi orang lain dan lingkungan. Sepanjang hidupnya selalu mendatangkan manfaat bagi manusia, bukan sebaliknya mendatangkan dan menciptakan kerusakan bagi orang lain dan lingkungan. Dalam sebuah haditsnya Rasulullah saw bersabda “ Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya untuk orang lain”.
Kedua, bahwa pohon korma tetap memberi manfaat baik ketika hidup maupun setelah dipotong(ان النخلة نافعة في حياتها وبعد قطعها) .
Ketika korma masih hidup, manusia mengambil banyak manfaat darinya seperti yang diuraikan sebelumnya. Di padang pasir pohon ini juga menjadi pelindung bagi manusia dari teriknya panas matahari. Namun, setelah pohon ini dipotong maka ia masih tetap memberikan manfaat, seperti batangnya yang bisa diambil sebagai bahan bangunan, bahan bakar atau diambil sagunya untuk dijadikan makanan ternak.
Begitulah hendaknya muslim yang sejati, dia tidak hanya memberikan manfaat ketika hidupnya akan tetapi setelah matipun manfaatnya masih tetap bisa dirasakan orang lain. Para ulama terdahulu seperti imam Malik, Syafi’i, Hambali, Hanafi, al-Ghazali, Ibn Rusyd, dan lain-lain adalah orang yang sudah tidak lagi bisa ditemui secara fisik. Namun, manfaat mereka masih dapat dirasakan sampai hari ini, bahkan sampai hari kiamat disebabkan karya-karya yang mereka tinggalkan untuk manusia. Semua orang yang membaca karya-karya mereka merasakan seolah mereka masih hidup sehingga masih mendapatkan manfaat dari mereka.
Ketiga, bahwa pohon korma sedikit menuntut dan banyak memberi (ان النخلة قليلة الأخذ وكثيرة العطاء ).
Pohon korma adalah tumubuhan yang hidup di padang pasir, ia tidak menuntut lahan dan tanah yang subur. Begitu juga ia tidak menuntut pupuk yang banyak serta obatan seperti racun serangga. Ia tidak juga menuntut biaya perawatan yang besar, cukup dengan meletakan bijinya di tanah lalu ia akan tumbuh dan besar dengan sendirinya. Persis seperti pohon kelapa yang hidup di daerah pantai, cukup diletakan di atas pasir, tanpa dipupuk dan memerlukan biaya perawatan besar ia akan tumbuh dan besar sampai akhirnya berbuah. Namun ketika ia sudah besar dan berbuah, pohon ini memberikan manfaat yang begitu banyak bagi manusia seperti yang telah disebutkan. Bahkan setelah besarpun pohon ini tidak membebankan manusia, karena pohon korma atau pohon kelapa tidak menggugurkan daunya sebagai sampah yang membuat kotor lingkungan. Berbeda dengan pohon lain yang ketika daunya gugur menjadi masalah bagi lingkungan.
Begitulah hendaknya setiap muslim, semestinya memiliki sikap hidup banyak memberi dan sedikit menuntut. Kalaupun tidak bisa memberi, minimal tidak menjadi beban bagi orang lain dan lingkungan apalagi menebarkan kerusakan sehingga menciptakan keresahan di tengah masyarakat.
Keempat, bahwa pohon korma memiliki akar dan batang yang kokoh ان النخلة صلابة واستقامة ) ).
Pohon korma adalah pohon yang hidup di padang pasir, di mana setiap saat badai padang pasir selalu menghadangnya. Sama seperti pohon kelapa yang hidup di tepi pantai yang selalu ditiup oleh angin kencang. Namun pohon ini tidak pernah tumbang ditiup angina, bahkan topan dan badai sekalipun. Hal itu disebabkan kekokohan akar dan batangnya menahan tiupan angin kencang.
Demikianlah seorang muslim dalam mempertahankan aqidah yang keyakinan yang dianggapnya benar. Keyakinannya tidak akan mudah goyah dan berubah apalagi tumbang karena “tiupan angin” kemusyrikan yang menghadangnya dengan kuat. Keteguhan dan kekokohan ini seperti yang dicontohkan oleh para nabi dan rasul Allah swt yang istiqamah dengan kebenaran yang mereka pegang, sakalipun diterpa badai dan topan godaan materi, ancaman fisik dan sebagainya. Rasulullah saw pernah dibujuk dengan harta, kekuasan dan wanita bahkan juga pernah dibaikot dan disakiti secara fisik, namun keyakinan dan tekad belaiu memegang teguh kebenaran dan mengajak manusia, tetap tidak tergoyahkan apalagi tercabut dan tumbang. Inilah yang diingatkan Allah dalam surat Fushshilat [41]: 30-32
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ(30)نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ(31)نُزُلًا مِنْ غَفُورٍ رَحِيمٍ(32)
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu (30), Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta(31), Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (32).”

Tidak ada komentar: