Senin, 28 Juli 2008

Waspadailah Wanita!

Waspadailah Wanita!
Secara penciptaan, wanita adalah makhluk yang lemah jika dibandingkan dengan laki-laki. Namun demikian, wanita diberikan oleh Allah beberapa hal yang membuat mereka memiliki keutamaan, seperti keindahan tubuh dan kecantikan yang menjadi daya tarik bagi setiap laki-laki. Di samping itu, wanita juga dibekali suara menarik dan kemampuan menyusun kata serta merobah ekspresi raut wajah dengan cepat. Dengan pesona kecantikan dan keindahan yang dimilikinya itulah, terletak kekuatannya yang dahsyat. Sehingga, tidak sedikit kaum laki-laki yang hancur dan porak poranda di tangan para wanita. Betapa banyak tokoh dunia dan penguasa kuat sepanjang sejarah peradaban umat manusia, yang hancur dan jatuh atau setidak dihadapkan kepada persoalan besar dan sulit karena persoalan wanita
Di dalam kitab-kitab suci termasuk al-Qur’an, setidaknya terdapat dua belas kasus wanita yang menjadi bukti betapa keberadaan serta kekuatannya bisa mendatangkan bahaya dan kesulitan. Kasus-kasus tersebut adalah;
1. Terusirnya nabi Adam dari sorga
Dalam sebuah riwayat diceritakan, bahwa ketika Adam masih sendiri di sorga, dia melihat sepasang burung sedang asyik bermain dan “bermesraan” di atas sebatang pohon sorga. Melihat sepasang burung itu, muncullah keinginan dalam diri Adam untuk juga memiliki pasangan agar tidak merasa kesepian. Maka di saat dia tertidur, Allah menciptakan seorang wanita dari salah satu bagian tubuhnya yang kemudian diberi nama Hawa. Saat bangun dari tidurnya, dia terkejut melihat sosok seorang manusia dari jenis yang berbeda dengannya yang tidur di sebelahnya. Adampun berniat menyentuh dan memegangnya, namun tiba-tiba Allah melarangnya karena mereka belum boleh saling bersentuhan. Allah kemudian menikahkan mereka disaksikan oleh para malaikat dengan mahar dua kalimat syahadat.
Akan tetapi, setelah menikah mereka belum diperbolehkan melakukan hubungan seksual karena sorga terlarang untuk perbuatan itu. Sementara, mereka memiliki potensi untuk melakukan hal itu. Kondisi inilah yang membuka peluang dan kesempatan emas bagi iblis untuk mengeluarkan Adam dari sorga. Maka iblis mendatangi nabi Adam untuk menggodanya agar mendekati “pohon larangan” itu. Seperti yang disebutkan dalam surat Thaha [20]: 120
فَوَسْوَسَ إِلَيْهِ الشَّيْطَانُ قَالَ يَاآدَمُ هَلْ أَدُلُّكَ عَلَى شَجَرَةِ الْخُلْدِ وَمُلْكٍ لَا يَبْلَى
Artinya: “Kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: "Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?”
Begitu juga dalam surat al-Baqarah [2]: 35
وَقُلْنَا يَاآدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلَا مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَا وَلَا تَقْرَبَا هَذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ
Artinya: “Dan Kami berfirman: "Hai Adam diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.”
Menurut sebagian ahli tafsir, pohon yang dimaksud adalah bermakna kiasan (majazi). Yang dimaksud adalah larangan untuk melakukan hubungan seksual. Menurut cerita yang terdapat dalam kitab Bibel, bahwa pertama kali iblis datang kepada Adam dan menggodanya untuk melakukan larangan Tuhan itu, namun iblis tidak berhasil menggoyahkan keteguhan Adam. Maka iblis kemudian mendatangi isterinya Hawa, sebab iblis mengetahui pasti kelabilan emosi wanita. Maka dengan segala bujuk rayu iblis menggoda Hawa untuk meyakinkan Adam akan kebenaran ajakan iblis. Akhirnya Hawa “termakan” godaan iblis, sehingga dialah yang terus memaksa dan mendesak Adam untuk merasakan “pohon larangan” itu. Atas desakan Hawa, maka keteguhan Adam menjadi buyar dan akhirnya ikut merasakan larangan Tuhan tersebut. Akibatnya, mereka terusir dari sorga dan dicampakan ke bumi.
2. Pembunuhan manusia yang pertama di bumi; dua putera Adam Habil dan Qabil
Disebutkan, bahwa setelah dibuang ke bumi Hawa isteri nabi Adam selalu melahirkan sepasang anak kembar. Ketika mereka dewasa, sesuai perintah Allah maka mereka harus dikawinkan secara silang. Ketika aturan itu diberlakukan kepada anak-anak Adam, anaknya yang tertua Qabil tidak menerima dinikahkan dengan saudari kembar Habil. Qabil terus “ngotot” supaya dinikahkan dengan saudari kembarnya sendiri. Alasannya adalah karena saudari kembarnya lebih cantik dibandingkan saudari kembarnya Habil.
Akhirnya, nabi Adam mengeluarkan keputusan untuk menguji ketaatan dan keihklasan mereka melalui ibadah qurban kepada Allah. Akan tetapi, Qabil tidak mampu membuktikan bahwa dia lebih berhak menikahi saudari kembarnya. Keputusan nabi Adam untuk tetap menikahkan Habil dengan saudari kembar Qabil yang lebih lebih cantik membuat Qabil nekat membunuh saudaranya sendiri. Habil tewas di tangan Qabil, dan inilah tragedi pembunhan pertama dan paling dahsyat di muka bumi. Hal itu diceritakan Allah dalam surat al-Ma’idah [5]: 27-28
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ ءَادَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْآخَرِ قَالَ لَأَقْتُلَنَّكَ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ(27)لَئِنْ بَسَطْتَ إِلَيَّ يَدَكَ لِتَقْتُلَنِي مَا أَنَا بِبَاسِطٍ يَدِيَ إِلَيْكَ لِأَقْتُلَكَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ رَبَّ الْعَالَمِينَ(28)
Artinya: “Ceriterakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!" Berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa (27). Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam (28).”
3. Mandeknya dakwah nabi Nuh as
Nabi Nuh as adalah termasuk salah satu nabi Allah yang menganggap dirinya gagal dalam mengemban risalah. Bahkan, ketika semua manusia di padang mahsyar nanti mendatanginya meminta syafa’at dan berdo’a kepada Allah agar ditegakan mizan, dia tidak bersedia berdo’a karena alasan malu kepada Allah. Nabi Nuh malu berdo’a kepada Allah, karena dia merasa gagal disebabkan umurnya yang begitu panjang dalam berdakwah, namun hanya bisa mengajak segelinitr kecil saja dari manusia.
Dalam kisah yang dituangkan dalam kitab-kitab suci, bahwa salah satu penyebab kemandekan dakwah nabi Nuh as. adalah isterinya sendiri. Istri Nuhlah yang selalu menyampaikan segala prilaku dan gerak geriknya kepada kaum yang menantang dakwahnya. Bahkan, rencana nabi Nuh membuat kapal juga disebarkan oleh isterinya, sehingga kaum yang menantangnya beramai-ramai mendatangi Nuh dan mengatakannya sebagai orang gila yang membangun kapal di puncak bukit.
Isterinya adalah wanita yang durhaka serta tidak mau mengikuti dakwahnya. Namun demikian, nabi Nuh as tetap mencintainya bahkan di saat banjir menghadang, nabi Nuh tetap meminta kepada isteri dan anaknya agar naik ke atas kapalnya. Di saat akan tenggelampun nabi Nuh as. masih meminta kepada Allah agar isteri dan anknya itu diselamatkan dari maut. Sehingga, Allah menegur nabi Nuh dengan teguran yang keras dan menegaskan bahwa isteri dan anaknya yang durhaka itu bukanlah termasuk kelurganya. Seperti yang diceritakan dalam surat Hud[11]: 46
قَالَ يَانُوحُ إِنَّهُ لَيْسَ مِنْ أَهْلِكَ إِنَّهُ عَمَلٌ غَيْرُ صَالِحٍ فَلَا تَسْأَلْنِ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنِّي أَعِظُكَ أَنْ تَكُونَ مِنَ الْجَاهِلِينَ
Artinya: “Allah berfirman: "Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya (perbuatannya) perbuatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakekat) nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan.”
4. Mandeknya dakwah nabi Luth as
Seperti nabi Nuh as, nabi Luth as. juga memiliki kasus yang sama. Dia juga mencintai seorang isteri yang durhaka dan kemudian menjadi penghalang dakwahnya. Isteri yang dicintainya malah menjadi mata-mata terhadap semua perbuatan dan aktifitas nabi Luth bagi kaumnya yang durhaka. Bahkan, ketika nabi Luth kedatangan tamu seorang malaikat dalam rupa manusia yang gagah, isterinyalah yang melaporkan kepada kaumnya yang homoseksual untuk datang dan meminta tamu nabi Luth itu. Akhirnya, kaum nabi Luth dan isterinya dihancurkan oleh Allah dengan didatangkan hujan batu dari langit. Begitulah yang diceritakan Allah dalam beberapa ayat-Nya, seperti dalam surat al-A’raf [7]: 83-48
فَأَنْجَيْنَاهُ وَأَهْلَهُ إِلَّا امْرَأَتَهُ كَانَتْ مِنَ الْغَابِرِينَ(83)وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ مَطَرًا فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُجْرِمِينَ(84)
Artinya: “Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali isterinya; dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan) (83). Dan Kami turunkan kepada mereka hujan (batu); maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa itu (84).”
Begitu juga dalam surat al-‘Ankabut [29]: 32-34
قَالَ إِنَّ فِيهَا لُوطًا قَالُوا نَحْنُ أَعْلَمُ بِمَنْ فِيهَا لَنُنَجِّيَنَّهُ وَأَهْلَهُ إِلَّا امْرَأَتَهُ كَانَتْ مِنَ الْغَابِرِينَ(32)وَلَمَّا أَنْ جَاءَتْ رُسُلُنَا لُوطًا سِيءَ بِهِمْ وَضَاقَ بِهِمْ ذَرْعًا وَقَالُوا لَا تَخَفْ وَلَا تَحْزَنْ إِنَّا مُنَجُّوكَ وَأَهْلَكَ إِلَّا امْرَأَتَكَ كَانَتْ مِنَ الْغَابِرِينَ(33)إِنَّا مُنْزِلُونَ عَلَى أَهْلِ هَذِهِ الْقَرْيَةِ رِجْزًا مِنَ السَّمَاءِ بِمَا كَانُوا يَفْسُقُونَ(34)
Artinya: “Berkata Ibrahim: "Sesungguhnya di kota itu ada Luth". Para malaikat berkata: "Kami lebih mengetahui siapa yang ada di kota itu. Kami sungguh-sungguh akan menyelamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali isterinya. Dia adalah termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan) (32). Dan tatkala datang utusan-utusan Kami (para malaikat) itu kepada Luth, dia merasa susah karena (kedatangan) mereka, dan (merasa) tidak mempunyai kekuatan untuk melindungi mereka dan mereka berkata: "Janganlah kamu takut dan jangan (pula) susah. Sesungguhnya kami akan menyelamatkan kamu dan pengikut-pengikutmu, kecuali isterimu, dia adalah termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan) (33). Sesungguhnya Kami akan menurunkan azab dari langit atas penduduk kota ini karena mereka berbuat fasik (34).”
5. Tergelincirnya dua orang malaikat terbaik; Harut dan Marut
Dalam al-Qur’an, disebutkan kisah dua orang malaikat pernah yang diturunkan ke bumi untuk menjadi hakim ke negeri Babilonia (kurang lebih 2000 tahun sebelum Masehi), yang kemudian terjerumus melakukan dosa dan kesalahan. Mereka kemudian menjadi salah satu sumber ilmu sihir yang dimiliki manusia. Walaupun, sebelum mengajarkan ilmu itu, mereka selalu mengingatkan manusia akan bahaya dan mudharatnya. Namun, sebagian manusia tetap “ngotot” untuk belajar sihir dan bahkan menyelewengkannya untuk tujuan kejahatan. Hal itu seperti tertera dalam firman Allah surat al-Baqarah [2]: 102. berikut;
وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُ عَلَى مُلْكِ سُلَيْمَانَ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَا أُنْزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ وَمَارُوتَ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّى يَقُولَا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ وَمَا هُمْ بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ وَلَقَدْ عَلِمُوا لَمَنِ اشْتَرَاهُ مَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ وَلَبِئْسَ مَا شَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
Artinya: “Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: "Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir". Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui”.
Dikisahkan, bahwa pada masa kerajaan Babil, sebagain besar manusia hidup bergelimang dosa. Sehingga, setiap laporan catatan amal yang naik ke langit, didominasi oleh laporan kejahatan dan kemaksiatan. Maka semua malaikat ketika itu, saling berkata kepada sesamanya atau paling tidak menyimpan “unek-unek” dalam diri mereka tentang kebejatan manusia dan ketidakpantasannya mengemban tugas khalifah. Ini adalah “unek-unek” mereka yang kedua. Yang pertama telah Allah buktikan kekeliruan pandangan mereka dengan menguji mereka melalui lisan dan teori. Begitulah yang disebutkan dalam surat al-baqarah [2]: 31-33. Akhirnya, para malaikat mengakui kelemahan mereka serta keunggulan calon khalifah (Adam)..
Untuk membuktikan kekeliruan anggapan mereka yang kedua ini, Allah memberikan tes atau ujian parktek kepada mereka. Dengan cara, dijadikan pula malaikat itu menjadi manusia yang memiliki jasad, akal, dan nafsu. Allah kemudian memerintahkan para malaikat untuk mencari malaikat yang paling shalih dan paling taat di antara mereka. Maka terpilihnya dua orang malaikat terbaik; Harut dan Marut. Kedua malaikat itupun kemudian, diberi wujud seperti mansuia, dibekali akal, dan diberi nafsu serta keinginan yang rendah lainnya, persis seperti layaknya manusia. Kemudian, kedua malaikat ini ditugaskan ke bumi, tepatnya di negeri Babil untuk menjadi hakim di sana. Ketika pagi hari, kedua malaikat ini turun dari langit, dan sore hari mereka naik lagi ke langit.
Selama beberapa hari, kedua malaikat ini sukses melaksanakan tugasnya tanpa ada kendala yang berarti. Hingga sampai pada suatu hari, datanglah seorang laki-laki yang mengadukan isterinya telah berselingkuh dengan laki-laki lain. Laki-laki itupun membawa cukup bukti dan saksi yang menguatkan tuduhannya. Menurut hukum waktu itu, isteri yang berselingkuh dengan pria lain, haruslah dirajam sampai mati.
Keesokan harinya, isteri laki-laki itu diminta hadir menghadap kedua hakim tersebut. Akan tetapi, alangkah kagetnya kedua sang hakim melihat kecantikan wanita itu. Keduanya mulai tertarik kepada wanita itu, sementara wanita itu juga menyadari apa yang sedang dirasakan oleh kedua sang hakim. Kemudian, wanita itu datang ke hadapan hakim dan begitu keadaan sunyi, dia menawarkan sesuatu kepada kedua hakim itu. Dia berkata, “Saya akan melayani semua keinginan kalian berdua, asalkan saya dibebaskan dari tuduhan ini dan suami saya dihukum mati”. Karena godaan nafsu, kedua malaikat yang berwujud manusia itu menyahuti keinginan wanita tersebut.
Maka kedua hakim itu, berusaha menutupi kebenaran, bukti dan saksi yang ada. Dia kemudian memenangkan perempuan itu dalam persidangan serta membebaskannya dari segala macam tuduhan. Sedangkan suaminya digantung dengan tuntutan telah menuduh wanita baik-baik berbuat zina. Begitu persidangan selesai, haripun sore dan seperti biasa kedua malaikat itu bermaksud naik ke langit. Akan tetapi, keduanya tidak lagi mampu naik ke langit. Barulah keduanya menyadari kesalahan dan kekeliruan yang telah mereka perbuat. Merekapun meminta ampun kepada Allah atas dosa mereka. Allah kemudian memberi pilihan kepada meraka berdua; antara hukuman dunia atau hukuman akhirat yang akan mereka jalani. Mereka sepakat untuk memilih hukuman di dunia, sehingga keduanya digantung di hulu sungai Nil dengan kaki ke atas dan kepala ke bawah sampai hari kiamat. Mereka merasakan haus dan lapar, namun tidak bisa memakan makanan atau meminum air yang berada di bawah kepala mereka. Begitulah kejebatan seorang wanita yang terbukti bisa menaklukan malaikat sekalipun.
6. Nabi Ibrahim dihadapkan pada pilihan dan keadaan sulit
Dikisahkan, bahwa setelah usia hampir senja nabi Ibarahim as. belum juga diberi keturunan oleh Allah dari isterinya Sarah. Akhirnya, Sarah memberi izin kepada Ibrahim untuk menikahi budak mereka Hajar. Akan tetapi, setelah isterinya yang kedua Hajar hamil dan akan melahirkan anak yang sudah lama ditunggunya, Ibrahim dihadapkan kepada pilihan dan keadaan yang sulit. Muncullah kecemburuan dalam diri Sarah terhadap Hajar yang sedang hamil tua. Di satu sisi, Ibrahim sangat berharap akan melihat dan menyaksikan serta mendampingi isterinya saat melahirkan anak yang sudah sangat lama dinantikannya. Namun, di sisi lain dia juga sangat mencintai isterinya yang pertama Sarah dan tidak ingin menyakiti perasaaannya apalagi membuat dia bersedih atau berkecil hati. Perseteruan antara kedua isteri Ibrahim ini, membuat Ibrahim harus menelan “pil pahit” dengan terpaksa mengantarkan isteri kedunya Hajar yang sedang hamil tua dan akan melahirkan anaknya di tempat yang tandus, kering dan tidak perpenghuni. Alangkah hebatnya tekanan batin dan jiwa Ibarahim ketika meninggalkan isterinya yang sedang hamil di tempat yang sulit dan gersang. Tetapi, dia tidak punya pilihan lain, demi menjaga perasaan isterinya yang pertama dan demi wujud sayangnya dia mesti menjatuhkan pilihan yang sangat sulit itu. Begitulah beban jiwa Ibrahim yang digambarkan dalam surat Ibrahim [14]: 37
رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ
Artinya: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.”
Begitulah akibatnya jika manusia memiliki dua wanita yang dicintainya. Suatu saat, dia mesti menjatuhkan pilihan terhadap siapa yang paling dicintainya. Salah satu dari dua wanita yang dicintai akan bersengketa dan seorang laki-laki harus menjatuhkan pilihannya, dan biasanya yang dipilih dan diikuti adalah kehendak yang paling dicintai. Manusia memang tidak akan bisa mencintai dua wanita dalam ukuran yang sama, karena Allah tidak menciptakan dua hati dalam rogga dada manusia. Begitulah yang disebutkan Allah dalam surat al-Ahzab [33]: 4
مَا جَعَلَ اللَّهُ لِرَجُلٍ مِنْ قَلْبَيْنِ فِي جَوْفِهِ…
Artinya: “Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalam rongganya….”
7. Nabi Yusuf as. hampir terjerumus ke dalam jurang dosa
Dikisahkan, bahwa nabi Yusuf as. ketika berada di bawah pengasuhan seorang pejabat Mesir, tumbuh menjadi seorang pemuda yang sangat gagah dan rupawan. Ketampanan Yusuf ini kemudian membuat isteri tuannya yang bernama Zulaikha menjadi tertarik dan berhasrat untuk menggodanya. Pada suatu hari, ketika tuannya tidak di rumah datanglah isteri tuannya itu menggoda Yusuf dan mengajaknya melakukan perbuatan zina. Karena kecantikan dan daya tarik serta bujuk rayunya, hampir saja nabi Yusuf tergoda. Untunglah dia melihat kebesaran (burhan) dari Tuhannya. Sebab, Yusuf as. secara manusiawi sebenarnya juga memiliki ketertarikan kepada Zulaikha isteri tuannya itu. Begitulah yang disebutkan dalam surat Yusuf [12]: 23-25
وَرَاوَدَتْهُ الَّتِي هُوَ فِي بَيْتِهَا عَنْ نَفْسِهِ وَغَلَّقَتِ الْأَبْوَابَ وَقَالَتْ هَيْتَ لَكَ قَالَ مَعَاذَ اللَّهِ إِنَّهُ رَبِّي أَحْسَنَ مَثْوَايَ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الظَّالِمُونَ(23)وَلَقَدْ هَمَّتْ بِهِ وَهَمَّ بِهَا لَوْلَا أَنْ رَأَى بُرْهَانَ رَبِّهِ كَذَلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوءَ وَالْفَحْشَاءَ إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِينَ(24)وَاسْتَبَقَا الْبَابَ وَقَدَّتْ قَمِيصَهُ مِنْ دُبُرٍ وَأَلْفَيَا سَيِّدَهَا لَدَى الْبَابِ قَالَتْ مَا جَزَاءُ مَنْ أَرَادَ بِأَهْلِكَ سُوءًا إِلَّا أَنْ يُسْجَنَ أَوْ عَذَابٌ أَلِيمٌ(25)
Artinya: “Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata: "Marilah kesini." Yusuf berkata: "Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik." Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung (23). Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tiada melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih (24). Dan keduanya berlomba-lomba menuju pintu dan wanita itu menarik baju gamis Yusuf dari belakang hingga koyak dan kedua-duanya mendapati suami wanita itu di muka pintu. Wanita itu berkata: "Apakah pembalasan terhadap orang yang bermaksud berbuat serong dengan isterimu, selain dipenjarakan atau (dihukum) dengan azab yang pedih? (25).”
8. Nabi Yusuf masuk penjara karena gosip yang disebarkan para wanita di Mesir.
Setelah selamat dari godaan isteri tuannya, kembali Yusuf as. menghadapi persoalan yang sangat sulit. Para wanita di Mesir ketika itu menyebarkaan kabar perselingkuhan antara Yusuf dengan isteri majikannya itu. Gosip itu membuat rumah tangga tuannya menjadi tidak harmonis serta menambah malu isteri tuannya. Bagi Yusuf sendiri, dampaknya adalah ketidakharmonisan hubungannya dengan majikan yang telah berjasa membesarkannya.
Karena tidak berhenti menyebarkan gosip, maka nabi Yusuf akhirnya memilih masuk penjara demi menjaga hubungan baiknya dengan sang majikan. Begitulah sikap para wanita kota Mesir yang disebutkan dalam surat Yusuf [12]: 30
وَقَالَ نِسْوَةٌ فِي الْمَدِينَةِ امْرَأَةُ الْعَزِيزِ تُرَاوِدُ فَتَاهَا عَنْ نَفْسِهِ قَدْ شَغَفَهَا حُبًّا إِنَّا لَنَرَاهَا فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
Artinya: “Dan wanita-wanita di kota berkata: "Isteri Al Aziz menggoda bujangnya untuk menundukkan dirinya (kepadanya), sesungguhnya cintanya kepada bujangnya itu adalah sangat mendalam. Sesungguhnya kami memandangnya dalam kesesatan yang nyata.”
9. Nabi Ayyub as. mengalami penderitaan yang makin bertambah karena dicampakan isteri-isteri yang dicintainyanya
Dikisahkan, bahwa nabi Ayyuab as. pada mulanya adalah seorang hamba yang diberikan karunia yang begitu banyak. Dia diberikan harta dan kekayaan yang melimpah. Dia juga memiliki banyak isteri dan banyak anak. Namun, suatu ketika dia ditimpa suatu cobaan, di mana semua kekayaan yang dimilikinya perlahan habis dan lenyap tanpa ada yang tersisa sedikitpun. Anak-anaknya juga meninggal karena penyakit dan kelaparan. Dia sendiri diserang penyakit yang sangat menjijikan dan tidak ada obatnya. Di saat seperti inilah, di mana dia membutuhkan perawatan dari orang-orang yang dicintainya, tiba-tiba semua isterinya pergi meninggalkannya, kecuali hanya satu orang yang tetap setia mendampinginya. Kondisi Ayyub yang ditinggal pergi oleh para isterinya inilah yang menambah deritanya. Hal itu terbukti dengan ungkapannya kepada Allah dan janjinya akan menghukum dan memukul para isterinya jika sudah kembali sehat. Begitulah yang disebutkan dalam surat Shad [38]: 41-44
وَاذْكُرْ عَبْدَنَا أَيُّوبَ إِذْ نَادَى رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الشَّيْطَانُ بِنُصْبٍ وَعَذَابٍ(41)ارْكُضْ بِرِجْلِكَ هَذَا مُغْتَسَلٌ بَارِدٌ وَشَرَابٌ(42)وَوَهَبْنَا لَهُ أَهْلَهُ وَمِثْلَهُمْ مَعَهُمْ رَحْمَةً مِنَّا وَذِكْرَى لِأُولِي الْأَلْبَابِ(43)وَخُذْ بِيَدِكَ ضِغْثًا فَاضْرِبْ بِهِ وَلَا تَحْنَثْ إِنَّا وَجَدْنَاهُ صَابِرًا نِعْمَ الْعَبْدُ إِنَّهُ أَوَّابٌ(44)
Artinya: “Dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika ia menyeru Tuhannya; "Sesungguhnya aku diganggu syaitan dengan kepayahan dan siksaan” (41). (Allah berfirman): "Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum (42). Dan Kami anugerahi dia (dengan mengumpulkan kembali) keluarganya dan (Kami tambahkan) kepada mereka sebanyak mereka pula sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai fikiran.43Dan ambillah dengan tanganmu seikat (rumput), maka pukullah dengan itu dan janganlah kamu melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat ta`at (kepada Tuhannya) (44).”
10. Salah satu faktor penghambat dakwah nabi Muhammad saw.
Urwa binti Harb isteri Abu lahab adalah salah satu dari isteri tokoh Quraisy yang paling “getol” memusuhi nabi. Isteri Abu Lahab ini bersama beberapa tokoh perempuan musyrik lainnya seperti Hidun isteri Abu Sufyan, memerankan peran yang cukup besar untuk menghalangi dakwah nabi Muhammad saw. Dengan daya pikat serta kemampuan berbicaranya, tidak jarang nabi Muhammad bersama pengikutnya mendapati masalah serius yang bahkan hampir membuat nabi Muhammad dan pengikutnya celaka. Karena mereka sangat pintar menghasut dan mengadu domba serta memanas-manasi kaum Quraisy untuk menentang nabi Muhammad. Bahkan, ancaman fisik yang dilakukan Abu jahal dan beberapa tokoh kafir Quraisy lainnya, juga disebabkan hasutan isteri Abu lahab dan teman-tamannya. Itulah yang diabadikan Allah dalam surat al-Lahab [111]: 4
وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ
Artinya: “Dan (begitu pula) isterinya, pembawa kayu bakar.”
Maksud pembawa kayu bakar dalam ayat di atas adalah bahwa isteri Abu Lahab adalah wanita yang sangat mahir dan pandai dalam menghasut, memfitnah dan mengadu domba. Sehingga, kemampuannya memanasi suasana bisa memobilisasi kekuatan orang kafir Quraisy untuk menentang nabi Muhammad, bahkan untuk menyakiti umat Islam dalam bentuk penyiksaan fisik. Dalam catatan sejarah disebutkan, tidak jarang para wanita Quraisy inilah yang membuat kaum lelakinya makin bersemangat dan bergairah untuk memerangi dan menghancurkan Muhammad dan umat Islam. Hal itu terbukti, bahwa hampir dalam setiap peperangan antara kafir Quraisy dengan nabi Muhammad dan umat Islam, isteri Abu lahab dan isteri Abu Sufyan selalu ikut di dalamnya untuk memanasi suasana.
11. Nabi Muhammad saw. mengalami gangguan secara psikis karena digosipkan menikahi Zainab karena kecantikannya.
Rasulullah saw. pernah mengalami gangguan secara psikis akibat gosip tidak sedap menerpa beliau yang juga disebabkan persoalan wanita. Dikisahkan bahwa Rasulullah saw. memiliki anak angkat yang sebelumnya berstasus budak bernama Zaid. Dia memiliki wajah yang kurang menarik, namun Rasulullah kemudian mencarikan wanita yang cantik untuk menjadi isterinya bernama Zainab. Akhirnya, rumah tangga Zaid dan Zainab tidak berjalan harmonis, hingga kedua bercerai. Kemudian, Rasulullah menikahi Zainab mantan isteri anak angkatnya itu.
Hal inilah yang kemudian menjadi sumber fitnah dan membuka peluang kalangan yang membenci Rasululah untuk memojokan beliau dengan tuduhan keji terutama darai kalangan munafik. Mereka menyebarkan fitnah, bahwa Muhammad tertarik dengan kecantikan Zainab, hingga Zaid sebagai anak angkat mengalah dan menceraikannya agar Muahmmad bisa menikahinya. Hal itulah yang dibantah oleh Allah swt dalam surat al-Ahzab [33]: 37, yang menegaskan bahwa salah satu tujuan perkawinan itu adalah untuk menghapus tradisi dan adat jahiliyah yang menyamakan status anak angkat dengan anak kandung.
وَإِذْ تَقُولُ لِلَّذِي أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَأَنْعَمْتَ عَلَيْهِ أَمْسِكْ عَلَيْكَ زَوْجَكَ وَاتَّقِ اللَّهَ وَتُخْفِي فِي نَفْسِكَ مَا اللَّهُ مُبْدِيهِ وَتَخْشَى النَّاسَ وَاللَّهُ أَحَقُّ أَنْ تَخْشَاهُ فَلَمَّا قَضَى زَيْدٌ مِنْهَا وَطَرًا زَوَّجْنَاكَهَا لِكَيْ لَا يَكُونَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ حَرَجٌ فِي أَزْوَاجِ أَدْعِيَائِهِمْ إِذَا قَضَوْا مِنْهُنَّ وَطَرًا وَكَانَ أَمْرُ اللَّهِ مَفْعُولًا
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan ni`mat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi ni`mat kepadanya: "Tahanlah terus isterimu dan bertakwalah kepada Allah", sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti. Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap isterinya (menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mu'min untuk (mengawini) isteri-isteri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada isterinya. Dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi.”
12. Goncangan jiwa yang dialami Rasulullah saw. ketika gosip miring menimpa rumah tangga beliau.
Dikisahkan, bahwa setelah terjadinya pertempuran dengan bani al-Mushthalaq, pasukan Islam bermaksud hendak kembali ke Madinah. Dalam rombongan itu isteri Rasulullah Aisyah ra. ikut menemani beliau. Ternyata dalam perjalanan itu, Aisyah tanpa disadari oleh kaum muslimin tertinggal karena mencari cincinya yang hilang. Ketika Aisyah sendiri itulah datang salah seorang sahabat bernama Safwan bin al-Mu’athil dan membawanya kembali ke Madinah. Inilah yang menjadi bahan gosip yang disebarkan oleh gembong munafik Abdullah bin ubay bin Salul.
Abdullah bin Ubay bin Salul dan kawan-kawanya menyebarkan gossip bahwa Aisyah telah berbuat serong dengan Safwan. Hal itu terjadi, karena Aisyah tidak terpuaskan secara biologis oleh Rasulullah. Rasulullah sudah berusia lanjut, sementara Aisyah masih sangat muda. Sehingga, wajar kalau Aisyah juga tertarik kepada pemuda yang masih kuat secara biologis seperti Safwan.
Berita ini sangat menggangu Rasulullah, sehingga hubungan rumah tangga beliau sempat tegang. Akhirnya, Allah swt. menurunkan ayat yang bertujuan membersihkan nama baik Aisyah dan mengembalikan keharmonisan rumah tangga Rasulullah. Seperti terdapat dalam surat an-Nur[24]: 11-15
إِنَّ الَّذِينَ جَاءُوا بِالْإِفْكِ عُصْبَةٌ مِنْكُمْ لَا تَحْسَبُوهُ شَرًّا لَكُمْ بَلْ هُوَ خَيْرٌ لَكُمْ لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ مَا اكْتَسَبَ مِنَ الْإِثْمِ وَالَّذِي تَوَلَّى كِبْرَهُ مِنْهُمْ لَهُ عَذَابٌ عَظِيمٌ(11)لَوْلَا إِذْ سَمِعْتُمُوهُ ظَنَّ الْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بِأَنْفُسِهِمْ خَيْرًا وَقَالُوا هَذَا إِفْكٌ مُبِينٌ(12)لَوْلَا جَاءُوا عَلَيْهِ بِأَرْبَعَةِ شُهَدَاءَ فَإِذْ لَمْ يَأْتُوا بِالشُّهَدَاءِ فَأُولَئِكَ عِنْدَ اللَّهِ هُمُ الْكَاذِبُونَ(13) وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ لَمَسَّكُمْ فِي مَا أَفَضْتُمْ فِيهِ عَذَابٌ عَظِيمٌ(14)إِذْ تَلَقَّوْنَهُ بِأَلْسِنَتِكُمْ وَتَقُولُونَ بِأَفْوَاهِكُمْ مَا لَيْسَ لَكُمْ بِهِ عِلْمٌ وَتَحْسَبُونَهُ هَيِّنًا وَهُوَ عِنْدَ اللَّهِ عَظِيمٌ(15)
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar (11). Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohong itu orang-orang mu'minin dan mu'minat tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata: "Ini adalah suatu berita bohong yang nyata." (12). Mengapa mereka (yang menuduh itu) tidak mendatangkan empat orang saksi atas berita bohong itu? Oleh karena mereka tidak mendatangkan saksi-saksi maka mereka itulah pada sisi Allah orang-orang yang dusta (13). Sekiranya tidak ada kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu semua di dunia dan di akhirat, niscaya kamu ditimpa azab yang besar, karena pembicaraan kamu tentang berita bohong itu (14). (Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar (15).”

Tidak ada komentar: